6. Mampu melaksanakan fungsi pimpinan di apotek baik dalam bidang
managemen maupun kefarmasian 7.
Mampu berpartisipasi aktif dalam program promosi kesehatan masyarakat. Haryanto. Dhanutirto, PUKA, 2007.
B. Bidang Administrasi 1.
Apoteker memimpin, mengatur dan mengawasi pekerjaan tata usaha, keuangan, pelayanan, statistik dan logistik.
2. Apoteker membuat laporan-laporan kepada pihak yang berwenang,
menyelenggarakan surat-menyurat. 3.
Apoteker mengadakan pengawasan terhadap penggunaan dan pemeliharaan aktiva perusahaan.
4. Apoteker menambah, memberikan, memutasikan dan menetapkan gaji
karyawan C.
Bidang Usaha Komersil 1.
Merencanakan dan mengatur kebutuhan barang yaitu obat, bahan obat, alat kesehatan dan perbekalan farmasi lainnya untuk satu periode tertentu.
2. Mengatur dan mengawasi penjualan dalam bentuk resep, penjualan bebas
dan langganan. 3.
Menetapkan kalkulasi dan kebijakan harga. 4.
Berusaha meningkatkan penjualan dengan menjalin hubungan baik dengan pasien, mencari langganan baru serta promosi dan publikasi.
2.3 Manajemen
Manajemen adalah istilah yang lebih dikenal saat ini baik oleh kalangan masyarakat, para profesional ataupun kalangan perguruan tinggi. Ada beberapa
definisi manajemen, diantaranya adalah : 1.
Management is decision making; manajemen adalah pengambilan keputusan, yang dapat diartikan bagaimana pimpinan harus mengambil
keputusan untuk menentukan misalnya pengembangan produk baru, memperluas usaha dengan membuat pabrik baru, dan lain-lain membuat
strategi pemasaran bahkan dalam menerima ataupun mengeluarkan karyawan, melakukan hubungan dengan mitra bisnisnya, juga dengan
pelanggan potensial dan berbagai pekerjaan yang lain dapat dikatakan
Emil Salim: Laporan Praktek Kerja Profesi Apotek Kimia Farma 27 Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
bahwa untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan akan menggunakan bantuanmelalui orang lain.
2. Manajemen adalah suatu proses kegiatan yang terdiri dari perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan dengan memadukan penggunaan ilmu dan seni untuk mencapai tujuan organisasi definisi dari
George R. Terry. Yang dikenal dengan Planning-Organizing-Actuating- Controlling POAC.
Perencanaan merupakan dasar tindakan manajer untuk dapat menyelesaikan tugas pekerjaannya dengan baik. Sebelum perencanaan ditetapkan,
umumnya didahului oleh prediksi atau ramalan tentang peristiwa yang akan datang. Khusus menyangkut pengelolaan logistik, fungsi perencanaan mencakup
kegiatan dalam menetapkan sasaran-sasaran, pedoman-pedoman, garis-garis besar apa yang akan dituju dan pengukuran penyelenggaraan bidang logistik. Penentuan
kebutuhan merupakan perincian dari fungsi perencanaan, bilamana perlu semua faktor yang mempengaruhi penentuan kebutuhan harus diperhitungkan terutama
menyangkut keterbatasan organisasi. Dalam penentuan kebutuhan adalah menyangkut proses memilih jenis dan menetapkan dengan prediksi jumlah
kebutuhan persediaan barangobat per jenisnya di apotek atau rumah sakit. Penentuan kebutuhan dapat dikatakan adalah merupakan perincian yang kongkrit
dan detail dari perencanaan logistik. Fungsi penganggaran adalah menyangkut kegiatan-kegiatan dan usaha-
usaha untuk merumuskan perincian penentuan kebutuhan dalam suatu skala standar yaitu dengan skala mata uang Dollar, Rupiah, dan lain-lain.
Fungsi pengadaan adalah merupakan usaha-usaha dan kegiatan-kegiatan untuk memenuhi kebutuhan operasional yang telah ditetapkan di dalam fungsi
perencanaan, penentuan kebutuhan dengan peramalan yang baik, maupun penganggaran. Di dalam pengadaan dilakukan proses pelaksanaan rencana
pengadaan dari fungsi perencanaan dan fungsi kebutuhan, serta rencana pembiayaan dari fungsi penganggaran.
Hal-hal yang perlu diperhatikan di dalam fungsi pengadaan adalah pengadaan tersebut haruslah memenuhi syarat, yaitu :
1. Doelmatig, artinya sesuai tujuansesuai rencana.
Emil Salim: Laporan Praktek Kerja Profesi Apotek Kimia Farma 27 Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
Haruslah sesuai kebutuhan yang sudah direncanakan sebelumnya. 2.
Rechmatig, artinya sesuai haksesuai kemampuan. Untuk pengadaan obat, WHO memperkenalkan system VEN Vital,
Esensial, Nonesensial, dengan mengatur pengadaan dari hanya item-item “V”, kemudian item-item “E”, yang apabila diperlukan, tentukan dengan
tepat prioritas antar item-item tersebut dan akhirnya apabila dana yang tidak dialokasikan tersisatersedia, diatur untuk pengadaan item-item “N”.
Perlu diingat bahwa VEN untuk tiap negara akan berbeda penggolongannya.
3. Wetmatig, artinya sistemcara pengadaan haruslah sesuai dengan
ketentuan-ketentuan yang berlaku. Pengendalian persediaan adalah berhubungan dengan aktivitas dalam
pengaturan persediaan bahan-bahan agar dapat menjamin kelancaran proses persediaan obat di apotek, serta menjamin kelancaran pelayanan terhadap pasien
secara efektif dan efisien.
2.4 Pengelolaan Obat dan Pengendalian Perbekalan Farmasi