Aktivitas Radhar Panca Dahana

mengaku ketika di EHESS, selain pernah diajar langsung oleh Derrida, RPD juga kerap menemuinya untuk mendiskusikan berbagai hal, termasuk tentang agama beserta persoalan di dalamnya. Ketika RPD mendapatkan kesempatan dari kedutaan Prancis untuk melanjutkan studinya ke jenjang S-3 di tempat yang sama, RPD sempat meminta Derrida untuk menjadi pembimbing disertasinya, tetapi karena kesibukannya, Derrida dengan berat hati menolak permohonan RPD. Karena alasan penolakan Derrida tersebut lalu RPD memutuskan untuk pulang ke Indonesia.

C. Aktivitas Radhar Panca Dahana

Dalam suatu wawancara dengan wartawan majalah Islam, RPD pernah bilang bahwa ia adalah karyawan Allah. Alasan, bahwa selama ini apa yang diperbuat dalam berbagai aktivitasnya adalah bekerja untuk Dia Tuhan. 135 Selama pekerjaan yang seseorang lakukan baik di rumah maupun di luar rumah adalah aktualisasi diri dengan mengoptimalkan potensi kemanusiaan dalam dirinya, maka itu bagi RPD sama saja sudah menjalankan sebuah syariah. Saat sekarang ini RPD masih tercatat sebagai pengurus rubrik “Humaniora-Teroka” di harian Kompas dan menjadi kolumnis tetap pada rubrik “Perspektif” di majalah Gatra. Tulisannya, setidaknya setiap dua minggu sekali bisa kita baca di media-media termuka, seperti Media Indonesia, Republika, Koran Tempo , majalah Tempo, majalah Gatra dan lain-lain yang mengetengahkan berbagai hal. 135 Baca “Radhar Panca Dahana: ‘Saya adalah Karyawan Allah,’” Alkisah no. 4 1-14 September 2004. 8998 899, 61 A C 3 Pada tahun 2006-2007 RPD sempat menjadi pembicara berkala pada diskusi reguler pada Soegeng Sarjadi Forum yang kebanyakan temanya berkaitan dengan keagamaan. Di salah satu forum ini pula, seperti diceritakan di atas, RPD banyak bersentuhan dengan intelektual-intelektual agama. Masih pada kegiatan yang sama, RPD juga aktif menghadiri undangan sebagai pembicara di berbagai forum seminar dan diskusi di berbagai propinsi. RPD mengaku bahwa ia kerap bertemu dengan tokoh-tokoh Islam di daerah yang dikunjunginya dan sering terlibat diskusi-diskusi informal dengan mereka. Dari ide-ide pemikirannya dalam berbagai bidang, terutama menyangkut sosio-kultural di mana agama juga kerap menjadi sorotannya, yang selalu segar dan cerdas RPD pernah mendapat penghargaan dari stasiun televisi Jepang NHK 1996 dan Universitas Paramadina 2005 sebagai seniman sekaligus intelektual. Menurut NHK RPD merupakan pemikir sekaligus seniman masa depan yang dimiliki oleh Asia. 136 Terakhir RPD mendapatkan penghargaan Medali Frix de le Francophonie 2007 bersama Gunawan Muhammad dari 15 negara berbahasa Prancis. Menurut tim penilai, RPD dinilai sebagai seseorang yang selalu berjuang untuk kebebasan berpendapat dalam berbagai bidang pemikiran. Untuk yang satu ini, RPD memang selalu menyuarakan independensi diri dalam melahirkan setiap pemikiran, tak terkecuali dalam bidang agama. Bagi RPD tidak ada yang bisa 136 “Radhar Panca Dahana, Meski Berbaring Tetap Tegak,” http: www.antara.co.idarc200779 radhar-panca- dahana-meski-berbaring-tetap-tegak diakses pada tanggal 14 September 2007 jam 15.00 menyeret manusia ke dalam satu lubang hegemonik pemikiran dan kepercayaan beragama. Dalam kegiatan yang lain RDP juga tetap aktif di bidang seni sastra 137 dan seni teater. 