Komposisi filler yang tinggi dapat menyebabkan kekentalan atau viskositas menjadi meningkat sehingga sulit untuk mengisi celah kavitas yang kecil. Akan tetapi, dengan
semakin besarnya komposisi filler juga menyebabkan bahan ini dapat mengurangi pengerutan selama polimerisasi dan adanya perbaikan sifat fisik terhadap adaptasi
marginal.
14
Resin komposit packable diindikasikan untuk restorasi klas I, klas II dan klas VI MOD.
3
b. Resin komposit flowable
Resin komposit flowable pertama kali diperkenalkan pada pertengahan tahun 1990.
10,33
Dan pada akhir tahun 1996, resin komposit flowable digunakan sebagai bahan restorasi alternatif untuk restorasi klas V.
34
Resin komposit flowable mempunyai muatan filler berkisar antara 42-53 volume.
31
Komposisi filler yang rendah dan kemampuan flow yang lebih tinggi menyebabkan resin komposit tipe ini
memiliki viskositas yang lebih rendah sehingga dapat dengan mudah untuk mengisi atau menutupi celah kavitas yang kecil.
31,34
Selain itu, bahan restorasi ini dapat membentuk suatu lapisan elastis yang dapat mengimbangi tekanan pengerutan
polimerisasi. Indikasi resin komposit flowable ditujukan untuk restorasi kavitas klas V, restorasi kavitas klas I dan klas II dengan tekanan oklusal yang minimal, kavitas
enamel, dan juga dapat digunakan sebagai pit dan fisur sealant serta sebagai liner.
3,29,34
2.2 Sistem Adhesif
Perlekatan yang sebenarnya antara resin komposit dan jaringan gigi biasanya diperantarai oleh penggunaan suatu bahan bonding adhesive.
35
Buonocore pada tahun
Universitas Sumatera Utara
1955 pertama kali memperkenalkan teknik mengetsa enamel dengan asam phosphor untuk meningkatkan perlekatan terhadap enamel.
35,36
Berdasarkan jumlah tahap-tahap dalam aplikasinya, sistem adhesif dapat dibagi menjadi :
1. Total-etch adhesive system
Memerlukan pencucian pada permukaan yang dietsa, antara lain : a.
Three-step total-etch adhesive Sistem adhesif ini merupakan sistem adhesif generasi ke-4.
35
Terdiri dari tiga tahap aplikasi yaitu tahap etching, dilanjutkan dengan tahap priming, dan tahap
bonding.
36
Bahan adhesif ini mampu mengetsa enamel dan dentin secara bersamaan dengan asam phosphor 40 selama 15 sampai 20 detik. Untuk mencegah kolagen
kolaps, permukaan dentin harus dibiarkan dalam keadaan lembab. Akan tetapi sensitivitas teknik sistem adhesif ini cukup tinggi, karena keadaan dentin yang
lembab sulit diperoleh dengan benar dan hal itu dapat menyebabkan tidak tercapainya perlekatan yang ideal jika dentin terlalu basah atau terlalu kering.
37
b. Two-step total-etch adhesive
Sistem adhesif ini merupakan sistem adhesif generasi ke-5.
35
Bahan primer dan adhesif digabung dalam satu kemasan yang diaplikasikan setelah dilakukan
pengetsaan enamel dan dentin dengan asam phosphor 35 - 37 selama 15 sampai 20 detik.
36,37
Tahapan aplikasi sistem adhesif ini lebih sederhana daripada sistem adhesif generasi ke-4, akan tetapi kelembaban dentin yang ideal masih sulit untuk dicapai.
36
2. Self-etch adhesive system
Universitas Sumatera Utara
Tidak memerlukan tahap pencucian pada permukaan yang dietsa. Bahan etsa dan primer digabung menjadi satu, antara lain :
a. Two-step self-etch adhesive
Sistem adhesif ini merupakan sistem adhesif generasi ke-6.
35
Sistem adhesif ini juga dikenal sebagai “self-etching primers”. Tahap pengetsaan asam dihilangkan
dengan mengaplikasikan suatu acidic primer pada permukaan enamel dan dentin setelah preparasi gigi.
36
Keuntungannya adalah bahwa sensitivitas teknik pada sistem adhesif ini tidak tinggi karena tidak tergantung dengan keadaan kelembaban dentin.
Karena dentin tidak dietsa terlebih dahulu dengan asam phosphor sehingga resiko kolapsnya kolagen dapat dieliminasi. Hal ini berarti permukaan gigi dapat
dikeringkan dengan semprotan udara sebelum aplikasi self-etching primer.
35
Akan tetapi, sistem adhesif ini memiliki kekuatan perlekatan ke enamel yang lebih rendah
daripada sistem adhesif generasi ke-4 dan ke-5, karena asam yang digunakan pada sistem adhesif ini lebih lemah sehingga tidak dapat mengetsa enamel dengan
efektif.
36,37
b. One-step self-etch adhesive
Sistem adhesif ini merupakan sistem adhesif generasi ke-7.
35
Sistem adhesif ini menggabungkan bahan etsa, primer dan bonding dalam satu kemasan, sehingga hanya
terdiri dari satu tahap aplikasi.
36
One-step self-etch adhesive adalah alternatif sistem adhesif yang menguntungkan untuk restorasi karena dapat digunakan dengan mudah. Tujuan
aplikasi one-step self-etch adhesive adalah untuk memudahkan prosedur restorasi dengan mengurangi langkah-langkah yang dibutuhkan dalam prosedur bonding.
Universitas Sumatera Utara
Smear layer tidak dihilangkan, sehingga potensi sensitivitas post-operative dapat dikurangi.
38
Akan tetapi, kekuatan perlekatan dan penutupan tepi sistem adhesif ini sama dengan sistem adhesif generasi ke-6.
36
Selain itu, pada saat bahan adhesif diaplikasikan dan dipolimerisasi, bahan adhesif akan menjadi lebih hidrofilik daripada two-step self-etch adhesive, sehingga
cenderung lebih menyerap air. Hal ini dapat mengakibatkan terjadinya degradasi perlekatan antar permukaan.
35
2.3 Kebocoran Mikro pada Restorasi Klas V