96
5. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Masyarakat Tidak Menggunakan Hak Pilihnya Pada Pemilihan Gubernur Sumatera Utara Tahun 2013.
5.1. Status Sosial Ekonomi
Setidaknya ada tiga indikator yang biasa digunakan mengukur variabel status sosial ekonomi, yaitu tingkat pendidikan, tingkat pendapatan dan tingkat
pekerjaan. Dengan pertimbangan agar dapat diukur, maka peneliti membuat kategori dengan penilaian yang tetap dan bukan penilaian menurut individual
terhadap faktor pendidikan, pekerjaan dan penghasilan dalam tingkatan seperti tinggi, sedang dan rendah.
Tabel 3.15. Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan di Kecamatan Medan Johor
No. Pendidikan
Jumlah Persentase
1. Tinggi
9 9
2. Sedang
76 76
3. Rendah
15 15
Jumlah 100
100 Sumber : Kuesioner 2013
Dari kuesioner yang disebarkan pada 100 orang responden Kecamatan Medan Johor, maka diperoleh data responden berdasarkan pendidikan terakhir,
dapat dilihat pada tabel diatas. Secara umum responden yang diperoleh adalah masyarakat yang termasuk dalam kategori pendidikan sedang, yaitu setingkat
SMA dan SMP. Sedangkan yang termasuk dalam kategori pendidikan tinggi ialah yang menempuh pendidikan terakhir sampai pada perguruan tinggi seperti
Diploma dan Sarjana. Begitu juga dengan kategori pendidikan rendah ialah hanya tamatan SD, bahkan tidak sekolah ataupun tidak tamat SD.
Universitas Sumatera Utara
97
Berdasarkan dari uraian diatas menjelaskan bahwa tingginya angka masyarakat yang tidak menggunakan hak pilihnya lebih dekat dengan pendidikan
kelas menengah ataupun sedang, yang cukup memperoleh informasi dengan baik, berwawasan politik, dan memungkinkan untuk kritis terhadap pemilihan walikota.
Karena aspek pendidikan mampu membuat masyarakat memiliki pandangan yang luas dan menciptakan kemampuan lebih besar untuk mempelajari kehidupan
politik serta sangat memungkinkan untuk menguasai aspek-aspek birokrasi, seperti pada saat pendaftaran maupun mempertahan hak sebagai pemilih. Semakin
tinggi tingkat pendidikan seseorang semakin besar kepeduliaanya terhadap politik, sebaliknya semakin rendah tingkat pendidikan seseorang semakin kecil tingkat
kepeduliannya terhadap masalah politik. Namun yang terjadi adalah responden yang memiliki tingkat pendidikan sedang lebih mendominasi dibandingkan
dengan responden yang memiliki tingkat pendidikan rendah dalam hal tidak menggunakan hak pilihnya, hal ini dapat disebabkan oleh dua hal. Pertama,
masyarakat medan johor pada umumnya berpendidikan sedang yaitu setingkat SMA dan SMP sehingga mayoritas responden berpendidikan sedang. Kedua,
masyarakat Medan Johor merupakan massa mengambang, sehingga mudah dimobilisasi khususnya mereka yang berpendidikan rendah, sedangkan responden
yang berpendidikan sedang setidaknya tidak mudah dimobilisasi, karena mereka sudah memiliki pertimbangan rasional dalam menentukan pilihan politiknya,
terlebih lagi bagi masyarakat yang berpendidikan tinggi. Berdasarkan data yang diperoleh dari lapangan dapat disimpulkan bahwa
masyarakat yang berpendidikan tinggi pada umumnya tidak menggunakan hak
Universitas Sumatera Utara
98
pilihnya dipengaruhi oleh ketidakpercayaan pada pemerintah dan calon gubernur, demikian juga dengan masyarakat yang berpendidikan sedang lebih cenderung
dipengaruhi oleh ketidakpercayaan terhadap calon gubernur, sedangkan masyarakat yang berpendidikan rendah lebih mementingkan urusan pekerjaan.
Tabel 3.16. Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan di Kecamatan Medan Johor
No.
Pekerjaan Jumlah
Persentase
1. Pedagang
12 12
2. PNSPensiunan
6 6
3. Wiraswasta
51 51
4. Ibu Rumah Tangga
24 24
5. Mahasiswa
4 4
6. Pengangguran
3 3
Jumlah 100
100 Sumber : Kuesioner 2013
Pada tabel di atas menunjukkan bahwa mayoritas responden di Kecamatan Medan Johor mempunyai pekerjaan sebagai wiraswasta dan sebagian responden
ada yang bekerja sebagai pedagang, PNSPensiunan, Ibu Rumah Tangga, Mahasiswa dan Pengangguran. Dalam hal ini peneliti membagi karakteristik
responden berdasarkan pekerjaan kedalam tiga kategori yaitu. Pertama, kategori tinggi yakni pekerjaan yang berkaitan langsung dengan pemerintah seperti,
Pegawai Negeri Sipil dan pensiunan PNS. Kedua, kategori sedang yakni pekerjaan yang membutuhkan modal maupun skill serta mempunyai penghasilan,
seperti wiraswasta dan pedagang. Ketiga, kategori rendah pekerjaan yang tidak membutuhkan modal maupun skill, tidak memiliki penghasilan serta tidak
berkaitan langsung dengan pemerintah seperti, pengangguran, ibu rumah tangga
Universitas Sumatera Utara
99
dan mahasiswa, dimana pada saat penelitian dilakukan responden tersebut pada umumnya dijumpai sedang berada dirumah pada saat jam kerja.
