Latar Belakang Masalah Sistem pelayanan haji dan umrah PT. Altur Wisata Mulia Jakarta tahun 2007-2008

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Haji adalah salah satu rukun Islam yang ke lima yang diwajibkan oleh Allah SWT kepada orang-orang yang mampu menunaikannya, yakni memiliki kesanggupan biaya serta sehat jasmani dan rohani untuk menunaikan perintah tersebut, Allah SWT berfirman dalam surat Ali Imran, ayat 97 yang berbunyi : … … Artinya : “ …Mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu bagi orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah…” QS. Ali Imran: 97 Melaksanakan kewajiban haji, hanya sekali seumur hidup. Dalam sebuah kitab hadits, karangan Syekh Al-Islam Muhyiddin Abi Zakaria Yahya bin Syaifu An-Nawawi yang bernama kitab Riyadlu Al-Sholihin, Rasulullah SAW bersabda : +,-. 0 12 3 1 4 5 16 +7ﻥ 9. :;; 4 1 =ﺡ 9,? 9 +=7 = AB CDDDD +.?ﻡ F B G Artinya: “ Hai manusia, Allah telah mewajibkan haji kepadamu, maka laksanakanlah haji. Seorang laki-laki berkata, Apakah setiap tahun Ya Rasulullah? Rasulullah terdiam, hingga laki-laki itu bertanya tiga kali, lalu Nabi menjawab, “Andai kukatakan wajib setiap tahun maka ia menjadi wajib dan kamu tidak akan mampu mengerjakannya.” HR. Muslim 1 1 Abi Zakaria Yahya bin Syaifu An-Nawawi, Kitab Riyadlu Al-Sholihin Semarang : Toha Putra, 618 H, h. 501 Kewajiban melaksanakan haji ini baru disyari’atkan pada tahun ke-VI Hijriyah, setelah Rasulullah SAW. Hijrah ke Madinah. Nabi sendiri hanya sekali mengerjakan haji yang kemudian dikenal dengan sebutan Haji Wada. Kemudian tak lama setelah itu, beliau wafat. 2 Haji merupakan ibadah yang wajib ditunaikan oleh setiap muslim yang mampu hanya sekali seumur hidup. Namun tetap saja haji menjadi idaman setiap muslim sehingga jumlah jamaah haji semakin bertambah. Bagi masyarakat Arab Saudi, haji makin dianggap sebagai ibadah yang biasa karena mereka dapat melakukan ibadah haji lebih dari satu kali tanpa mengeluarkan biaya yang mahal. Hampir setiap tahun mereka dapat melaksanakannya, namun sebagian besar kaum muslim yang tinggal di luar wilayah Arab apalagi di negara-negara yang jauh. Haji jelas merupakan ibadah yang istimewa, tidak hanya kesiapan mental spiritual, haji bagi penduduk negara-negara yang jauh dari Arab juga membutuhkan kesehatan fisik yang prima dan ekonomi yang memadai. Dalam konteks Indonesia yang mayoritas penduduknya menganut agama Islam, dari tahun ke tahun terlihat antusias masyarakat untuk menunaikan ibadah haji semakin besar. Sehingga pemerintah Arab Saudi memberikan kuota ibadah haji paling besar terhadap Indonesia. Oleh karena itu, manajemen pengelolaan ibadah haji itu harus dilakukan secara baik dan profesional. 3 Ibadah haji merupakan suatu rangkaian ibadah yang terikat oleh waktu dan tempat, di antara ibadah itu ada yang merupakan rukun haji, yang kalau di tinggalkan dapat berakibat fatal tidak sah hajinya. Juga ada ibadah yang bersifat wajib yang kalau tidak di lakukan tidak membatalkan haji, tetapi wajib di tebus dengan membayar dam 2 Departemen Agama RI, Hikmah Ibadah Haji Jakarta : Dirjen Bimas Islam dan Penyelenggaraan Haji, 2004, h. 4-5 3 Taufik Kamil Dirjen Bimas Islam dan Penyelenggaraan Haji, disajikan disebuah seminar haji di Jakarta B-1, BPIH dari tahun ke tahun, Faktual atau Komersil Media Indonesia, edisi Selasa, 09 Juli 2002 denda. 4 Ibadah haji juga merupakan suatu ibadah yang bersifat vertikal dan horizontal sosial. Maksudnya, haji merupakan saluran komunikasi dan informasi karena dengan ibadah haji, umat Islam diseluruh dunia dapat menjalin persatuan dalam satu ikatan Ukhuwah Islamiyah . 