5
2.1.3 Kegunaan
Pada kulit delima banyak mengandung senyawa fenolik, dimana juga mempunyai aktivitas antioksidan yang tinggi, oleh karena itu disebut delima kaya
akan antioksidannya Madrigal
et al
, 2009. Kulit buah delima juga dapat menghambat basil typhoid dan dapat mengendalikan penyebaran infeksi virus
polio, virus herpes simpleks, diabetes dan virus HIV. Selain yang sudah disebutkan tadi, khasiat tanin yang terdapat pada kulit buah delima berkhasiat
untuk peluruh cacing usus, menghambat pertumbuhan bakteri dan mengobati diare Raquibul dan Sathya, 2009.
2.2 Kosmetika
Kosmetik telah dikenal sejak zaman dahulu kala dan merupakan unsur kebudayaan masyarakat, sebab kecantikan dan kesehatan lahir batin merupakan
vitalitas hidup yang harus dimiliki oleh setiap orang, baik wanita maupun pria Rostamailis, 2005.
Kosmetik yang dalam bahasa Inggris disebut “cosmetics” berasal dari
bahasa Yunani “kosmetikos” yang berarti kecakapan dalam menghias, juga dari kata “kosmein” yang berarti menata atau menghias. Kosmetik merupakan
sediaanpaduan bahan yang siap digunakan pada bagian luar badan epidermis, rambut, kuku, bibir dan organ kelamin luar, gigi dan rongga mulut untuk
membersihkan, menambah daya tarik, mengubah penampilan, melindungi supaya dalam keadaan baik, memperbaiki bau badan tetapi tidak dimaksudkan untuk
mengobati atau menyembuhkan penyakit Tranggono Latifah, 2007.
Universitas Sumatera Utara
6 Tujuan pemakaian kosmetika adalah melindungi tubuh dari alam, panas,
sinar matahari, terbakar, dingin, kekeringan, iritasi dan gigitan nyamuk. Akan tetapi perkembangan zaman yang semakin maju kosmetika di tuntut mengikuti hal
tersebut di mana pemakaian kosmetika sekarang adalah meningkatkan daya tarik, kepercayaan diri dan ketenangan, melindungi kulit dari sinar UV, polusi dan
menghindari penuaan dini Kurniati, 2011.
2.3 Kulit
Bagian tubuh yang paling utama yang perlu diperhatikan dalam tata kecantikan, yaitu kulit. Kulit sangat berperan dalam pertahanan kita, dalam
terpapar sinar matahari, polusi dan berbagai lainnya. Pemahaman tentang anatomi dan fisiologi kulit akan membantu mempermudah perawatan kulit untuk
mendapatkan kulit yang segar, lembab, halus, lentur dan bersih Kurniati, 2011.
Kulit adalah berfungsi sebagai barier protektif yang memberikan respon baik terhadap tantangan eksternal maupun internal dan berperan serta dalam
pemeliharaan homeostatis. Secara struktural, kulit merupakan kombinasi jaringan kompleks yang terdiri atas dua lapisan, epidermis dan dermis. Epidermis, lapisan
permukaan yang tipis, sangat rapat ke dermis, lapisan kulit yang lebih dalam terletak di bawahnya. Selanjutnya dermis, melekat ke seluruh jaringan subkutan.
Kulit menjalani fungsi proteksi, regulasi suhu, sensasi stimulus eksterna, pembentukan vitamin D, eliminasi air dan garam Anderson, 1996.
2.3.1 Struktur kulit
Kulit terdiri atas bagian besar dengan fungsi yang berbeda-beda, yaitu lapisan kulit ari
epidermis
, lapisan kulit jangat
dermis
, dan lapisan hipodermis
subkutan
Putro, 1997.