Bagi masyarakat di Kecamatan Medan Johor khususnya yang bekerja di sektor informal ataupun pekerjaan yang kurang mempunyai kaitan langsung
dengan kebijakan-kebijakan pemerintah, keterlibatan politik dalam pemilu justru dinilai oleh sebagian dari mereka kurang menguntungkan dan tidak ada
keuntungan signifikan yang diperoleh masyarakat dalam keikutsertaan mereka dalam pemilihan. Sebab, jika datang ke TPS, maka mereka kehilangan pemasukan
karena tidak bekerja. Apalagi, jika keterlibatan politik seperti mengikuti aktivitas kampanye, tetapi ada juga masyarakat yang mengikuti kampanye dengan harapan
mendapat bantuan berupa sembako, pakaian dan uang transportasi. Responden beranggapan bahwa pemilihan bukan sarana penting dalam memperbaiki kondisi
kesejahteraan. Dari seluruh responden hanya dua orang responden saja yang bekerja
sebagai Pegawai Negeri Sipil, sedangkan masyarakat kelurahan Pekan Labuhan da sekitar 22.146 orang PNS. Hal ini menunjukkan bahwa perilaku tidak memilih
tampaknya tidak memperoleh dukungan dari kalangan PNS. Rendahnya jumlah PNS yang tidak menggunakan hak pilihnya menunjukkan bahwa mereka masih
antusias untuk mengikuti pemiliu dan menganggap bahwa kehadiran pemilih merupakan salah satu tolak ukur kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah.
Dimana PNS merupakan sektor-sektor yang berkaitan langsung dengan kebijakan pemerintah, para PNS ini juga bertanggungjawab atas kinerja pemerintah.
Universitas Sumatera Utara
100
Bagaimanapun penilaian buruk terhadap pemerintah, tidak menutup kemungkinan ditujukan juga kepada aparat pemerintah atau para pegawai negeri sipil.
Berdasarkan data yang diperoleh dari lapangan dapat disimpulkan bahwa masyarakat yang memiliki pekerjaan kategori tinggi pada umumnya tidak
menggunakan hak pilihnya dipengaruhi oleh ketidakpercayaan pada pemerintah, sedangkan masyarakat yang memiliki pekerjaan kategori sedang lebih cenderung
dipengaruhi oleh ketidakpercayaan pada calon gubernur, demikian juga dengan masyarakat yang memiliki pekerjaan kategori rendah pada umumnya mereka
berhalangan sehingga tidak bisa menggunakan hak pilih.
Tabel 3.17. Distribusi Responden Berdasarkan Penghasilan Kecamatan Medan Johor
No. Penghasilan
Jumlah Persentase
1. Tinggi
7 7
2. Sedang
60 60
3. Rendah
33 33
Jumlah 100
100 Sumber : Kuesioner 2013
Pada tabel di atas dapat dilihat distribusi responden berdasarkan penghasilan dibagi ke dalam tiga kategori, yaitu antara lain. Pertama, kategori
tinggi yaitu responden yang memiliki penghasilan diatas Rp4.000.000. Kedua, kategori sedang yaitu responden yang memiliki penghasilan diantara Rp
1.000.000 - Rp 4.000.000. Ketiga , kategori rendah yaitu responden yang
memiliki penghasilan dibawah Rp 1.000.000. Karakteristik responden di Kecamatan medan johor berdasarkan
penghasilan, dimana responden mayoritas berpenghasilan berkisar Rp 1.000.000- Rp 4.000.000, diikuti oleh responden yang berpenghasilan lebih kecil dari Rp
Universitas Sumatera Utara
101
1.000.000, sisanya ialah masyarakat yang berpenghasilan lebih besar dari Rp 4.000.000. Hal ini menunjukkan bahwa tidak semua orang memiliki peluang yang
sama untuk terlibat dalam partisipasi politik, dimana masyarakat yang memiliki penghasilan sedang ataupun rendah lebih dominan tidak memilih dibandingkan
dengan masyarakat yang berpenghasilan tinggi. Berdasarkan data yang diperoleh dari lapangan dapat disimpulkan bahwa masyarakat yang berpenghasilan tinggi
dan sedang pada umumnya tidak menggunakan hak pilihnya dipengaruhi oleh ketidakpercayaan pada calon gubernur, sedangkan masyarakat yang
berpenghasilan rendah cenderung dipengaruhi oleh ketidakpercayaan pada pemerintah
5.2. Faktor Sosiologis