5 Haji pada hakekatnya merupakan aktivitas suci yang pelaksanaannya di wajibkan oleh Allah kepada seluruh umat Islam yang telah mencapai istitho’ah mampu, di sebut aktivitas suci karena seluruh rangkaian kegiatannya adalah ibadah. Haji juga disebut sebagai ibadah puncak yang melambangkan ketaatan serta penyerahan diri secara total kepada Allah baik secara fisik-material maupun spiritual. 6 Memang tidak di ketahui secara pasti kapan umat Islam Indonesia mulai melakukan perjalanan haji. Namun, perhatian terhadap pelaksanaan ibadah haji telah terdapat sejak awal masuknya Islam ke negeri ini. Suatu pendapat mengatakan bahwa bangsa Indonesia telah mengadakan ibadah haji ke Mekkah sejak abad 12 Masehi dan sejak itu setiap tahunnya selalu ada jamaah yang berangkat ke tanah suci. 7 Indonesia memiliki penduduk yang mayoritas beragama Islam. Sehingga penduduk Indonesia yang menunaikan ibadah haji dan umrah dalam setiap tahunnya cukup banyak dan bahkan kian meningkat. Untuk itu di perlukan pengelolaan yang baik terhadap penyelenggaraan ibadah haji dan umrah agar pelaksanaannya sukses dan mencapai target yang diinginkan, serta agar para jamaah haji dan umrah tidak merasa kecewa dan menyesal. Kebijakan tentang ibadah haji yang berlaku di Indonesia bermuara pada UUD 4 Isra Yendhi Ismail, Haji : Perasiapan dan Pelaksanaannya Jakarta : Badan Dakwah Islam KSUK Mobil Oil Indonesia, 1994, Cet. Ke-2, h. 9 5 Achmad Nidjam dan Alatief Hanan, Manajemen Haji Jakarta : Zikrul Hakim, 2003, Cet. Ke-2, h. 9 6 Ali Syari’ati, Haji Bandung : Penerbit Pustaka, 2000 M, h. 1 7 Depag, Penyelenggaraan Ibadah Haji Jakarta : Dirjen Bimas Islam dan Urusan Haji, 2000,h. 1945 Pasal 4 ayat 1 dan Pasal 29 ayat 2, yang selanjutnya di amanatkan kepada pemerintah melalui GBHN. Dasar hukum penyelenggaraan ibadah haji secara nasional adalah Undang-undang Nomor 17 tahun 1999 8 dan Keputusan Menteri Agama Nomor 224 Tahun 1999 dan di sempurnakan dengan Nomor 396 Tahun 2003 Tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umrah. 9 Penyelengaraan haji dan umrah perlu di laksanakan sebaik mungkin, agar ibadah haji dan umrah yang di laksanakan oleh para jamaahnya dapat berjalan dengan lancar dan sesuai dengan yang di harapkan, sehingga dapat membantu mereka dalam mencapai predikat haji yang sangat di cita-citakan oleh para calon jamaah haji yaitu haji Mabrur. 10 Oleh karena itu hal tersebut perlu diadakannya pelayanan dan bimbingan yang baik dan profesional oleh pihak perusahaan. Pelayanan di artikan sebagai tindakan atau perbuatan seseorang atau organisasi untuk memberikan kepuasan kepada pelanggan atau nasabah. 11 Pemberian pelayanan atau jasa yang baik kepada jamaah akan memberikan kepuasan kepada para jamaah yang pada akhirnya akan menciptakan loyalitas jamaah terhadap pengelola travel yang bersangkutan, bila pelayanan atau jasa yang akan di persepsikankan baik dan memuaskan. Sebaliknya bila pelayanan atau jasa yang di terima lebih rendah dari yang di harapkan, maka kualitas yang di persepsikan pun buruk. 12 Kegiatan ibadah haji dan umrah mempunyai dua sisi penting yang harus di perhatikan dalam pelaksanaannya yaitu, standar pelaksanaannya saat masih di tanah air dan tiba di Mekkah. Pada standar pelayanan di tanah air banyak aspek penting yang harus di perhatikan pembinaannya seperti dalam pelayanan jasa pembayaran setoran ONH ke Bank, pengurusan dokumen perjalanan haji dan umrah, pemeriksaan kesehatan calon 8 Achmad Nidjam dan Alatief Hanan, Manajemen Haji, h. 10 9 Depag RI, Hikmah Haji Jakarta : Dirjen Bimas Islam dan Penyelenggaraan Haji, 2004, h. v 10 Achmad Nidjam dan Alatief Hanan, Manajemen Haji, h. 9 11 Kasmir, Etika Customer Service Jakarta : PT. Raja Grafindo, 2005, h. 15 12 Ibid., h. 9 jamaah, bimbingan manasik, materi bimbingan, metode dan waktu bimbingan, penyediaan perlengkapan dan konsultasi keagamaan. Sedangkan standar pelayanan ibadah haji dan umrah di tanah suci adalah pelayanan akomodasi, transportasi, kesehatan, bimbingan ibadah haji dan umrah. 