Agus Saleh Saputra Daulay : Kebijakan Hukum Pidana Dalam Menanggulangi Terjadinya Tindakan Pelecehan Terhadap Pengadilan Contempt Of Court Studi Kasus REG. NO. 1444 PID.B 2001P.N. Medan, 2008.
USU Repository © 2009
Membebankan kepada terdakwa untuk membayar biaya perkara sebesar Rp.1000.- seribu rupiah .
Demikianlah diputus dalam rapat musyawarah Majelis Hakim Pengadilan Negeri Medan pada hari SELASA tanggal 12 Maret 2002 oleh kami JAMES BUTAR-BUTAR,SH
sebagai Hakim Ketua, ARIFIN SANI, SH dan W.PARDAMEAN, SH masing-masing sebagai Hakim-Hakim Anggota, putusan mana diucapkan dalam persidangan yang terbuka
untuk umum pada hari itu juga oleh Hakim Ketua didampingi Hakim-Hakim Anggota tersebut, dibantu oleh ELVY LUBIS Panitera Pengganti, dihadiri oleh ARBINE
SITUMORANG,SH Penuntut Umum dihadapan terdakwa maupun Penasehat Hukum.
Hakim Anggota Hakim Ketua d.t.o d.t.o
ARIFIN SANI, SH JAMES BUTAR-BUTAR, SH d.t.o
W. PARDAMEAN, SH
Panitera Pengganti d.t.o
ELVY LUBIS
b.2. Analisis Kasus
Berdasarkan kasus dengan register nomor : 1444 Pid. B 2001 PN. Medan yang menjadi bahan hukum dalam penulisan skripsi ini, yang bersumber dari Pengadilan Negeri
Agus Saleh Saputra Daulay : Kebijakan Hukum Pidana Dalam Menanggulangi Terjadinya Tindakan Pelecehan Terhadap Pengadilan Contempt Of Court Studi Kasus REG. NO. 1444 PID.B 2001P.N. Medan, 2008.
USU Repository © 2009
Medan terkait tindakan pelecehan terhadap peradilan Contempt of Court . Berdasarkan kasus ini, maka penulis akan memberikan tanggapan dan analisa sebagai berikut :
1. Bahwa syarat formil dari putusan pidana tersebut telah terpenuhi secara sah berdasarkan Pasal 143 ayat 2 huruf a jo. Pasal 143 ayat 3 KUHAP yakni dua syarat
surat dakwaan, yakni : a.
Harus memuat syarat formil Syarat formil memuat hal-hal yang berhubungan dengan :
1 Surat dakwaan diberi tanggal dan ditandatangani oleh jaksa Penuntut
UmummJaksa 2
Nama lengkap, tempat lahir, umur atau tanggal lahir, jenis kelamin, kebangsaan, tempat tinggal, agama, dan pekerjaan tersangka
b. Syarat materil
Syarat materil memuat dua unsur yang tidak boleh dilalaikan : 1
Uraian cermat, jelas dan lengkap mengenai tindak pidana yang didakwakan
2 Dengan menyebutkan waktu dan tempat tindak pidana itu dilakukan
tempus delicti dan locus delicti
38
2. Alat-alat bukti yang diajukan ke persidangan telah sesuai menurut Pasal 184 ayat 1 KUHAP jo Pasal 183 KUHAP, diantaranya :
Adanya keterangan saksi yaitu : H. Ali Murad P. Harahap, SH, saksi Benapsen Saragih; saksi Samino; saksi Ukurta br Sinulingga alias Dewi, Suhartono, SH, dan adanya
Agus Saleh Saputra Daulay : Kebijakan Hukum Pidana Dalam Menanggulangi Terjadinya Tindakan Pelecehan Terhadap Pengadilan Contempt Of Court Studi Kasus REG. NO. 1444 PID.B 2001P.N. Medan, 2008.
USU Repository © 2009
keterangan terdakwa yaitu Hotman Sihombing yang mengakui dan menyesali perbuatannya. Selain itu di depan persidangan di ajukan barang bukti berupa barang-barang
inventaris Pengadilan Medan yang telah dirusak terdakwa bersama teman-temannya berupa: 1 satu unit papan penutup ruang sidang, 1 satu unit bingkai dan tulisan tata
tertib persidangan terbuat dari kayu, 17 unit kursi panjang pengunjung sidang, 1 satu unit detektor pintu masuk ruang sidang, 2 dua unit kursi sidang terdakwa, 2 dua unit
tiang bendera merah putih dan bendera pengayom, 2 dua unit speaker pengeras suara, 5 lima unit mikrophone, 4 empat unit daun jendela kaca nacoVentilasi, 4 empat
unit kursi sidang hakim, 6 enam unit tiang penyangga microphone, 2 dua lembar kain laken penutup alas meja sidang dan meja jaksa penuntut umum.
3. Unsur-unsur dari tindak pidana yang didakwaan kepada terdakwa yaitu pasal 170 ayat 1 KUHPidana pada dakwaan pertama dari Penuntut Umum terbukti scara sah
dan meyakinkan, yang unsur-unsurnya sebagai berikut : a.
Barang siapa b.
Dengan terang-terangan c.
Dengan tenaga bersama melakukan kekerasan terhadap barang Pada prinsipnya perbuatan yang dilakukan terdakwa dapat dikualifikasikan sebgai
suatu tindakan pelecehan terhadap peradilan contempt of court . Tindakan yang dilakukan terdakwa telah merendahkan martabat peradilan sebagai benteng terakhir
mencari keadilan. Hal inilah yang menjadi kendala diakibatkan belum adanya ketentuan
38
M. Yahya Harahap 1988 . Pembahasan Permasalahan dan Penerapan KUHAP Jilid I. Jakarta: