Dengan demikian, prinsip keadilan sosial Rawls tidak berkaitan secara langsung dengan praktik-praktik sosial yang begitu banyak, melainkan prinsip
yang diterapkan pada institusi-insitusi sosial utama yang menopang struktur sosial, seperti konstitusi politik, prinsip ekonomi, dan tatanan sosial. Prinsip
keadilan sosial mengatur “cara” bagaimana lembaga-lembaga sosial utama mendistribusikan apa yang disebut oleh Rawls dengan
“nilai-nilai primer”, primary goods. Nilai-nilai primer itu antara lain: kebebasan dan kesempatan,
pendapatan dan kekayaan. Dengan demikian, masalah pokok keadilan sosial Rawls mencakup tiga bidang: politik kuasa, ekonomi uang, dan sosial
status.
12
B. Dua Prinsip Keadilan Sosial
1. Konsepsi Umum Konsepsi keadilan Rawls dengan dua prinsip keadilannya bertolak dari
konsepsi umum keadilannya. Oleh karena itu, kita perlu melihat terlebih dahulu konsepsi umum keadilannya. Rumusan konsepsi keadilan umum adalah sebagai
berikut: “Semua nilai sosial primer –kebebasan dan kesempatan, pendapatan dan
kekayaan, dan dasar-dasar harga diri-- harus didistribusikan secara sama equally. Suatu distribusi yang tidak sama unequal sebagian atau
keseluruhan nilai-nilai sosial tersebut hanya apabila hal itu bermanfaat menguntungkan semua orang.”
1
Konsepsi umum ini mengungkapkan
elemen-elemen pokok dalam
keadilan sosial John Rawls, di mana konsepsi keadilan khususnya tak lain sebagai bentuk penjabaran lebih lanjut dan solusi atas problem yang terdapat dalam
12
Bur Rasuanto, Keadilan Sosial: Pandangan Deontologis Rawls dan Habermas. Dua Teori Filsafat Politik Kontemporer, Jakarta: Gramedia, 2004, h. 14
konsepsi umum ini. Karena itu, ada beberapa hal dari konsepsi umum ini yang patut dicermati sebagai berikut:
a Prinsip pokok keadilan sosial Rawls adalah equality atau persamaan. b Persamaaan dalam distribusi nilai-nilai sosial primer
c Ketidaksamaan dapat ditoleransi sejauh menguntungkan semua pihak. Jelas bahwa konsepsi umum di atas menunjukkan Rawls sebagai
Egalitarian . Titik tolak prinsip keadilannya ialah “persamaan” equality. Tapi ia
bukan seorang Egalitarianisme radikal, di mana ia juga menerima prinsip “ketidak-samaan” unequality. Di satu sisi bahwa keadilan sosial adalah
penerapan prinsip persamaan dalam masalah distribusi nilai-nilai sosial primer. Di sisi lain, diakui, ketidaksamaan dapat ditoleransi sejauh hal itu menguntungkan
semua orang terutama golongan yang paling tertinggal. Secara umum dapat dikatakan, sekujur konsepsi keadilan Rawls pada dasarnya bergerak menyusur di
antara sisi persamaan dan ketidaksamaan tersebut. Dengan mengangkat prinsip persamaan atau equality orang mungkin
segera mengira Rawls hanya menggabungkan diri ke dalam kubu sosialisme. Tapi Rawls tidak bermaksud menambah pengikut sosialisme melainkan hendak
membangun teori alternatif bagi, dan sekaligus mengungguli, utilitarianisme dalam konteks masyarakat demokratik konstitusional. Berbeda dari sosialisme
yang hanya menekankan penerapan prinsip kesamaan dalam distribusi ekonomi, Rawls menerapkan prinsip persamaan dalam distribusi nilai-nilai primer atau
primary goods. Apa itu? nilai-nilai atau nikmat primer dirumuskan Rawls sebagai semua nilai atau nikmat material maupun non-material, yang langsung maupun
tidak langsung dapat memengaruhi kondisi kehidupan dan masa depan seseorang, nilai-nilai yang setiap manusia rasional diandaikan menghendakinya. Nilai-nilai
itu mencakup nilai ekonomi pendapatan dan kekayaan, tapi juga hak-hak dan kebebasan, kekuasaan dan kesempatan, kehormatan diri. Keadilan sosial berarti
kesamaan dalam distribusi pendapatan dan kekayaan, tapi juga kesamaan dalam hak-hak, kebebasan dan kesempatan, serta kesamaan dalam dasar-dasar
kehormatan diri. Disimpulkan secara sederhana dan populer, keadilan sosial Rawls melampaui apa yang menjadi titik perjuangan sosialisme dan liberalisme
digabung menjadi satu.
13
Lebih lanjut, persamaan distribusi nilai-nilai sosial primer ini memberikan suatu lukisan tentang kondisi hipotetis ideal, yakni kondisi di mana nilai-nilai
sosial primer dapat dibagi dengan sama kepada semua orang, tanpa terkecuali. Dengan ini, masyarakat ideal ialah masyarakat di mana tidak ada kesenjangan dan
ketidaksamaan. Kondisi sosial ini dapat dijelaskan sebagai situasi di mana semua orang punya hak dan kewajiban yang sama, pendapatan dan kekayaan dibagi
sama rata. Kondisi ideal ini memberikan standar untuk menilai perbaikan kepada kehidupan sosial yang lebih baik.
14
Jika ketimpangan dan ketidaksamaan
13
Bur Rasuanto, Keadilan Sosial, h. 43
14
Kondisi ideal ini sejalan dengan perhatian teori keadilannya. Teori keadilan secara intuitif bisa dipisahkan dalam dua bagian: bagian ideal dan bagian non -ideal. Bagian teori non-
ideal berkenaan dengan prinsip-prinsip menghadapi ketidakadilan yang sudah ada. Dalam konsepsi umum sebagaimana diatas misalnya, bagian non -ideal adalah bagian mengenai ketidaksamaan atau
kesenjangan. Bagian teori ideal adalah pandangan mengenai masyarakat berkeadilan yang hendak diapai kalau bisa. Dalam soal di atas, bagian ideal berkaitan dengan persamaan distribusi nilai-nilai
sosial primer. Itulah perhatian pokok konsepsi keadilan sosial Rawls. Karena itu sasarannya lebih tertuju pada kelompok pertama. Konsep non-ideal tidak bekerja sebelum konsep ideal, melainkan
sesudahnya. Ukuran keadilan sosial tetap harus dilihat dari konsep keadilan secara keseluruhan. Lembaga-lembaga sosial yang ada harus dinilai dari kacamata konsepsi ini dan dinyatakan tidak
adil sejauh mereka menyimpang dari konsepsi ini tanpa alasan yang cukup. Penjelasan lebih lanjut
distribusi nilai-nilai sosial primer justru membuat semua orang lebih baik daripada kondisi awal hipotetis ini, maka kondisi ini sejalan dengan tuntutan
konsepsi keadilan umum.
15
Will Kymlicka mengatakan bahwa konsepsi keadilan umum ini belum sempurna. Konsep umum ini mengandung berbagai konflik di antara nilai-nilai
sosial primer yang bermacam-macam itu. Misalnya, kita barangkali dapat meningkatkan pendapatan seseorang dengan menghilangkan salah satu kebebasan
dasar yang
dimilikinya. Ketimpangan
distribusi kebebasan
ini akan
menguntungkan yang paling kurang kaya dalam sebuah acara pendapatan, tapi tidak dalam cara yang lain kebebasan. Atau apa yang terjadi jika ketimpangan
distribusi pendapatan menguntungkan semua orang dalam pengertian pendekatan, tetapi menciptakan ketimpangan dalam kesempatan yang merugikan mereka yang
memiliki pendapatan kurang? Apakah perbaikan dalam pendapatan ini lebih penting
dibandingkan dengan
kerugian-kerugian dalam
kebebasan atau
kesempatan?
16
Dengan demikian, prinsip-prinsip keadilan umum ini belum memberi cukup petunjuk dalam mengatur distribusi nilai-nilai sosial primer yang adil
Karena itu, Rawls kemudian mengembangkan prinsip-prinsip umum ini lebih lanjut dengan penjabaran dan sistem prioritas dalam sebuah konsepsi keadilan
sosial yang lebih khusus. Konsepsi khususnya ini dikembangkan dalam bentuk
berkaitan pandangan Rawls tentang pembagian teori keadilan: bagian ideal dan non -ideal, bisa dilihat dalam, John Rawls, Teori Keadilan, pada halaman 9-10 dan 312-314
15
John Rawls, Teori Keadilan,. h. 74-75
16
Will Kymlicka, Pengantar Filsafat Politik Kontemporer: Kajian Khusus atas Teori - Teori Keadilan, terj. Agus Wahyudi, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2004, h. 71
dua prinsip keadilan sosial, di mana hal ini termasuk bagian utama dari teori keadilan yang paling utama.
2. Konsepsi Khusus: John Rawls merumuskan konsepsi khusus keadilan ke dalam dua prinsip
keadilan sosial. Rumusan tersebut sebagai berikut:
Prinsip Pertama: Setiap orang mempunyai hak yang sama atas kebebasan dasar yang paling
luas, seluas kebebasan yang sama bagi semua orang. Prinsip Kedua:
Ketimpangan sosial dan ekonomi ditata sedemikian hingga mereka a memberi keuntungan terbesar pada kelompok yang paling lemah, dan b
semua posisi dan jabatan terbuka bagi semua orang dalam kondisi kesetaraan peluang yang fair .
17
a. Prinsip Keadilan Pertama
Prinsip pertama ini disebut sebagai “persamaan kebebasan-kebebasan dasar”. Dalam hal ini Rawls menganut egalitarianisme. Prinsip ini berkenaan
dengan masalah kebebasan-kebebasan dasar warga masyarakat. Kebebasan- kebebasan dasar yang dimaksudkan oleh Rawls tersebut antara lain meliputi:
“kebebasan politik hak untuk memilih dan dipilih menduduki jabatan publik bersama dengan kebebasan berbicara dan berserikat; kebebasan
berkeyakinan dan kebebasan berpikir; kebebasan seseorang seiring dengan kebebasan untuk mempertahankan hak milik pribadi; dan kebebasan dari
penangkapan sewenang-wenang sebagaimana didefinisikan oleh konsep rule of law
.”
18
Prinsip keadilan pertama ini mengatur agar kebebasan-kebebasan ini dasar ini diharuskan setara, karena warga suatu masyarakat yang adil mempunyai hak-
hak dasar yang sama. Kebebasan-kebebasan ini harus tersedia dengan cara yang
17
John Rawls, Teori Keadilan, h. 72
18
John Rawls, Teori Keadilan, h. 73
sama untuk semua warga masyarakat. Masyarakat tidak diatur dengan adil apabila hanya satu golongan dalam masyarakat saja yang diperbolehkan,
misalnya, untuk mengemukakan pendapatnya, atau semua warga masyarakat dipaksa untuk memeluk satu agama tertentu saja.
Rawls di sini tidak berbicara tentang teori umum kebebasan, melainkan bagaimana prinsip
keadilan dapat menjamin kebebasan-kebebasan
dasar. Perbincangan tentang kebebasan di sini dalam hubungan dengan batasan-batasan
konstitusional dan legal. Yakni, kebebasan yang dipahami sebagai sistem aturan publik tertentu yang mendefinisikan hak dan kewajiban.
19
Hal penting yang perlu diperhatikan ialah bahwa kebebasan berpikir dan kebebasan suara hati, kebebasan
person manusia dan kebebasan sipil, singkatnya apa yang kini dipahami sebagai hak asasi, tidak boleh dikorbankan untuk kebebasan politik, untuk kebebasan
kesamaan partisipasi dalam politik. Dengan kata lain, kebebasan politik harus didasarkan atas penghormatan terhadap kebebasan yang lebih dasar, yaitu
kebebasan suara hati.
20
Lebih lanjut, Rawls menggarisbawahi bahwa kebebasan-kebebasan dasar harus dinilai sebagai “satu kesatuan, atau sebagai satu sistem”
21
Artinya, kebebasan setiap orang tidak lepas begitu saja dari kebebasan orang. Dan juga
suatu bentuk kebebasan tertentu tidak bisa dihayati dan dilaksanakan terpisah begitu saja dari pelaksanaan bentuk-bentuk kebebasan lainnya. Nilai dari masing-
19
John Rawls, Teori Keadilan, h. 254
20
John Rawls, Teori Keadilan, h. 259.
21
John Rawls, Teori Keadilan, h. 255
masing kebebasan dasar haruslah dipahami dalam relasinya serta dalam ketergantungannya pada keseluruhan kebebasan dasar sebagai suatu sistem.
