Definisi Konsep Data Sekunder

59 b. Uji hipotesis dengan menggunakan uji r, untuk mengetahui signifikansi tidaknya hubungan X dengan Y. dengan jalan memperbandingkan r hitung dengan r tabel kemudian digambarkan dengan tabel distribusi normal agar diketahui penerimaan dan penolakan hipotesis. c. Uji koefisien determinasi, yakni untuk melihat besarnya pengaruh atau determinan variabel X terhadap Y dengan rumus: rxy 2 X 100. Sugiyono, 1999 : 27

12. Definisi Konsep

Konsep adalah unsur penelitian yang terpenting dan merupakan definisi yang dipakai oleh para peneliti untuk menggambarkan secara abstrak suatu fenomena social ataupun fenomena alami. Agar tidak menimbulkan kekaburan dan kesalaham didalam pengertian konsep yang dipergunakan, maka perlu ditegaskan batasan-batasan yang dipergunakan dalam tulisan ini. Adapun definisi konsep yang dikemukakan disini adalah sebagai berikut : 1. Media Massa dan Fungsinya Media massa menjadi sangat efektif untuk melakukan propaganda karena media massa memiliki kemampuan mempengaruhi masyarakat yang tinggi. Media massa dapat digunakan untuk self marketing melalui berita dan informasi yang disiarkan, misalnya pada waktu kampanye politik. Melalui informasi-informasi di media sebelumnya telah dikonstruksi, masyarakat pada akhirnya akan terpengaruh oleh berita-berita tersebut dan mengikuti kehendak si pembuat medianya itu sendiri. Sementara itu, fungsi media sebagai media informasi terlihat jelas pada saat terjadi krisis. Media massa menjadi alat penting dalam penyebaran informasi Universitas Sumatera Utara 60 dan mengingatkan masyarakat akan kejadian-kejadian tertentu . Oleh karena itu, rating berita meningkat pada saat terjadi krisis karena setiap orang mengakses media untuk mendapatkan informasi dan konfirmasi tentang krisis yang sedang berlangsung. Dalam komunikasi massa menurut Winarni dipusatkan pada komponen- komponen komunikasi massa, yaitu variabel yang dikandung dalam setiap tindak komunikasi dan bagaimana variabel ini bekerja pada media massa, kelima komponen tersebut adalah: 1. Sumber. Komunikasi massa adalah suatu organisasi kompleks yang mengeluarkan biaya besar untuk menyusun dan mengirimkan pesan. 2. Khalayak. Komunikasi massa adalah komunikasi yang ditujukan kepada massa, yaitu khalayak yang jumlahnya besar yang bersifat heterogen dan anonim. 3. Pesan. Pesan dalam komunikasi massa bersifat umum, maksudnya adalah setiap orang bisa mengetahui pesan-pesan komunikasi dari media massa. 4. Proses. Ada dua proses dalam komunikasi massa yaitu: 1 Komunikasi massa merupakan proses satu arah. Komunikasi ini berjalan dari sumber ke penrima dan tidak secara langsung dikembalikan kecuali dalam bentuk umpan balik tertunda. 2 Komunikasi massa merupakan proses dua arah Proses seleksi. Baik media ataupun khalayak melakukan seleksi. Media Universitas Sumatera Utara 61 menyeleksi khalayak sasaran atau penerima menyeleksi dari semua media yang ada, pesan manakah yang mereka ikuti. 5. Konteks komunikasi massa berlangsung dalam suatu konteks sosial. Media mempengaruhi konteks sosial masyarakat, dan konteks sosial masyarakat mempengaruhi media massa. Winarni, 2003 : 4-5 2. Raionalitas Pemilih Pilihan rasional melihat kegiatan perilaku memilih sebagai produk kalkulasi antara untung dan rugi. Ini disebabkan karena pemilih tidak hanya mempertimbangkan ongkos memilih dan kemungkinan suaranya dapat mempengaruhi hasil yang diharapkan, tetapi juga perbedaan dari alternatif- alternatif berupa pilihan yang ada. Pemilih di dalam pendekatan ini diasumsikan memiliki motivasi, prinsip, pendidikan, pengetahuan, dan informasi yang cukup. Pilihan politik yang mereka ambil dalam pemilu bukanlah karena faktor kebetulan atau kebiasan melainkan menurut pemikiran dan pertimbangan yang logis. Berdasarkan informasi, pendidikan dan pengetahuan yang dimiliki pemilih memutuskan harus menentukan pilihannya dengan pertimbangan untung dan ruginya untuk menetapkan pilihan atas alternatif-alternatif yang ada kepada pilihan yang terbaik dan yang paling menguntungkan baik untuk