pemesanan tidak tergantung dari jumlah yang dipesan, tetapi tergantung dari berapa kali pesanan dilakukan.
3. Biaya simpan carrying costholding cost adalah biaya yang dikeluarkan
atas investasi dalam persediaan dan pemeliharaan maupun investasi sarana fisik untuk menyimpan persediaan. Biaya simpan dapat berupa biaya:
modal yang tertanam dalam persediaan, sewa gudang, pajak, asuransi, pemindahan persediaan keusangan dan semua biaya yang dikeluarkan
untuk memelihara persediaan. 4.
Biaya kekurangan persediaan stock out cost adalah adalah biaya yang timbul sebagai akibat tidak tersedianya barang pada waktu diperlukan.
Biaya kekurangan persediaan ini pada dasarnya bukan biaya nyata riil, melainkan merupakan biaya kehilangan kesempatan. Termasuk dalam
biaya ini, antara lain semua biaya kesempatan yang timbul karena terhentinya proses penjualan akibat tidak adanya barang yang diproses,
biaya administrasi tambahan, biaya tertundanya penerimaan keuntungan bahkan kehilangan pelanggan.
4.4 Model-Model Persediaan
Pengawasan terhadap persediaan yang dikenal sebagai kontrol inventori adalah bagaimana fungsi pengendalianpengawasan dapat dilaksanakan secara
efektif. Hal ini dapat ditemukan jawaban yang benar atas 3 pertanyaan berikut: 1.
Berapa banyak suatu item obatbarang akan dipesan pada suatu waktu 2.
Kapan dilakukan pesanan ulang terhadap item tersebut 3.
Yang mana dari item obat perlu dilakukan pengawasan Di sini dilakukan pengontrolan jumlah stok untuk memenuhi kebutuhan
dengan cara yang paling ekonomis. Bila stok terlalu kecil maka permintaan kerap kali tidak terpenuhi sehingga pasienkonsumen tidak puas, maka kesempatan
untuk mendapatkan keuntungan dapat hilang, diperlukan tambahan biaya untuk mendapatkan bahan obat dengan waktu cepat guna memuaskan pasienkonsumen.
Bila stok terlalu besar maka menyebabkan penyimpanan terlalu tingi, kemungkinan obat menjadi rusakkadaluarsa, ada resiko bila harga bahanobat
turun.
Emil Salim: Laporan Praktek Kerja Profesi Apotek Kimia Farma 27 Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
Untuk memudahkan dalam memudahkan dalam pengambilan keputusan, telah dikembangkan beberapa model dalam manajemen persediaan. Model yang
banyak dipakai, antara lain sebagai berikut: 1.
Model persediaan economic order quantity Economic order quantity disingkat EOQ merupakan besarnya pesanan
dengan jumlah biaya pesanan dan biaya penyimpanan yang lebih kecil. Bila perusahan menempatkan pesanan-pesanan terlampau banyak, ini
berarti perusahaan membeli dalam jumlah yang relatif kecil, perusahaan akan mengeluarkan biaya-biaya pesanan yang tidak perlu. Sebaliknya,
kalau perusahan terlampau sedikit melakukan pesanan-pesanan, hal yang sama berarti pesanan ditempatkan dalam jumlah yang relatif besar,
perusahaan akan memiliki persediaan tinggi dan dengan demikian harus mengeluarkan biaya penyimpanan dan biaya gudang yang tinggi. Dengan
menghitung suatu economic order quantity kita dapat menentukan berapa unit yang harus dipesan agar dalam jumlah kedua jenis biaya tersebut
semimum mungkin. Di dalam EOQ kita membuat asumsi penyederhanaan sebagai berikut: jumlah penjualan setahun dalam unit diketahui, penjualan
secara merata sepanjang tahun, biaya yang terjadi karena keabsahan persediaan tidak diperhatikan, safety stock level juga tidak diperhatikan.
Safety stock adalah tingkat minimum persediaan yang perlu dimiliki perusahaan sebagai penjagan terhadap resiko kehabisan atau “stock out”.
Emil Salim: Laporan Praktek Kerja Profesi Apotek Kimia Farma 27 Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
Gr a fik pe r se dia a n da la m m ode l EOQ :
Tingkat persediaan
Rata-rata persediaan
waktu Q
Q2 Jumlah persediaan unit
Gambar 1. Grafik Persediaan dalam Model EOQ 2.
Model persediaan dengan penesanan tertunda Model persediaan ini memperhitungkan back order, dimana pesanan dari
pelanggan akan tetap diterima walaupun pada saat tidak ada persediaan, permintaan akan dipenuhi kemudian setelah ada persediaan baru. Asumsi
dasar yang digunakan sama seperti EOQ biasa, kecuali tambahan asumsi bahwa penjualan tidak hilang karena stock out tersebut.
3. Model persediaan dengan potongan kuantitas
Bila diskon kuantitas ditawarkan, biaya tambahan menurun bila memesan jumlah yang lebih besar. Jelas sekali, hal ini mempengaruhi jumlah biaya
inventarispersediaan. Cara yang sederhana dalam menentukan jumlah pesanan bila jumlah potongan kuantitas ditawarkan. Pertama-tama,
hitunglah EOQ menggunakan harga yang tidak diskon. Bila EOQ lebih besar dari kuantitas yang diperlukan untuk mendapat diskon, maka EOQ
lebih besar dari kuantitas yang diperlukan untuk mendapatkan diskon, maka EOQ merupakan ukuran pesanan yang memperkecil total biaya.
4. Model persediaan dengan penerimaan bertahap
Penerimaan barang sering terjadi dengan tidak diterima secara seketika, tetapi berangsur-angsur dalam suatu periode. Selama terjadi akumulasi
Emil Salim: Laporan Praktek Kerja Profesi Apotek Kimia Farma 27 Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
persediaan, unit dalam persediaan juga digunakan untuk penjualan, sehingga menyebabkan berkurangnya persediaan.
Model-model dari beberapa aspek praktek persediaan yang berbeda, yaitu:
1. Model Fixed-Order-Period adalah suatu model di mana pesanan-pesanan
dilakukan setiap periode misal: 2 minggu atau bulan. Kuantitas order bisa bervariasi, tetapi setiap periode tingkat persediaan ditinjau kembali,
dan pesanan dilakukan untuk mengisi persediaan sebesar optimal. Model ini banyak dipakai, karena perusahaan-perusaan membeli komponen
dengan basis periodik. 2.
Pengawasan persediaanABC
4.5 Analisis ABC