Jarak Penyinaran Proses Polimerisasi

dengan range panjang gelombang antara 460-480 nm sehingga sangat hemat energi dan dapat dioperasikan dengan tenaga baterai. Akan tetapi, bandwidth yang sempit tersebut dapat berpengaruh terhadap polimerisasi beberapa jenis resin komposit yang tidak mengandung camphorquinone sehingga kondisi optimum light curing yang seharusnya berada di luar bandwidth tersebut tidak dapat tercapai. 19

2.5.2 Jarak Penyinaran

Faktor yang mempengaruhi kualitas polimerisasi resin komposit yaitu intensitas cahaya, lama penyinaran, panjang gelombang cahaya, ketebalan resin komposit, jarak ujung light curing unit dengan permukaan restorasi, warna resin komposit, dan komposisi bahan resin komposit itu sendiri. 23 Intensitas cahaya suatu light curing unit dipengaruhi oleh jarak ujung light curing unit dengan permukaan resin komposit. 26 Semakin besar jarak penyinaran, maka dispersi cahaya light curing unit akan meningkat sehingga akan sulit untuk memperoleh polimerisasi yang efektif. 24 Gambar 7. Diagram suatu lampu LED. 33 Universitas Sumatera Utara Untuk memperoleh hasil polimerisasi yang maksimal, lapisan restorasi resin komposit yang dimasukkan ke dalam suatu kavitas tidak boleh melebihi ketebalan 2 mm dengan jarak yang ideal antara ujung light curing unit dengan resin komposit adalah 1 mm, dan sumber cahaya diposisikan 90 o tegak lurus dengan permukaan resin komposit. 14,26,39 Akan tetapi, menurut penelitian Radzi et al., jarak penyinaran distandarisasi 5 mm. 26 Jika sudut penyinaran menyimpang dari 90 o terhadap permukaan restorasi, energi cahaya akan menjadi bias dan kemampuan penetrasinya akan berkurang. 14,26 Gambar 8. Semakin besar jarak ujung light curing unit dengan permukaan restorasi maka intensitas cahaya yang mencapai permukaan restorasi akan semakin kecil. 14 Diameter ujung light curing unit juga dapat mempengaruhi kualitas polimerisasi serta intensitas cahaya yang dihasilkan. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Nitta, ditemukan bahwa cahaya yang dihasilkan dari ujung light Universitas Sumatera Utara curing unit yang berdiameter 8 mm dan 10 mm adalah 45 dan 32 dari ujung yang berdiameter 4 mm. Akan tetapi, resin komposit yang disinari baik dengan ujung yang berdiameter 4 mm, 8 mm, maupun 10 mm tidak menunjukkan nilai knoop hardness dengan perbedaan yang signifikan pada waktu penyinaran yang lebih dari 10 detik. Selain itu, tidak boleh digunakan light curing unit dengan ujung yang berdiameter yang lebih kecil daripada diameter kavitas dengan daerah penyinaran yang terisolasi pada daerah tertentu. Untuk memastikan polimerisasi resin komposit yang adekuat, diperlukan penyinaran yang overlap jika menggunakan ujung light curing unit yang berdiameter kecil. 44 Universitas Sumatera Utara

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN