Pengaturan di luar KUHP dan KUHAP

Agus Saleh Saputra Daulay : Kebijakan Hukum Pidana Dalam Menanggulangi Terjadinya Tindakan Pelecehan Terhadap Pengadilan Contempt Of Court Studi Kasus REG. NO. 1444 PID.B 2001P.N. Medan, 2008. USU Repository © 2009 2. Siapa pun yang di sidang pengadilan bersikap tidak sesuai dengan martabat pengadilan dan tidak menaati tata tertib setelah mendapat peringatan dari hakim ketua sidang tas perintahnya yang bersangkuatan dikeluarkan dari ruang sidang 3. Dalam hal pelanggaran tata tertib sebagaimana dimaksud dalam ayat 2 bersifat suatu tindak pidana, tidak menutup kemugkinan dilakukan penuntutan terhadap pelakunya

B. Pengaturan di luar KUHP dan KUHAP

Seperti telah disebutkan di atas, bahwa istilah Contempt of Court di Indonesia pertama kali ditemukan dalam penjelaan umum UU No. 14 Tahun 1985 tentang Mahkamah Agung butir 4 alinea ke-4. Dalam penjelasan umum UU No. 14 Tahun 1985 disyaratkan perlu dibuat suatu Undang-undang yang mengatur tentang ancaman hukuman dan penindakan pemidanaan terhadap perbuatan, tingakah laku, sikap, ucapan yang dapat merendahkan dan merongrong kewibawaan, martabat dan kehormatan pejabat peradilan. Berdasarkan UU No. 14 Tahun 1985 tersebut, diterbitkanlah Surat Keputusan Bersama SKB No : M. 03-PR’08.05 Tahun 1987 tentang Tata cara Pengawasan, Penindakan, dan Pembelaan Diri Penasihat Hukum. Dengan terbitnya SKB ini, maka tujuan pembuat UU No. 14 tahun itu telah terlaksana tetapi tidk sesuai dengan yang diharapkan, Agus Saleh Saputra Daulay : Kebijakan Hukum Pidana Dalam Menanggulangi Terjadinya Tindakan Pelecehan Terhadap Pengadilan Contempt Of Court Studi Kasus REG. NO. 1444 PID.B 2001P.N. Medan, 2008. USU Repository © 2009 yauitu dituangkan dalam bentuk undang-undang. SKB ini hanya mengatur tentang Contempt of Court yang dilakukan oleh penasihat hukum saja. Selain itu, dalam UU No. 25 tahun 2000 tentang Propenas kembali disebutkan bahwa pembuatan undang-undang tentang Contempt of Court menjadi bagian matriks kebijakan hukum tahun 2002. Disamping ketentuan tersebut Menteri Kehakiman melalui keputusannya No.01M.01.PW.07.03Th.1982 tentang Pedoman Pelaksanaan KUHAP menyinggung tentang kemungkinan adanya Contempt of Court, sehingga perlu diberikannya kewenangan bagi hakim yang memeriksa perkara di persidangan untuk menjaga ketertiban selama berlangsung sidang. Dalam keputusan ini dikatakan bahwa KUHAP mengisyaratkan adanya sifat terbuka pada sidang pengadilan. Hal ini mencerminkan asaa demokrasi di bidang pengadilan dan tidak dapat dilepaskan dari fungsi pers untuk mengadkan pemveritaan, reportase tentang jalannya peradilan. Pada sidang peradilan yang terbuka inilah dilaksanakan pemeriksaan yang seobyektif-obyektifnya dan dihadiri oleh khalayak ramai dengan tertib agar dapat mengikuti dan mengawasi jalannya pemeriksaan. Agus Saleh Saputra Daulay : Kebijakan Hukum Pidana Dalam Menanggulangi Terjadinya Tindakan Pelecehan Terhadap Pengadilan Contempt Of Court Studi Kasus REG. NO. 1444 PID.B 2001P.N. Medan, 2008. USU Repository © 2009 BAB III KARAKTERISTIK TINDAKAN PELECEHAN TERHADAP PERADILAN CONTEMPT OF COURT

A. Ruang Lingkup Contempt of Court