138 137 RPD juga seorang penulis syair puisi yang ternama. Karya puisinya yang berjudul Lalu Batu ia pernah pentaskan di Gedung Kesenian Jakarta pada 10-11 April 2003 dan ini diliput oleh kebanyakan media cetak. Baca Di Panggung Radhar Terus Hidup, Kompas 11 April 2003, h. 9. Selain karya puisi RPD juga telah menulis sebuah buku tentang sastra dengan judul Dusta dan Kebenaran dalam Sastra Yogyakarta: Penerbit Tera, 2004 138 Kali terakhir RPD sebagai sutradara sekaligus pemain mementaskan sebuah lakon teater bersama teater Kosong dengan judul 1 hari 11 Mata di Kepala, baca Bahasa Baru Teater Radhar, Tempo 22 Juli 2007, h.7. Selain itu di bidang seni RPD juga memiliki beberapa gagasan, selain gagasan-gagasannya yang telah dijelaskan di atas. Ide-ide RPD sebagai budayawan tentang berkesenian juga patut mendapat perhatian. Apa makna berkesenian bagi RPD? Di tengah desakan dunia yang kini diukur dengan ukuran-ukuran material-praksis, bagi RPD kesenian adalah oase kreatif dan sebagai kerja mental manusia, sedangkan dunia mental adalah setengah dari kemanusian. Mental-mental manusia yang jujur, yang toleran dan menghargai kemanusian itu sendiri, bagi RPD bisa ditempa melalui berkesenian. Karena di dalam seni ada adab budaya dan adab wacana yang mampu mengintegrasikan dan mengembangkan dimensi artistik, emosional dan rasional kemanusiaan, baca Rahdar Panca Dahana, “Seni Oke, Politik Eko,” artikel diakses pada tanggal 17 September 2007 jam 14.00, http:www.kompas.comkompas - cetak050915humaniora2049656.htm. Bagi RPD, kehidupan ini tidak melulu diukur dari seberapa banyak penghasilan atau gaji yang diterimanya setiap bulan, baca “Radhar Panca Dahana, Perjalanan dari Kosong Menjadi Ada,” Bali Post, 3 September 1995, h.10. Tetapi sebagai manusia yang diberikan banyak potensi oleh Tuhan, setiap individu wajib menumbuhkembangkan potensinya itu sebagai rasa syukur yang wujudnya bermacam-macam, baca: “Radhar Panca Dahana: ‘Saya adalah Karyawan Allah,” Alkisah, No.4 1-14 September 2003, h. 64-65. RPD dalam hal itu memilih kesenian. Baginya berkesenian adalah perwujudan oleh manusia dalam mengisi dan menumbuhkembang potensi immateril di dalam jiwa manusia, baca Radhar Panca Dahana, “Jika Seni Menjadi Industri,” Republika, 16 Mei 1997, h. 11. RPD bersikeras menolak pandangan dalam paradigma pembangunan yang bertujuan praktis dan materialis, sehingga menyudutkan posisi kesenian sebagai wadah ekspresi yang tidak memiliki peran dalam pembangunan infrastruktur maupun suprastruktur sebuah bangsa, bahwa kesenian adalah kesia- siaan, baca Radhar Panca Dahana, “Jika Seni Menjadi Industri.” Menurut RPD kesenian merupakan produk kebudayaan yang vital, yang membuat sebuah bangsa terbentuk dan bertahan. Selain itu kesenian atau seni dapat berperan sebagai jalan untuk mendapatkan jatidiri setiap individu dan membuka jalan atas hubungan individu atau kelompok dengan dunia luar, baca Radhar Panca Dahana, “Presiden Negeri Simbol,” diakses pada tanggal 17 September jam 14.30, http:www.kompas.comkompas -cetak040916humaniora1271939.htm. Kesenian adalah jembatan bagi dunia mental-material dan ideal-praksis, yang dapat menyeimbangkan metabolisme manusia yang terdiri dari fisik, kognisi dan spiritualitas.. Tidak ada peradaban advance yang muncul tanpa menjungjung peran, posisi dan fungsi seni. Karena itu seni harus ditempatkan sejajar dengan agama dan pendidikan dalam menempa mental manusia. Yang terpenting adalah mensterilkan seni dari kooptasi politik dan pasar. Dengan pengaruh politik dan pasar yang kapitalistis, kebebasan yang menjadi ruh seni akan tereduksi, sehingga peran, posisi dan fungsi seni sebagai kerja mental manusia tidak akan optimal, baca Radhar, “Seni Oke, Politik Eko” Dalam wawancara dengan penulis, RPD menegaskan bahwa posisi kesenian dalam pembentukan satu manusia atau bangsa harus disejajarkan sama kuatnya dengan posisi agama dan pendidikan. Sama halnya dengan pada agama, RPD meyakini bahwa manusia juga dapat memperoleh kepuasaan-kepuasaan religiusitas dalam aktivitas berkesenian. Ini jika kesenian dilakoni dengan

D. Karya-Karya Radhar Panca Dahana