108
Berdasarkan tabel di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa masyarakat masih menganggap perlu untuk mengikuti pemilihan umum khususnya dalam
menentukan pimpinan yang dapat memperbaiki situasi dan keadaan politik, ekonomi, sosial budaya dan lainnya, jadi yang menjadi masalah bukan terletak
pada perlu tidaknya mengikuti pemilu, tetapi lebih cenderung pada ketidakpercayaan terhadap calon gubernur dan wakil gubernur yang menjadi
peserta pemilu.
5.5. Indentifikasi Partai Politik Tabel 3.23. Jawaban Responden Apakah Anggota Partai Politik
No. Jawaban Responden
Jumlah Persentase
1. Ya
- 2.
Tidak 100
100 Jumlah
100 100
Sumber : Kuesioner 2013 Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa tidak ada responden yang merupakan
anggota partai politik. Hal ini membuktikan bahwa masyarakat kecamatan medan Johor kurang tertarik untuk terjun dalam dunia politik khususnya menjadi anggota
partai politik. Jika dilihat dalam kategori partisipasi politik yang dikembangkan oleh Milbrath dan Goel, maka masyarakat Medan Johor cenderung termasuk
dalam kategori partisipan apatis, ialah orang yang tidak berpartisipasi dan menarik diri dari proses politik, seperti tidak menggunakan hak pilih, sedangkan pada
hirarki partisipasi politik mereka termasuk dalam hirarki partisipasi dalam diskusi politik informal minat umum dalam politik. Sebab pada saat penelitian dilakukan
banyak responden khususnya laki-laki dijumpai di kedai kopi, mereka menyebutnya dengan istilah lapo lapangan politik yang setidaknya topik
Universitas Sumatera Utara
109
pembicaraan mereka tidak jarang juga membahas kehidupan politik nasional bahkan maupun perpolitikan daerah, tidak bisa dipungkiri hal ini akibat semakin
bebasnya memperoleh informasi dan sangat berbeda jika dibandingkan pada jaman orde baru, artinya masyarakat semakin cerdas,cermat dan rasional dalam
menentukan pilihan politik yang terbaik menurutnya. Sehingga menurut saya calon gubernur seharusnya pintar dan berkualitas khususnya dalam mencari
simpati dari masyarakat, dengan Tabel 3.24. Jawaban Responden Apakah Partai Politik Sudah Melakukan
Rekruitmen Politik Terhadap Kandidat yang Diusung. No.
Jawaban Responden Jumlah
Persentase
1. Sudah
15 15
2. Belum
45 45
3. Tidak Tahu
40 40
Jumlah 100
100 Sumber : Kuesioner 2013
Rekrutmen politik yang dilakukan oleh partai politik merupakan langkah awal bagi rekrutmen pejabat publik oleh masyrakat melalui pemilihan umum.
Oleh karena itu partai politik dalam menentukan siapa yang akan diusungnya dalam suatu pemilihan umum sebaiknya melakukan rekruitmen politik secara
demokratis, terbuka dan profesional. Dimana salah satu fungsi partai politik ialah sebagai rekruitmen politik dalam proses pengisian jabatan politik melalui
mekanisme demokrasi dengan memperhatikan kesetaraan dan keadilan gender. Fungsi ini berkaitan erat dengan masalah seleksi masalah kepemimpinan, baik
kepemimpinan partai maupun kepemimpinan yang lebih luas. Pada tabel di atas dapat dilihat bahwa pada umumnya responden
menjawab bahwa partai politik belum melakukan rekruitmen politik dalam
Universitas Sumatera Utara
110
mengusung calon gubernur. Responden beranggapan bahwa calon di tentukan berdasarkan banyaknya uang yang dimiliki oleh calon gubernur, sehingga ada
kesan bahwa partai politik merupakan tempat jual beli dukungan, begitu juga dengan responden yang menyatakan tidak tahu mengenai rekruitmen politik yang
dilakukan oleh partai politik terhadap calon gubernur dan wakil gubernur yang diusungnya. Hanya sebagian kecil responden yang mengatakan bahwa partai
politik sudah melalukan rekruitmen politik dalam menentukan calon gubernur dan wakil gubernur yang diusungnya
5.6. Indentifikasi calon gubernur dan wakil gubernur Tabel 3.25. Jawaban Responden Apakah Mengetahui Calon Gubernur
No. Jawaban Responden
Jumlah Persentase
1. Ya
84 84
2. Tidak
16 16
Jumlah 100
100 Sumber : Kuesioner 2013
Mengetahui calon Guberunur Sumatera Utara tahun 2013, maksudnya ialah sejauh mana responden mengetahui tentang indentitas calon gubernur seperti
siapa namanya. Maka berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa dari seluruh responden yang diberikan kuesioner, hanya sebagian kecil saja responden yang
menyatakan bahwa tidak mengetahui siapa calon gubernur SUMUT. Sehingga kemungkinan besar masyarakat yang tidak mengetahui siapa calon walikota
pastinya tidak akan menggunakan hak pilihnya. Adapun alasan mereka tidak menggunakan hak pilihnya lebih disebabkan oleh ketidakpercayaan terhadap
pemerintah, lebih mementingkan pekerjaan, tidak memiliki pilihan serta yang pastinya disebabkan oleh minimnya informasi yang diperoleh. Mereka termasuk
Universitas Sumatera Utara
111
dalam karakteristik pemilih skeptis, pemilih ini tidak memiliki ikatan emosional dengan sebuah partai politik atau seorang kontestan. Ketika banyak pemilih
skeptis, meningkat pula keengganan pemilih untuk memberikan suaranya dan yang terjadi adalah tingginya angka golput.Walaupun sebagian besar masyarakat
Medan Johor mengetahui siapa calon gubernur dan wakil gubernur, hal ini tidak menjamin bahwa mereka akan menggunakan hak pilihnya dan menjatuhkan
pilihannya terhadap salah calon gubernur dan wakil gubernur, sebab mayoritas responden mengatakan mengetahui calon gubernur dan wakil gubernur tetapi
tetap saja mereka tidak menggunakan hak pilihnya dengan alasan, sebagian besar dari mereka tidak percaya terhadap calon gubernur dan wakil gubernur
Pertanyaan selanjutnya adalah apakah responden memiliki hubungan dengan calon gubernur dan wakil gubernur. Hanya empat orang responden saja
yang mengetahui calon gubernur menyatakan bahwa mereka memiliki hubungan dengan calon gubernur dan wakil gubernur seperti satu asal perkampungan, satu
daerah perumahan serta salah satu responden ada yang menjadi tim sukses calon gubernur, ternyata faktor psikologis tidak mendapat dukungan dari mereka sebab
kedekatan dengan calon gubernur dan wakil gubernur tidak menjamin mereka untuk menggunakan hak pilihnya dan menjatuhkan pilihannya terhadap calon
gubernur yang memiliki hubungan dengan mereka. Dimana dari empat orang responden tersebut, tiga diantaranya beralasan tidak percaya dengan calon
gubernur padahal mereka memiliki hubungan yang cukup dekat. Hal ini membuktikan bahwa mereka termasuk dalam kategori pemilih rasional, yang
mana dalam menentukan pilihan politiknya mereka berpikir secara rasional.
Universitas Sumatera Utara
112
Tabel 3.26. Jawaban Responden Apakah Mengetahui Visi Dan Misi Kandidat
No. Jawaban Responden
Jumlah Persentase
1. Ya
22 22
2. Tidak
78 78
Jumlah 100
100 Sumber : Kuesioner 2013
Mayoritas responden mengatakan bahwa mereka tidak mengetahui visi dan misi dari calon gubernur dan wakil gubernur. Dengan demikian sangat sulit
bagi masyarakat untuk menentukan pilihannya yang mengutamakan kemampuan calon gubernur dalam program kerjanya jika masyarakat tersebut mayoritas tidak
mengetahui visi dan misi calon gubernur dan wakil gubernur. Sehingga wajar saja bagi masyarakat yang tidak mengetahui visi dan misi calon gubernur dan wakil
gubernur lebih cenderung tidak menggunakan hak pilihnya disebabkan oleh ketidakpercayaan pada pemerintah. Namun ada juga responden yang mengetahui
visi dan misi calon gubernur dan wakil gubernur. Mengetahui visi dan misi pasangan calon gubernur dan wakil gubernur sangat penting sebab dapat
memberikan pengaruh kepada masyarakat sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan pilihan politiknya, khususnya bagi masyarkat yang mengutamakan
kemampuan pasangan calon walikota melalui program kerjanya dalam menentukan pilihan politiknya. Responden yang mengatakan mengetahui visi dan
misi calon gubernur dan wakil gubernur, pada umumnya mereka tidak menggunakan hak pilihnya disebabkan ketidakpercayaan terhadap pasangan calon
calon gubernur dan wakil gubernur
Universitas Sumatera Utara
113
Tabel 3.27. Jawaban Responden Apakah Percaya Terhadap Pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Dapat Membuat Perubahan Yang
Lebih Baik
No. Jawaban Responden
Jumlah Persentase
1. Percaya
11 11
2. Kurang Percaya
3 3
3. Tidak Percaya
86 86
Jumlah 100
100 Sumber : Kuesioner 2013
Pada tabel di atas menunjukkan bahwa hanya sebagian kecil saja responden yang percaya pasangan calon gubernur dapat membawa perubahan
yang lebih baik, sisanya mereka kurang percaya bahkan tidak percaya terhadap pasangan calon calon gubernur dan wakil gubernur tersebut. Kepercayaan
responden terhadap pasangan calon gubernur dapat membawa perubahan yang lebih baik, bisa saja lebih disebabkan oleh pertimbangan rasional terhadap visi
dan misi maupun track record pasangan calon gubernur dan wakil gubernur tersebut. Sehingga wajar saja jika mayoritas responden yang tidak mengunakan
hak pilihnya lebih dipengaruhi oleh ketidakpercayaan pada pasangan calon gubernur dan wakil gubernur, sedangkan alasan masyarakat yang kurang percaya
terhadap visi dan misi tersebut, lebih cenderung tidak menggunakan hak pilihnya disebabkan oleh ketidakpercayaan terhadap pemerintah, tidak adanya pilihan dan
berhalangan.
Tabel 3.28. Jawaban Responden Apakah Suku Dan Agama calon gubernur dan wakil gubernur Mempengaruhi Untuk Tidak Menggunakan
Hak Pilih
No. Jawaban Responden
Jumlah Persentase
1. Sangat Mempengaruhi
4 4
2. Mempengaruhi
4 4
3. Tidak Mempengaruhi
92 92
Jumlah 100
100 Sumber : Kuesioner 2013
Universitas Sumatera Utara
114
Indentitas budaya sangat sering sekali digunakan partai politik ataupun calon gubernur dan wakil gubernur untuk menarik simpatisan dari para
masyarakat, karena tidak dapat dipungkiri bahwa perilaku politik masyarakat Indonesia secara umum masih dipengaruhi oleh suku dan agama. Salah satu
karakteristik pemilih adalah pemilih tradisional, pemilih tradisional sangat mengutamakan kedekatan sosial-budaya, nilai, asal-usul, faham dan agama
sebagai ukuran untuk memilih sebuah partai politik atau calon kontestan Namun, sepertinya masyarakat Medan Johor tidak termasuk dalam karakteristik pemilih
tradisional, karena mayoritas responden menyatakan suku dan agama calon gubernur tidak mempengaruhi masyarakat untuk tidak menggunakan hak pilihnya.
Hal ini membuktikan bahwa pada umumnya indentitas budaya dari para calon gubernur dan wakil gubernur tidak mempengaruhi masyarakat yang ada di
Kecamatan Medan Johor, untuk tidak menggunakan hak pilihnya, namun lebih dipengaruhi oleh ketidakpercayaan pada pasangan calon gubernur dan wakil
gubernur.
5.6. Faktor Pilihan Rasionalitas