13 Adapun ciri pelayanan yang baik yang dapat memberikan kepuasan kepada pelanggan adalah memberikan karyawan yang profesional, tersedia sarana dan prasarana yang baik, tersedia ragam produk yang di inginkan, bertanggung jawab kepada setiap pelanggan dari awal hingga selesai, mampu melayani secara cepat dan tepat, mampu berkomunikasi secara jelas, memberikan jaminan kerahasiaan setiap transaksi, memiliki pengetahuan umum lainnya, mampu memberikan kepercayaan kepada nasabah. 14 Sebagai biro perjalanan haji dan umrah, travel mempunyai tugas pokok untuk memberikan pelayanan yang terbaik bagi tamu-tamu Allah yang akan melaksanakan ibadah haji dan umrah. Baik mereka ketika berada di tanah air, di tanah suci maupun sekembalinya dari tanah suci. Pelayanan yang terbaik, salah satunya adalah dengan menyediakan fasilitas kemudahan, keamanan dan kenyamanan yang di perlukan oleh setiap warga negara seperti bimbingan, program perjalanan, penginapan dan lain sebagainya. Semakin ketatnya persaingan antar travel, tentu saja setiap travel ingin mempertahankan keberadaannya di masyarakat agar dapat bertahan dan memperluas pangsa pasar. Agar dapat memasuki pasar, suatu travel dituntut untuk mampu menjawab setiap keinginan para calon jamaah haji dan umrah dengan baik antara lain, memberikan berbagai produk jasa layanan yang menarik melalui berbagai kemudahan-kemudahan dalam pengurusannya, menciptakan dan mengembangkan berbagai produk jasa layanan 13 Taufiq Kamil Dirjen Bimas Islam dan Penyelenggaraan Haji, disajikan disebuah seminar haji di JakartaB-1, BPIH dari tahun ke tahun, Factual dan Komersil Media Indonesia, edisi Selasa, 09 Juli 2002 14 Kasmir, Etika Customer Service, h. 9 travel serta promosi sering di lakukan baik melalui iklan pada surat kabar, majalah, papan reklame, radio dan televisi. PT. Altur Wisata Mulia Jakarta merupakan salah satu biro perjalanan atau travel yang mempunyai peluang bisnis yang besar dalam mengadakan bimbingan haji dan umrah. Dengan sistem pelayanan yang memuaskan, PT. Altur Wisata Mulia Jakarta menjadi pilihan yang cukup baik bagi para calon jamaah haji dan umrah dalam menjalankan ibadahnya ke tanah suci. Selain itu bimbingan yang di berikan oleh ustadz- ustadz yang ada di perusahaan Altur juga sangat berpengaruh bagi kesempurnaan penyelenggaraan ibadah haji dan umrah. Dengan bertambahnya biro perjalanan haji dan umrah di masyarakat, maka PT. Altur Wisata Mulia Jakarta harus menjaga kualitas pelayanannya agar mampu memberikan nilai kepuasan bagi jamaah haji dan umrah dengan produk jasa layanan yang menarik dan variatif. Namun yang menjadi masalah di sini adalah bagaimana produk-produk jasa layanan yang di tawarkan PT. Altur Wisata Mulia Jakarta dapat menarik calon jamaah haji dan umrah serta bagaimana sistem pelayanan yang di gunakan oleh perusahaan Altur dalam memasarkan produk jasa layanannya dapat di terima oleh konsumen calon jamaah apa tidak, sehingga mampu bersaing dengan biro perjalanan travel yang lainnya secara sehat. Dengan latar belakang masalah diatas, maka penulis tertarik melakukan penelitian untuk skripsi. Dalam penulisan skripsi ini, penulis memberi judul: “Sistem Pelayanan Haji dan Umrah PT. Altur Wisata Mulia Jakarta Tahun 2007 - 2008.”

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah