xlii d. Harus diketahui keadaan fisiknya, maka piutang tidak sah untuk
digadaikan harus berupa barang yang diterima secara langsung. e. Harus dimiliki oleh rahin peminjam atau pegadai setidaknya harus seizin
pemiliknya.
5. Mekanisme Operasional Gadai Syariah
Berjalannya perjanjian gadai sangat ditentukan oleh banyak hal. Antara lain adalah subyek dan obyek perjanjian gadai adalah rahin yang mengadaikan
barang dan murtahin yang menahan barang gadai. Obyeknya adalah Marhum barang gadai dan utang yang diterima rahin.
Berdasarkan beberapa aspek tersebut diatas, menyajikan alternatif mekanisme aktivitas perjanjian gadai dengan menggunakan tiga akad perjanjian. Ketiga akad
tersebut adalah: 1 Akad al-Qardul Hasan, 2 Akad Mudharabah dan 3 Akad al-Bai Muqayyadah
.
40
Akad al-Qardul Hasan dilakukan untuk nasabah yang menginginkan menggadaikan barangnya untuk keperluan konsumtif. Dengan demikian, rahin
akan memberikan biaya upah atau fee kepada murtahin, karena murtahin telah menjaga atau merawat marhum.
Akad Mudharabah diterapkan untuk nasabah yang menginginkan menggadaikan jaminannya untuk menambah modal usaha pembiayaan invetasi
40
Hadi, Pegadaian Syariah, h. 45.
xliii atau modal kerja. Dengan demikian rahin akan memberi bagi hasil-berdasarkan
keuntungan usaha yang diperoleh kepada murtahin sesuai dengan kesepakatan. Akad al-Bai Muqayyadah dapat dilakukan jika rahin yang menginginkan
menggadaikan barangnya untuk keperluan produktif, artinya dalam menggadaikan barangnya rahin tersebut menginginkan modal kerja berupa
pembelian barang. Adapun untuk lebih jelasnya mengenai mekanisme akad tersebut, dapat dilihat pada gambar 2.1.
Gambar 2.1
Skema Akad Rahn dalam Pegadaian
3. Pencairan uang
1. Akad
rahn 2.
Utang dan
jasa
4. Pemanfaatan
Marhun
Keterangan Gambar: .
: Berhubungan : Saling Berhubungan
Rahin Murtahin
Marhun Bih
Marhun Akad Lain
xliv Keterangan
skema akad
rahn :
41
a Rahin mendatangi Murtahin untuk minta fasilitas pembiayaan dengan membawa marhum barang jaminan yang dapat dimanfaatkan dikelola
yang akan diserahkan kepada murtahin. b Murtahin melakukan pemeriksaan dan termasuk juga menaksir harga
barang jaminan yang diberikan oleh rahin sebagai jaminan utangnya c Setelah semua persyaratan terpenuhi, maka murtahin dan rahin akan
melakukan akad rahn. d Selanjutnya, setelah akad dilakukan, maka murtahin akan memberikan
sejumlah pinjaman uang yang jumlahnya di bawah nilai taksir kepada rahin
. e Setelah rahin menerima sejumlah uang pinjaman dari murtahin, maka
selanjutnya akan melakukan negosiasi kasepakatan kembali mengenai barang yang digadaikan tersebut, yaitu apakah barang tersebut akan
dikeloladimanfaatkan atau tidak.
6. Ketentuan Pelaksanaan Gadai Dalam Islam