kepentingan sendiri self interest maupun untuk kepentingan umum. 25 Sebenarnya Teori Pilihan Rasional diadopsi oleh ilmuwan politik dari ilmu ekonomi. Karena didalam ilmu ekonomi menekankan modal sekecil-kecilnya 25 Dennis Kavanagh, Political Science and Political Behavior, dalam FS Swartono, dan Ramlan Surbakti, 1992, Memahami Ilmu Politik, PT Gramedia Widiasarana, Jakarta, hal.146 Universitas Sumatera Utara 62 untuk mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya. Hal ini senada dengan perilaku politik yaitu seseorang memutuskan memilih kandidat tertentu setelah mempertimbangkan untung ruginya sejauh mana program-program yang disodorkan oleh kandidat tersebut akan menguntungkan dirinya, atau sebaliknya malah merugikan. Para pemilih akan cenderung memilih kandidat yang kerugiannya paling minim. Dalam konteks teori semacam itu, sikap dan pilihan politik tokoh-tokoh populer tidak selalu diikuti oleh para pengikutnya kalau ternyata secara rasional tidak menguntungkan. Beberapa indikator yang biasa dipakai oleh para pemilih untuk menilai seorang kandidat khususnya bagi pejabat yang hendak mencalonkan dalam Pemilihan Gubernur Tahun 2013 adalah sebagai berikut: 1. Kualitas 2. Kompetensi 3. Integrasi kandidat. 3. Partisipasi Politik Partisipasi politik adalah keitkutsertaan pada kebijaksanaan pemerintah dan pada terrwujudnya kebijaksanaan itu. Partisipasi politik akan lebih banyak dijalankan apabila partisipasi itu dianggap lebih perlu dan lebih memadai, dengan demikian berarti bahwa lebih sedikit partisipasi politik apabila para warga menganggap partisipasi tersebut kurang perlu efektif. Partisipasi politik akan lebih sedikit apabila semakin demokratis. Universitas Sumatera Utara 63 Tabel 1.3 Bentuk-bentuk partisipasi politik publik Partisipasi Konvensional Partisipasi Non-Konvensional • Pemberian suara • Diskusi politik • Membentuk dan bergabung dalam kelompok kepentingan • Komunikasi dengan penjabat politik • Pengajuan petisi • Demonstrasi • Konfrontasi • Mogok • Tindak kekerasan terhadap harta benda • Tindak kekerasan terhadap manusia • Revolusi • Gerilya Sumber : Gabriel Almond dalam Leo Agustino, 2007:61 Disamping itu, Michael Rush dan Philip Althof menjelaskan beberapa bentuk aktivitas politik dan melihat apakah terdapat hubungan yang hirarkis antara peristiwa-peristiwa politik. Namun hirarki tersebut paling tidak secara sederhana dapat menunjukkan taraf atau luasnya partisipasi. Semakin tinggi tingkatan partisipasi, semakin sempit ruang partisipasinya. Dengan kata lain, ruang partisipasi akan terbuka lebar pada tingkat partisipasi yang lebih rendah 26 Menduduki jabatan politik atau administrasi . Tabel 1.4. Hirarki Partisipasi Politik Mencari jabatan politik atau administrasi Keanggotaan aktif suatu organisasi politik Keanggotaan pasif suatu organisasi politik Keanggotaan aktif suatu organisasi semu politik quasi political Keanggotaan pasif suatu organisasi semu politik Partisipasi dalam rapat umum. Demonstrasi, dan sebagainya Partisipasi dalam diskusi politik informal minat umum dalam politik Voting pemberian suara Apati total Sumber : M. Khoirul Anwar dalam Perilaku Partai Politik. 26 M. Khoirul Anwar, Op. Cit. Hal. 20. Universitas Sumatera Utara 64 Adapun definisi operasional adalah sebagai berikut: Tabel 1.4. Definisi Operasional Variabel Media Massa X Variabel Rasionalitas Pemilih Y1 Variabel Partisipasi Politik Y2 Sumber Khalayak Pesan Proses Konteks Kualitas Kompetensi Integritas Pemberian suara 14.Sistematika pada tulisan Untuk mempermudah dalam pembuatan Skripsi, perlu diperhatikan dalam penyusunnannya. Oleh karena itu Sistematika Skripsi yang baik dan benar sangat diperlukan. Secara garis besar Skripsi dapat dibagi menjadi tiga bagian, yaitu awal, isi, dan akhir. Cukup Sederhana, berikut adalah sistematika skripsi secara umum :Bagian awal skripsi terdiri dari halaman judul, halaman pengesahan, halaman motto dan persembahan, sari, kata pengantar, daftar isi,daftar gambar, daftar tabel, dan daftar lampiran. 1. Bagian isi skripsi terdiri dari lima bab yaitu:

BAB I : PENDAHULUAN

Pada bab ini memuat latar belakang penelitian, rumusan permasalahan, pembatasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, landasan teori, metodologi penelitian, dan sistematika penulisan. BAB II: DESKRIPSI UMUM OBJEK PENELITIAN Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Perilaku Politik Pemilih Pemula Pada Pemilihan Gubernur Sumatera Utara Tahun 2013 (Studi Kasus Di Kecamatan Tigabinanga Kabupaten Karo)

2 70 105

Perilaku Pemilih Dalam Pemilihan Kepala Daerah (Studi : Perilaku Pemilih Masyarakat di Kelurahan Mangga Kecamatan Medan Tuntungan dalam Pemilihan Gubernur Sumatera Utara 2008)

0 39 77

Peran Media Massa Dalam Membentuk Rasionalitas Pemilih Dan Partisipasi Politik Masyarakat Dalam Pemilahan Gubernur Sumatera Utara Tahun 2013 (Studi Kasus Di Kecamatan Medan Johor)

0 0 13

Peran Media Massa Dalam Membentuk Rasionalitas Pemilih Dan Partisipasi Politik Masyarakat Dalam Pemilahan Gubernur Sumatera Utara Tahun 2013 (Studi Kasus Di Kecamatan Medan Johor)

0 0 4

Peran Media Massa Dalam Membentuk Rasionalitas Pemilih Dan Partisipasi Politik Masyarakat Dalam Pemilahan Gubernur Sumatera Utara Tahun 2013 (Studi Kasus Di Kecamatan Medan Johor)

0 0 65

Peran Media Massa Dalam Membentuk Rasionalitas Pemilih Dan Partisipasi Politik Masyarakat Dalam Pemilahan Gubernur Sumatera Utara Tahun 2013 (Studi Kasus Di Kecamatan Medan Johor)

0 0 13

Peran Media Massa Dalam Membentuk Rasionalitas Pemilih Dan Partisipasi Politik Masyarakat Dalam Pemilahan Gubernur Sumatera Utara Tahun 2013 (Studi Kasus Di Kecamatan Medan Johor)

0 0 3

Perilaku Politik Pemilih Pemula Pada Pemilihan Gubernur Sumatera Utara Tahun 2013 (Studi Kasus Di Kecamatan Tigabinanga Kabupaten Karo)

0 8 45

Perilaku Politik Pemilih Pemula Pada Pemilihan Gubernur Sumatera Utara Tahun 2013 (Studi Kasus Di Kecamatan Tigabinanga Kabupaten Karo)

0 0 10

Perilaku Politik Pemilih Pemula Pada Pemilihan Gubernur Sumatera Utara Tahun 2013 (Studi Kasus di Kecamatan Tigabinanga Kabupaten Karo)

0 3 11