Managemen Pengelolaan Dana Peserta DPLK PT. Bank Muamalat Tbk, Managemen Pengalokasian Dana DPLK PT. Bank Muamalat Tbk

dengan menggunakan deposito. Dari dana peserta tersebut 99 dimasukan ke bank – bank umum syariah, misalnya ; bank syariah Mandiri, bank BNI syariah. 2 Peserta akan mengetahui hasil yang diberikan oleh DPLK PT. Bank Muamalat sebagai hasil dari investasi, ini dapat dilihat pada skema berikut ; Managemen Pengelolaan Dana DPLK PT. Bank Muamalat Tbk

B. Managemen Pengalokasian Dana DPLK PT. Bank Muamalat Tbk

Sejauh ini pihak DPLK PT. Bank Muamalat Tbk telah menempatkan dana investasi peserta dalam bentuk investasi yang ditetapkan berdasarkan Undang – Undang No. 11 tahun 1992 tentang dana pensiun dan keputusan 2 Ibid Peserta pemilik dana DPLK menampung dana pada giro penampungan Investasi dana Dana deposito, obligasi, saham Surat berharga, Pasar uang, Hutang berjangka, Sertifikat Saham unit penyelenggara reksa dana Bagi hasil dari pihak ketiga DPLK Keuntungan peserta Menteri Keuangan RI No. 78 KMK.017 1995, pihak DPLK PT.Bank Muamalat Tbk mengelompokan jenis investasi dalam bentuk paket sebagai berikut ; 3 1. Paket A 100 dana peserta akan diinvestasikan kedeposito berjangka di bank syari’ah dengan mata uang rupiah. 2. Paket B 100 dana peserta akan diinvestasikan kedeposito berjangka di bank syari’ah dengan mata uang dolar Amerika 3. Paket C Dana peserta akan diinvestasikan kedeposito rupiah dan surat pengakuan hutang persentasenya ditentukan oleh dana pensiun sebagai berikut ; a. Deposito berjangka di bank syari’ah maksimal 100 b. Surat pengakuan berjangka waktu lebih dari satu tahun melalui bank syari’ah maksimal 50 4. Paket D Dana peserta akan diinvestasikan pada deposito rupiah dan saham dengan komposisi sebagai berikutr ; a. Deposito berjangka di bank syari’ah maksimal 100 . b. Saham yang tercatat di bursa efek Indo nesia sesuai syari’ah maksimal 50 3 Bank Muamalat, Peraturan Dana Pensiun Bank Muamalat, Jakarta ; 8 Januari 2001 5. Paket E Dana peserta akan di investasikan pada deposito rupiah dan reksadana dengan komposisi sebagai berikut : a. Deposito berjangka dibank syari’ah maksimal 100 b. Reksadana syari’ah maksimum 50 lihat tabel ; 1, 2, 3. 4 Seluruh investasi DPLK PT. Bank Muamalat Tbk, ditempatkan pada deposito berjangka PT. Bank Muamalat Tbk sebanyak Rp. 14.422.642.474.59, 90,41, dari total investasi. Jenis investasi pada DPLK PT. Bank Muamalat Tbk ditempatkan berdasarkan pilihan peserta. Berdasarkan pilihan investasi 96,83 peserta DPLK memilih investasi dalam bentuk deposito berjangka paket A di bank syari’ah, sedangkan sisanya 3,17 memilih paket B, C, D, dan E dengan pilihan investasi campuran dari berjangka syari’ah, reksadana saham, dan deposito berjangka dalam bentuk dolar Amerika di bank syari’ah. Hasil keuntungan investasi dalam bentuk deposito berjangka pada tahun 2002 dari PT.Bank Muamalat Tbk dengan bank syari’ah seperti ; BPRS Mentari, BPRS Amanah Ummah, BPRS Insan Citra, BPRS Wakalumi, BPRS Harta Insan Karimah, diperoleh sebanyak Rp. 1,7772,020,054,20. Dari hasil investasi tersebut pihak DPLK memberikan hasil keuntungan sepenuhnya kepada peserta dari pengembalian bagi hasil pihak ketiga. Dilihat dari cara bagi hasil yang dilakukan oleh DPLK PT. Bank Muamalat Tbk, 4 Husni, HMR, Akun. Publik Laporan portopolio Investasi DPLK PT.Bank Muamalat Tbk, Jakarta ; 2003 , hl.5 maka pihak DPLK PT. Bank Muamalat Tbk membuka peluang kepada peserta dan pihak ketiga untuk sama – sama dapat berinvestasi yang saling menguntungkan.

C. Managemen Dana DPLK PT. Bank Muamalat Tbk Ditinjau Dari

Hukum Islam Pengelolaan dana oleh DPLK PT. Bank Muamalat Tbk didasarkan pada Undang – Undang No. 11 tahun 1992 yaitu tentang dana pensiun dan Keputusan Menteri Keuangan RI No. 78 KMK.017 1995, dapat dilihat bahwa kegiatan yang dijalankan oleh pihak DPLK PT. bank Muamalat Tbk adalah bentuk usaha kerja sama antara peserta pihak pertama dengan PT. Bank Muamalat Tbk pihak kedua dengan sistem mudharabah kedalam bentuk deposito mudharabah mutlaqoh. Deposito mudharabah mutlaqoh adalah kerja sama antara pemilik dana shohibul maal dan seorang yang akan mengelola dana tersebut mudhorib dengan pembagian bagi hasil. Pada hakekatnya mudhorib adalah orang kepercayaan yang diminta untuk bertindak dengan kepercayaan penuh dan tanggung jawab atas kerugian yang dialami akibat kelalaian yang dilakukan secara sengaja. 5 Sebagai pihak yang diberikan kepercayaan untuk menggunakan dan mengelola modal dengan cara demikian rupa guna menghasilkan keuntungan optimum. Pada umumnya mazhab Hanafi dan Hambali menggunakan istilah 5 Umar chapra, Al- Qur’an menuju sistem moneter yang adil, op. cit. Yogyakarta ; DBP Yasa, 1997, cet ke-1, hl.232 mudharabah, sedangkan Maliki dan Syafi’I lebih suka dengan istilah qirod. Pada prinsipnya mudharabah dan qirod memiliki makna yang sama yaitu kerja sama pemilik dana dan pengelola dana. Perjanjian mudharah dapat berbentuk lisan ataupun tulisan. Dalam risiko kegiatan mudharabah dapat dijelaskan bahwa kerugian yang terjadi karena kewajaran bisnis harus diperhitungkan terhadap laba. Prinsip umum bahwa risiko shaibul maal diperjelas tentang kerugian yang akan ditanggung mudharib hanyalah sebatas waktu dan usaha. Hal ini menjadi alas an mengapa mudharah disebut kerjasama yang menguntungkan. Mudharah akan berakhir jika ; 1. Perjanjian kerja sama bisnis telah selesai pada waktu yang disepakati. 2. Terjadi kematian pada salah satu pihak. 3. Salah satu pihak mengundurkan, maka pihak lain menyetujuinya.