Alat-alat Bahan-bahan Sukarelawan Pengujian Aktivitas Anti-

17

BAB III METODE PENELITIAN

Metode penelitian ini dilakukan secara eksperimental. Penelitian ini meliputi pembuatan sediaan krim anti- aging menggunakan ekstrak kulit buah delima dengan konsentrasi 2,5, 5, 7,5, dan 10, pemeriksaan terhadap sediaan uji homogenitas, uji pH, penentuan tipe emulsi, uji stabilitas sediaan, uji iritasi, pengelompokan sukarelawan, dan pembuktian kemampuan sediaan sebagai anti- aging .

3.1 Alat-alat

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah: skin analyzer dan moisture checker Aramo-SG, lumpang porselin, stamfer, cawan porselin, alat- alat gelas, penangas air, pH meter Hanna Instrument, dan neraca analitik Dickson, blender.

3.2 Bahan-bahan

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah: asam stearat, setil alkohol, sorbitol, propilen glikol, trietanolamin, nipagin, air suling, pewangi, ekstrak kulit buah delima, metil biru, larutan dapar pH asam 4,01, larutan pH netral 7,01, etanol 70.

3.3 Sukarelawan

Sukarelawan adalah wanita sebanyak 18 orang berumur 20-30 tahun memiliki kulit punggung tangan yang kering dan berkerut karena sering terpapar sinar matahari. Universitas Sumatera Utara 18 3.4 Pengumpulan dan Pengolahan Sampel 3.4.1 Teknik pengumpulan sampel Pengambilan bahan tumbuhan dilakukan secara purposif yaitu tanpa membandingkan tumbuhan yang sama dengan daerah lain. Bahan tumbuhan yang digunakan adalah kulit buah delima yang diambil dari daerah Lampoh Daya, Banda Aceh, Kecamatan Jaya Baru, Provinsi Nanggroe Aceh Darusalam.

3.4.2 Identifikasi tumbuhan

Identifikasi tumbuhan dilakukan di Herbarium Bogoriense, Bidang Botani, Pusat Penelitian Biologi, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia LIPI. Hasil identifikasi dapat dilihat pada Lampiran 1 halaman 46.

3.4.3 Pengolahan sampel

Buah delima segar sebanyak 5 kg, disortasi, dikumpulkan, dicuci, lalu ditiriskan, kemudiaan pisahkan kulitnya dengan isinya, ditimbang kulit buah delima 2 kg sebagai berat basah. Kemudian diiris dikeringkan dilemari pengering suhu 40-50 C hingga kering dan diperoleh berat kering sebanyak 1 kg. Lalu dihaluskan menggunakan blender hingga menjadi serbuk, disimpan dalam wadah yang terlindung dari sinar matahari.

3.4.4 Pembuatan ekstrak kulit buah delima

Cara pembuatan ekstrak kulit buah delima adalah dengan metode maserasi. Prosedur pembuatan ekstrak: sebanyak 500 g kulit buah delima, yang telah dihaluskan dimasukkan dalam bejana. Simplisia direndam dengan penyari etanol 70 sebanyak 3,75 liter. Biarkan 5 hari, diaduk sehari sekali. Setelah 5 hari, disaring, serkai, ampas diperas. Ampas ditambah cairan penyari 1,25 liter, Universitas Sumatera Utara 19 aduk serkai hingga keseluruhan sari yang diperoleh 5 liter. Hasil maserat diuapkan dengan rotary evaporator hingga diperoleh ekstrak kulit buah delima yang kental.

3.5 Formulasi Sediaan Krim

3.5.1 Formula krim Young, 1972

Sediaan krim dibuat berdasarkan formula dasar yang menggunakan tipe dasar krim minyak dalam air Young, 1972 : R Asam stearat 12 Setil alkohol 0,5 Sorbitol 5 Propilen glikol 3 Trietanolamin 1 Gliserin 1-5 tetes Nipagin q.s Air suling ad 100 Parfum 1-3 tetes

3.5.2 Formulasi modifikasi

Formulasi krim yang digunakan dimodifikasi tanpa gliserin karena fungsinya sama dengan propilen glikol dan sorbital dan fungsinya sebagai humektan lebih baik. Formulasi dasar krim sebagai berikut: R Asam stearat 12 Setil alkohol 0,5 Sorbitol 5 Propilen glikol 3 Trietanolamin 1 Nipagin 0,2 Air suling ad 100 Parfum 1-3 tetes Konsentrasi ekstrak kulit buah delima yang digunakan dalam pembuatan sediaan krim anti- aging masing-masing adalah 2,5, 5, 7,5, dan, 10 b b . Formulasi dasar krim tanpa ekstrak kulit buah delima dibuat sebagai blanko. Rancangan formulasi dijelaskan sebagai berikut Tabel 3.1 di bawah ini. Universitas Sumatera Utara 20 Tabel 3.1 Komposisi bahan dalam krim Bahan Konsentrasi gram Krim A Krim B Krim C Krim D Krim E Asam stearat 12 12 12 12 12 Setil alkohol 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 Sorbitol 5 5 5 5 5 Trietanolamin 1 1 1 1 1 Nipagin 0,2 0,2 0,2 0,2 0,2 Propilen glikol 3 3 3 3 3 Ekstrak 2,5 5 7,5 10 Air suling Ad 100 Ad 100 Ad 100 Ad 100 Ad 100 Pewangi 3 tetes 3 tetes 3 tetes 3 tetes 3 tetes Keterangan: Krim A : Blanko tanpa ekstrak kulit buah delima Krim B : Konsentrasi ekstrak kulit buah delima 2,5 Krim C : Konsentrasi ekstrak kulit buah delima 5 Krim D : Konsentrasi ekstrak kulit buah delima 7,5 Krim E : Konsentrasi ekstrak kulit buah delima 10

3.5.3 Pembuatan sediaan krim

Cara pembuatan krim : Asam stearat, setil alkohol dimasukkan ke dalam cawan penguap dan dilebur di atas penangas air pada suhu 70°C massa I. Sorbitol, TEA, nipagin dilarutkan di dalam air panas yang telah ditakar pada suhu 70°C massa II. Dimasukkan air panas ke dalam lumpang. Kemudian keringkan lumpang dan alu, masukkan massa I ke dalam lumpang dan kemudian tambahkan massa II ke dalamnya, gerus sampai terbentuk massa krim. Digerus ekstrak kulit buah delima dan propilen glikol, kemudian tambahkan dasar krim gerus sampai homogen lalu ditambahkan 3 tetes pewangi. Pembuatan dilakukan dengan cara yang sama untuk semua formula dengan konsentrasi ekstrak kulit buah delima yang berbeda. Universitas Sumatera Utara 21 3.6 Pemeriksaan Terhadap Sediaan 3.6.1 Pemeriksaan homogenitas Sejumlah tertentu sediaan jika dioleskan pada sekeping kaca atau bahan transparan lain yang cocok, sediaan harus menunjukkan susunan yang homogen dan tidak terlihat adanya butiran kasar Ditjen POM, 1979.

3.6.2 Penentuan pH sediaan

Penentuan pH sediaan dilakukan dengan menggunakan pH meter. Alat terlebih dahulu dikalibrasi dengan menggunakan larutan dapar pH netral pH 7,01 dan larutan dapar pH asam pH 4,01 hingga alat menunjukkan harga pH tersebut. Kemudian elektroda dicuci dengan air suling, lalu dikeringkan dengan tissue. Sampel dibuat dalam konsentrasi 1 yaitu ditimbang 1 gram sediaan dan dilarutkan dalam 100 ml air suling. Kemudian elektroda dicelupkan dalam larutan tersebut. Dibiarkan alat menunjukkan harga pH sampai konstan. Angka yang ditunjukkan pH meter merupakan pH sediaan Rawlins, 2002.

3.6.3 Penentuan tipe emulsi sediaan

Penentuan tipe emulsi sediaan dilakukan dengan penambahan sedikit biru metil ke dalam sediaan, jika larut sewaktu diaduk, maka emulsi tersebut adalah tipe minyak dalam air ma, tetapi bila hanya bintik-bintik biru berarti sediaan tersebut tipe emulsi air dalam minyak am Ditjen POM, 1985.

3.6.4 Pengamatan stabilitas sediaan

Masing-masing sediaan krim dimasukkan ke dalam pot plastik, disimpan pada suhu kamar dan diukur parameter-parameter kestabilan seperti bau, warna, dan pH dievaluasi selama penyimpanan 12 minggu dengan pengamatan setiap 1 minggu National Health Surveillance Agency, 2005. Universitas Sumatera Utara 22

3.6.5 Uji iritasi terhadap sukarelawan

Percobaan ini dilakukan pada 10 orang sukarelawan. Sediaan yang digunakan dengan konsentrasi tertinggi yaitu 10, sediaan dioleskan di belakang telinga membentuk lingkaran, lalu dibiarkan selama 24 jam dengan diamati setiap 4 jam sekali apakah terjadi iritasi kulit atau tidak Ditjen POM, 1985. Eritema: tidak eritema 0, sangat sedikit eritema 1, sedikit eritema 2, eritema sedang 3, eritema sangat parah 4. Edema: tidak edema 0, sangat sedikit edema 1, sedikit edema 2, edema sedang 3, edema sangat parah 4 Barel dkk., 2009.

3.7 Pengujian Aktivitas Anti-

aging Pengujian aktivitas anti- aging menggunakan sukarelawan sebanyak 18 orang dan dibagi menjadi 6 kelompok, yaitu: Kelompok I : 3 orang sukarelawan untuk krim A blanko Kelompok II : 3 orang sukarelawan untuk krim B konsentrasi ekstrak kulit buah delima 2,5 Kelompok III : 3 orang sukarelawan untuk krim C konsentrasi ekstrak kulit buah delima 5 Kelompok IV : 3 orang sukarelawan untuk krim D konsentrasi ekstrak kulit buah delima 7,5 Kelompok V : 3 orang sukarelawan untuk krim E konsentrasi ekstrak kulit buah delima 10 Kelompok VI : 3 orang sukarelawan untuk krim F krim anti- aging produk pasaran Semua sukarelawan ditandai lingkaran pada punggung tangan berdiameter 3 cm, diukur kondisi kulit awal meliputi: kadar air moisture , kehalusan evenness , besar pori pore , banyaknya noda spot , keriput wrinkle dan kedalaman keriput dengan menggunakan skin analyzer sesuai dengan parameter Universitas Sumatera Utara 23 pengukuran. Setelah pengukuran kondisi kulit awal, perawatan mulai dilakukan dengan pengolesan krim hingga merata seluas area yang telah ditandai, krim dioleskan berdasarkan kelompok yang telah ditetapkan di atas, pengolesan dilakukan sebanyak 2 kali sehari selama 4 minggu. Perubahan kondisi kulit diukur setiap minggu selama 4 minggu dengan menggunakan skin analyzer .

3.8 Analisis Data