Universitas Sumatera Utara
7 Lapisan epidermis terdiri dari empat lapisan sel, yaitu dari luar ke dalam
disebut lapisan tanduk stratum korneum yang merupakan stratum terakhir dari sel-sel epidermis yang terkeratinisasi dan bersifat elastis. Lapisan butir stratum
granulosum lapisan ini terdiri dari satu atau dua lapisan sel-sel mati sel gepeng, memanjang secara horizontal dan mengandung substansi kecil yang disebut
keratohialin. Lapisan tajuk stratum spinosum lapisan ini terdiri dari sel-sel poligonal mempunyai ruas-ruas dan menonjol. Lapisan tunas stratum basale
lapisan ini membatasi epidermis dan dermis, terdiri dari sel-sel hidup yang tersusun seperti pagar, membelah terus-menerus dan merupakan pembaharuan
lapisan-lapisan di atasnya. Pada lapisan ini juga terdapat sel-sel melanosit yang akan menghasilkan pigmen melanin yang bertugas untuk melindungi kulit dari
sinar matahari Putro, 1997 Dermis adalah suatu lapisan yang terdiri dari jaringan ikat yang terletak di
bawah epidermis dan berfungsi sebagai penompang struktur dan nutrisi. Lapisan ini lebih tebal dari pada lapisan epidermis. Dalam dermis ini terdapat substansia
dasar mukopolisakarida, serabut-serabut otot, serabut-serabut kolagen paling banyak , serabut elastin terdapat antara serabut-serabut kolagen. Kesemuanya ini
fungsi dalam kelenturan kulit dan menentukan penampakan kulit, apakah licin, halus mulus atau berkerut Putro, 1997.
Hipodermissubkutan lapisan ini terdiri atas jaringan konektif, pembuluh darah, dan sel-sel penyimpan lemak yang memisahkan dermis dengan otot, tulang,
dan struktur lain. Lapisan hipodermis berfungsi sebagai cadangan makanan dan bantalan untuk melindungi tubuh dari benturan-benturan fisik serta berperan pula
dalam pengaturan suhu tubuh Putro, 1997.
Universitas Sumatera Utara
8
2.3.2 Fungsi kulit
Kulit memiliki sejumlah fungsi yang sangat penting bagi tubuh, berikut ini adalah fungsi-fungsi dari kulit.
1. Perlindungan atau proteksi, berfungsi melindungi bagian dalam tubuh dari
kontak langsung lingkungan luar, misalnya paparan bahan-bahan kimia, paparan sinar matahari, polusi, bakteri, dan jamur yang dapat
menyebabkan infeksi, serta kerusakan akibat gesekan, tekanan, dan tarikan.
2. Mengeluarkan zat-zat tidak berguna sisa metabolisme dari dalam tubuh.
Sisa metabolisme dikeluarkan bersama dengan keringat. 3.
Mengatur suhu tubuh. Ketika suhu udara panas, tubuh akan mengeluarkan keringat dalam jumlah banyak dan memperlebar pembuluh darah sehingga
panas akan terbawa keluar dari tubuh. 4.
Menyimpan kelebihan lemak. 5.
Sebagai indra peraba yang memungkinkan otak merasakan sejumlah rasa, seperti panas, dingin, sakit, dan beragam tekstur.
6. Tempat pembuatan vitamin D dengan bantuan sinar matahari. Sangat
diperlukan tubuh untuk pembentukan tulang. 7.
Mencegah terjadinya kehilangan cairan tubuh Achroni, 2012.
2.3.3 Jenis-jenis kulit
a. Kulit normal : jenis kulit yang baik yakini tidak terlalu berminyak dan
tidak terlalu kering, cerah, segar, elastis, berpori-pori kecil, dan memiliki warna rata.
Universitas Sumatera Utara
9 b.
Kulit kering : memiliki aktivitas minyak kurang aktif, teksturnya tipis serta rentan terhadap perubahan suhu dan kelembaban, yakini kering, kusam,
pecah-pecah, kaku bersisik, serta mudah mengelupas dan timbul keriput. c.
Kulit berminyak : aktivitas kelenjer minyak yang berlebih, teksturnya kasar, tampak berkilat, dan terjadi pembesaran pori-pori.
d. Kulit kombinasi : kulit ini merupakan gabungan dari dua kombinasi, yaitu
kulit kering dan kulit berminyak. e.
Kulit sensitif : kulit jenis ini memberikan respon secara berlebihan terhadap benda-benda atau kondisi tertentu, misalnya perubahan suhu,
cuaca, bahan kosmetik, atau bahan kimia lain yang menyebabkan gangguan kesehatan kulit Setiabudi,2014.
2.4 Penuaan Dini 2.4.1 Pengertian penuaan dini
Penuaan adalah suatu proses alami yang merupakan penuaan intrinsik dan
photoaging
mengarah secara progresif kepada kehilangan integritas struktural dan fungsi fisiologis dari kulit. Penuaan intrinsik penuaan kronologik atau biologis
adalah secara definisi, tidak dapat dihindari karena oleh pengaruh waktu biologis pada kulit, yang tidak dipengaruhi oleh paparan matahari berulang. Paparan
kronik berulang dari sinar matahari UV kepada kulit manusia menyebabkan yang ditandai dengan perubahan morfologis, histologis, biokimia, biofisika yang
diuraikan sebagai
photoaging
Barel, et al., 2009. Penuaan akan terjadi seiring bertambahnya usia, proses degeneratif
penurunan akan berlangsung pada usia diatas 30 tahun. Sel akan mencapai tingkat matang saat berumur 20-25 tahun Dian, 2014.
Universitas Sumatera Utara
10
2.4.2 Tanda-tanda penuaan dini
Berikut ini tanda-tanda penuaan dini: 1.
Keriput dan Mengendur Seiring bertambahnya usia, jumlah kolagen dan elastin kulit semaking
berkurang. Akibatnya, kulit kehilangan elastisitasnya sehingga tampak keriput dan mengendur.
2. Muncul Noda Hitam
Muncul di area yang sering terpapar sinar matahari seperti wajah, lengan, dan tangan.
3. Kulit Kasar
Rusaknya kolagen dan elastin akibat paparan sinar matahari membuat kulit menjadi kering dan kasar.
4. Pori-pori Membesar
Akibat penumpukan sel kulit mati, pori-pori kulit menjadi membesar Noormindhawati, 2013.
2.4.3 Faktor penyebab penuaan dini
Faktor-faktor yang berperan pada proses penuaan kulit yang umumnya berhubungan satu sama lain:
a. Umur. Umur adalah faktor fisiologik yang menyebabkan kulit menjadi tua.
Umur bertambah setiap hari dan secara perlahan pasti proses menua terjadi.
b. Genetik. Faktor genetik keturunan menentukan kapan mulai proses
metabolik dalam tubuh, dan dengan kecepatan kapan proses menua akan terjadi.
Universitas Sumatera Utara
11 c.
Rasial. Berbagai ras manusia mempunyai perbedaan struktur dan faal tubuh dalam peranannya terhadap lingkungan sehingga mempunyai
kemampuan yang berbeda dalam mempertahankan diri, misalnya dalam jumlah dan fungsi pigmen melanin.
d. Hormonal. Hormon tertentu dalam tubuh manusia mempunyai peran
penting dalam proses pembentukan sel baru dan proses metabolik untuk mempertahankan kehidupan sel secara baik.
e. Penyakit sistemik. Berbagai penyakit sistemik menyebabkan proses menua
berlangsung lebih cepat, misalnya kencing manis, arteriosklerosis, defisiensi gizi, dan penyakit autoimun, yang menyebabkan terganggunya
sistem biologik seluler. f.
Lingkungan hidup. Lingkungan hidup manusia yang tidak nyaman bagi kulit yaitu suhu, kelembaban, polusi kimia, dan terutama sinar ultraviolet.
g. Lain-lain. Stres pisikis, merokok, minuman keras, bahan tambahan dalam
makanan, radiasi sinar X, dan pajanan bahan kimia, dapat mempercepat penuaan dini Wasitaatmadja, 1997.
2.4.4 Proses terjadinya penuaan dini
Penuaan kulit pada dasarnya terbagi atas 2 proses besar, yaitu penuaan kronologi
chronological aging
dan „photo aging‟. Penuaan kronologi
ditunjukkan dari adanya perubahan struktur, dan fungsi serta metabolik kulit seiring berlanjutnya usia. Proses ini termasuk, kulit menjadi kering dan tipis,
munculnya kerutan halus, adanya
pigmentasi
kulit
age spot
. Sedangkan proses „photo aging‟ adalah proses yang menyangkut berkurangnya kolagen serta serat
elastin kulit akibat dari paparan sinar UV yang berlebihan. Paparan sinar UV yang
Universitas Sumatera Utara
12 berlebihan, dapat menyebabkan kerusakan kulit akibat munculnya enzim
proteolisis dari radikal bebas yang terbentuk. Enzim ini selanjutnya memecahkan kolagen serta jaringan penghubung di bawah kulit dermis Suryadi, 2012.
2.5 Anti-
aging
Anti-
aging
produk perawatan kulit yang mengandung bahan-bahan yang dapat memperlambat timbulnya penuaan pada kulit. Anti-
aging
atau anti penuaan adalah sediaan yang berfungsi mencegah proses kerusakan pada kulit
degeneratif, sehingga mampu mencegah timbulnya tanda-tanda penuaan pada kulit Muliyawan dan Suriana, 2013.
Perawatan anti penuaan dini pada kulit merupakan segmen besar dari pasar produk kosmetik. Ketika terpajan radiasi UV, kulit mengalami perubahan yang
mengakibatkan inflamasi, penuaan kulit dan berbagai gangguan kulit, seperti kulit menua disertai dengan kerutan, penurunan elastisitas, peningkatan kerapuhan kulit
dan penyembuhan luka lebih lambat Pouillot, et al., 2011.
2.5.1 Antioksidan sebagai bahan aktif pada produk anti-
aging
Antioksidan adalah senyawa penting yang sangat bermanfaat bagi kesehatan kulit. Zat ini berfungsi untuk menangkal radikal bebas yang dapat
merusak jaringan kulit. Radikal bebas adalah molekul atau atom yang sifat kimianya sangat tidak stabil. Senyawa ini memiliki satu atau lebih elektron yang
tidak berpasangan. Sehingga, senyawa ini cenderung reaktif menyerang molekul lain untuk mendapatkan elektron guna menstabilkan atom atau molekulnya
sendiri. Serangan ini menyebabkan timbulnya senyawa abnormal yang memicu terjadinya reaksi berantai sehingga merusak sel dan jaringan-jaringan tubuh.
Radikal bebas juga disinyalir sebagai penyebab penuaan dini pada kulit, karena
Universitas Sumatera Utara
13 serangan radikal bebas pada jaringan dapat merusak asam lemak dan
menghilangkan elastisitas, sehingga kulit menjadi kering dan keriput. Antioksidan berperan aktif menetralkan radikal bebas, di mana pada jaringan senyawa radikal
bebas ini mengorbankan dirinya teroksidasi menstabilkan atom atau molekul radikal bebas. Sel-sel pada jaringan kulit pun terhindar dari serangan radikal
bebas. Oleh karena itu, produk-produk perawatan kulit selalu mengandung senyawa antioksidan sebagai salah satu bahan aktif. Termasuk produk-produk
anti-
aging
, yang juga mengandalkan antioksidan untuk melindungi kulit dari pengaruh radikal bebas yang menjadi salah satu faktor penyebab penuaan dini
Muliyawan dan Suriana, 2013. 2.6 Krim
Krim adalah sediaan setengah padat, berupa emulsi mengandung air tidak kurang dari 60 dan dimaksudkan untuk pemakaian luar. Ada dua tipe krim, krim
tipe minyak-air dan krim tipe air-minyak Ditjen POM, 1979. Secara garis besar krim terdiri dari 3 komponen yaitu bahan aktif, bahan
dasar dan bahan pembantu. Bahan dasar terdiri dari fase minyak dalam fase air yang dicampur dengan penambahan bahan pengemulsi
emulgator
kemudian akan membentuk basis krim. Menurut kegunaannya krim anti-
aging
digolongkan dalam kosmetik perawatan Suriana dan Muliyawan, 2013.
2.7 Bahan-bahan Dalam Krim Anti-
Aging
a. Asam stearat
Asam stearat digunakan dalam formulasi topikal digunakan sebagai zat pengemulsi. Konsentrasi asam stearat yang biasa digunakan dalam
Universitas Sumatera Utara
14 formulasi krim berkisar antara 1
– 20. Asam stearat dapat larut dalam propilen glikol Rowe, et al., 2009.
b. Setil alkohol
Lilin tidak berwarna, tidak larut dalam air, bersinar mengkilap, bersisik dengan bentuk mikrokristalin. Lumer pada suhu 48
o
-50
o
C. Larut dalam kloroform, eter, alkohol panas, tidak larut dalam air Tano, 2005.
c. Sorbitol
Sorbitol adalah D-glukosa yang merupakan alkohol hexahydric untuk manosa dan isomernya dengan manitol. Sifatnya tidak berbau, putih,
kristal, dan bubuk higroskopik. Sorbitol memiliki rasa yang menyenangkan, dingin, rasa manis dan memiliki sekitar 50-60 dari
manisnya sukrosa Rowe
et al
., 2009. d.
Propilen glikol Propilen glikol adalah cairan jernih, tidak berwarna, kental, tidak berbau,
dengan rasa manis, agak sangit menyerupai gliserin. Bahan ini dapat berfungsi sebagai pengawet antimikroba, disinfektan, humektan,
plasticizer, pelarut, stabilizer, dan pelarut pembantu yang dapat bercampur dengan air Rowe, et al., 2009.
e. Trietanolamin