31
3.4.2.1 ATM diganti dengan router yang dioperasikan sebagai ATM
Hal ini dilakukan karena untuk melakukan konfigurasi MPLS harus menggunakan perangkat yang berbasis LSR. Konfigurasi ATM LSR harus
melalui CLI. Sedangkan ATM di aplikasi GNS3 tidak dapat mengatur melalui CLI. Oleh sebab itu perangkat ATM diganti dengan menggunakan router, hanya
saja setiap interface yang digunakan adalah interface ATM dan dilakukan konfigurasi seperti ATM sesungguhnya. Tiap interface langsung dikonfigurasi
MPLS dengan PVC 101. Berikut cara konfigurasi pada interface fastfthernet dan interface ATM:
interface ATM interface no ip address
no atm ilmi-keepalive interface ATM sub interface mpls
ip unnumbered Loopback0 no snmp trap link-status
mpls label protocol ldp mpls ip
mpls atm control-vc VPI value
3.4.2.2 Perubahan pengaturan IP address di setiap interface
Perubahan ini dilakukan dikarenakan pada pengaturan MPLS tidak dibuat tunneling untuk setiap PVC. Tidak dibutuhkan tiga buah subinterface. Hanya
dibutuhkan satu subinterface yang langsung dikonfigurasi agar dapat melakukan proses MPLS. Pengaturan tiap ATM dapat dilihat di Tabel 3.4.
Tabel 3.4 Pengaturan IP Address di Setiap Interface Router
Interface IP
PVC R1
F00 10.1.8.124
- F40
10.1.12.124 -
A 10 -
10 1 R2
F00 10.1.9.124
- A 10
- 10 1
Universitas Sumatera Utara
32
Tabel 3.4 Lanjutan Router
Interface IP
PVC R3
F00 10.1.10.124
- F40
10.1.13.124 -
A 10 -
10 1 R4
F00 10.1.11.124
- -
- 10 1
R5 F00
10.1.12.224 -
R6 F00
10.1.13.224 -
3.4.2.3 Penambahan pengaturan IP Loopback
Untuk melakukan proses MPLS, dibutuhkan pengaturan IP loopback di tiap router. Pengaturan IP Loopback dilakukan di router utama jaringan yaitu R1,
R2, R3, dan R4. Sedangkan R5 dan R6 tidak dilakukan pengaturan IP Loopback dikarenakan hanya berupa pembangkit trafik. Berikut cara konfigurasi IP
Loopback pada tiap fastfthernet dan interface ATM: interface Loopback0
ip address ip address subnetmask
3.4.2.4 Pengaturan protocol routing OSPF