33
multilink bundle-name authenticated mpls ldp neighbor alamat ip tetangga 1 password cisco
mpls ldp neighbor alamat ip tetangga 2 password cisco mpls ldp neighbor alamat ip tetangga 3 password cisco
mpls ldp loop-detection mpls ldp session protection
3.4.2.5 Pengujian Jaringan ATM dengan MPLS
Untuk mengetahui apakah jaringan MPLS sudah dapat terkoneksi di setiap router maka di R1 dilakukan pengecekan dengan menggunakan perintah berikut :
show mpls ldp neighbor show mpls ldp binding
show mpls forwarding-table show ip cef
show mpls ip binding show mpls interface
ping IP tujuan traceroute IP tujuan
Setelah mengganti perangkat ATM dengan router yang dioperasikan sebagai ATM, mengubah pengaturan IP address di setiap interface, mengatur
protocol routing OSPF, melakukan konfigurasi MPLS dan saat pengujian tidak ada lagi yang bermasalah maka jaringan sudah dapat digunakan. Konfigurasi
lengkap ATM dengan MPLS dapat dilihat pada Lampiran B.
3.4.3 Pengaturan Trafik Jaringan
Dalam tugas akhir ini dilakukan pengaturan trafik dengan cara melakukan prosses pengiriman paket dari sebuah router ke router lain yang melewati jaringan
ATM ataupun jaringan ATM dengan MPLS. Pengiriman paket ini dapat berbagai jenis protocol-nya, yaitu HTTP, ICMP, FTP, dll. Hal ini disebut IP SLA.
Router yang dikonfigurasi IP SLA atau mengirimkan paket adalah router R5 menuju router R6 begitu juga sebaliknya router R6 menuju router R5. Selain
kedua router tadi, router R2 dan router R4 juga dilakukan pengaturan IP SLA. Kondisi trafik yang dibuat memiliki tiga kondisi, yaitu trafik rendah, trafik sedang
dan trafik tinggi. Tabel 3.5 menunjukkan bentuk frekuensi konfigurasi IP SLA. Konfigurasi lengkap pengaturan trafik jaringan dapat dilihat pada Lampiran C.
Universitas Sumatera Utara
34
Tabel 3.5 Kepadatan Trafik Jenis Layanan
Rendah detik Sedang detik
Tinggi detik ICMP
6 5
1 DNS
5 2
1 G711
1 1
1 G729
1 1
1 HTTP
7 2
1 Telnet
4 3
1 HTTPS
9 5
1 FTP
3 2
1 SSH
3 3
1 3.4.4 Spesifikasi Video
Pada tugas akhir ini, pengujian dilakukan dengan menggunakan satu buah video saja. Video tersebut akan diletakkan di server. Kemudian server melakukan
streaming pada video tersebut kejaringan yang telah dibuat.Spesifikasi video tersebut dapat dilihat pada Tabel 3.6.
Tabel 3.6 Spesifikasi Video Ukuran File
Mb Resolusi px
Durasi menit
Format Bit rate
kbps 14.2
480 5:17
MP4 93
Pengambilan jenis video tersebut dikarenakan kebutuhan pengguna internet yang ingin memilih resolusi video yang berbeda-beda. Penggunaan
format MP4 dikarenakan player video pada halaman website akan beralih ke HTML5 yang tidak mendukung format flv.
3.5
Pengukuran QoS Jaringan
Setelah melakukan konfigurasi jaringan, dan jaringan telah terhubung, maka dilakukan pengukuran QoS di jaringan tersebut. Pengukuran dilakukan
dengan melakukan streaming video dari server ke client. Setelah itu dilakukan
Universitas Sumatera Utara
35
capture paket di sisi client menggunakan aplikasi wireshark. Pengukuran QoS dilakukan dengan menggunakan software WireShark. WireShark mampu
melakukan proses penangkapan atau capture packet data yang melintasi jaringan. Packet data yang melintasi jaringan dari source memiliki IP 10.1.8.2 menuju IP
tujuan yaitu 10.1.10.2. Proses capture dilakukan pada packet data UDP yang di Decode As menjadi packet data RTP seperti pada Gambar 3.6.
Gambar 3.6 Hasil Capture Packet Data UDP di dalam Jaringan
Proses pengamatan packet RTP dilakukan pada end user penerima pemilik IP destination atau client, dalam hal ini berada pada Host 4. Karena di
Host 4 inilah packet data yang berhasil disampaikan dari pengirim menuju ke penerima seperti terlihat pada Gambar 3.7. Pada Gambar 3.7 juga menunjukkan
pengalamatan yang terjadi pada jaringan yang telah disimulasikan. Dalam hal ini end user yang berfungsi sebagai Client adalah Microsoft Loopback dengan alamat
10.1.8.2 dengan default gateway 10.1.8.1.
Gambar 3.7 Pengamatan Packet Data yang Melintasi Jaringan
Universitas Sumatera Utara
36
3.5.1 Pengaturan Streaming Video