Pengertian Gadai Pegadaian Syariah

xxxv kegiatan sering pula disebut multi finance company. Selanjutnya dengan keputusan Menteri Keuangan No. 1256KMK.001989 tanggal 18 November 1089 bidang usaha perdagangan surat berharga dikeluarkan dari lingkup usaha lembaga pembiayaan karena kegiatan terebut sangat terkait dengan kegiatan di bidang pasar modal sehigga pengaturan dan pembinaan kegiatan perusahaan perdangan surat berharga atau perusahaan efek tersebut dialihkan kepada Bapepam sebagai otoritas pasar modal. 24

A. Pegadaian Syariah

1. Pengertian Gadai

Gadai adalah jaminan barang yang dapat dijual sebagai jaminan hutang, dan kelak nantinya dapat dijual membayar hutang, jika yang hutang tidak mampu membayar hutangnya karena kesulitan. Karena itu tidak boleh menggadaikan barang wakaf. 25 Menurut Kitab Undang-Undang Hukum Perdata KUHP pasal 1150 disebutkan: “Gadai adalah suatu hak yang diperoleh seorang yang berpiutang atas suatu barang bergerak, yang diserahkan kepadanya oleh seorang yang berhutang atau oleh orang lain atas namanya, dan yang memberikan kekuasaan kepada si berpiutang itu untuk mengambil pelunasan dari barang tersebut secara didahulukan dari pada orang-orang yang berpiutang lainnya, dengan kekecualian biaya untuk melelang barang tersebut dan biaya yang telah dikeluarkan untuk menyelamatkannya setelah barang itu digadaikan, biaya-biaya mana harus didahulukan.” 26 24 Ibid. 25 Moh Rifai, Konsep Perbankan Syariah Semarang: CV. Wicaksana, 2002, h. 89. 26 Subekti dan R. Tjitrosudibio, Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, Jakarta: Pradnya Paramita, 2004, Cet. Ke-34, h. 297. xxxvi Perusahaan Umum Pegadaian adalah satu-satunya badan usaha di Indonesia yang secara resmi mempunyai izin untuk melaksanakan kegiatan lembaga keuangan berupa pembiayaan dalam bentuk penyaluran dana ke masyarakat atas dasar hukum gadai seperti dimaksud dalam kitab Undang- Undang perdata pasal 1150 diatas. Tugas pokoknya adalah memberikan pinjaman kepada masyarakat atas dasar hukum gadai agar masyarakat tidak dirugikan oleh kegiatan lembaga keuangan informal yang cenderung memanfaatkan kebutuhan dana mendesak dari masyarakat. 27 Menurut Bahasa, gadai al-Rahn, berarti al-tsubut dan al-habs yaitu penetapan dan penahanan. Ada pula yang menjelaskan bahwa rahn adalah terkurung atau terjerat. 28 Sedangkan menurut syara’ artinya Akad yang objeknya menahan harga terhadap sesuatu hak yang mungkin diperoleh bayaran dengan sempurna darinya. 29 Dalam definisinya rahn adalah barang yang digadaikan, rahin adalah orang menggadaikan, sedangkan murtahin adalah orang yang memberikan pinjaman. Adapun pengertian rahn menurut Imam Ibnu Qudhamah dalam kitab Al- Mughni adalah sesuatu benda yang yang dijadikan kepercayaan dari suatu utang untuk dipenuhi dari harganya, apabila yang berutang tidak sanggup membayarnya dari orang yang yang berpiutang. Sedangkan Imam Abu Zakaria Al-Anshary, 27 Heri Sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, Yogyakarta: Ekonisia, Cet ke-2, h. 156 28 Hendi Suhendi, Fiqh Muamalah, Jakarta, Raja Grafindo Persada, 2002, Cet. Ke-1, h. 105 29 Ibid. xxxvii dalam kitabnya Fathul Wahab, mendefinisikan rahn adalah menjadikan benda yang bersifat harta benda sebagai kepercayaan dari suatu yang dapat dibayarkan dari harta benda itu bila utang tidak dibayar. 30 Secara umum pengertian usaha gadai adalah kegiatan menjaminkan barang-barang berharga kepada pihak tertentu, guna memperoleh sejumlah uang dan barang yang dijaminkan akan ditebus kembali sesuai dengan perjanjian antara nasabah dan lembaga gadai. 31

2. Landasan Hukum