22
Dengan kata lain, tuntutan untuk mendapatkan kebebasan dasar tertentu yang lebih luas tidak dapat diterima kecuali apabila tuntutan itu memperkosa
kebebasan-kebebasan dasar sebagai suatu keseluruhan. Misalnya, setiap orang mempunyai hak untuk bicara, dan kareanya setiap orang mempunyai hak untuk
menuntut pelaksanaan hak berbicara ini. Akan tetapi, tidak berarti bahwa setiap orang mempunyai hak untuk memaksakan pikiran dan pendapatnya kepada orang
lain. Apabila itu terjadi, maka sesungguhnya di sini telah terjadi pemerkosaan dan penghancuran terhadap kebebasan pihak lain dalam hal berpikir dan mengikuti
suara hatinya sendirinya. Pertimbangan di atas memperlihatkan bahwa betapa pun mendasarnya
kebebasan sebagai nilai utama bagi manusia, tetap saja ada kemungkinan untuk membatasi pelaksanaanya.
23
Itu berarti bahwa tidak ada satu pun kebebasan ber- sifat absolut dan dengan itu juga memperlihatkan sifat prima facie
24
dari setiap bentuk kebebasan dasar. Dengan kata lain, kebebasan dasar merupakan nilai
fundamental bagi manusia, karenanya wajib dilindungi dan dibuka peluang sebesar-besarnya untuk mewujudkannya. Akan tetapi, kebebasan-kebebasan
22
John Rawls, Teori Keadilan;
23
Ada berbagai bentuk pembatasan, namun dalam konteks kehidupan bersama sebuah anggota masyarakat dan yang berlaku sama secara sama bagi semua anggota masyarakat adalah
pembatasan konstitusional atau legal. John Rawls, h. 254
24
Prima facie: sejauh kebebasan-kebebasan itu dilihat pada dirinya sendiri kebebasan - kebebasan itu harus sepenuhnya dijamin, tetapi karena dalam kenyataan kehidupan masyarakat
kebebasan-kebebasan itu baik saling menunjang maupun saling membatasi, masing -masing justru tidak boleh dimutlakkan melainkan haruslah dijamin dengan melihat kebebasan -kebebasan lain.
Dalam bahasa sederhana, antara kebebasan-kebebasan dasar yang dijamin harus ada keseimbangan. Franz Magnis Suseno, Etik a Politik : Prinsip-Prinsip Moral Dasar Kenegaraan
Modern,Cet. ke-5 Jakarta: Gramedia, 1999, h. 132-133
dasar itu hanya dapat dilaksanakan sejauh pelaksanaan masing-masing tidak membahayakan kebebasan secara keseluruhan sebagai sebuah sistem, di mana
setiap bentuk kebebasan saling terkait sebagai satu kesatuan. b. Prinsip Keadilan Kedua
Prinsip keadilan sosial yang kedua berkenaan dengan masalah distribusi
sumber daya sosial dan ekonomi. Dalam hal ini, Rawls menegaskan bahwa distribusi dalam bidang ini boleh dibagi secara tidak sama unequality. Namun
ketidaksamaan di sini tidak
boleh dipahami secara
mutlak, melainkan
ketidaksamaan itu haruslah memenuhi dua unsur berikut. a posisi kekuasaan dan jabatan publik harus bisa diakses oleh, atau terbuka untuk, semua orang; b
harus demi keuntungan semua orang, khususnya golongan yang paling lemah. Dengan demikian, prinsip keadilan sosial yang kedua ini terdiri dari dua prinsip.
1 persamaan kesempatan yang fair, 2 prinsip perbedaan atau biasa disebut dengan difference principle. Keduanya harus dilihat sebagai satu kesatuan. Prinsip
perbedaan atau difference principle adalah salah satu bagian penting keadilan sosialnya, bahkan konsepsi umum tak lain adalah penerapan difference principle.
Prinsip keadilan sosial yang kedua ini merupakan solusi dan jawaban Rawls atas masalah “persamaan kesempatan” dalam keadilan distributif, di mana
perspektif yang ada selama ini dianggap tidak cukup memuaskan. Perspektif Rawls atas masalah tersebut
–dengan digabungkannya prinsip persamaan kesempatan dengan prinsip perbedaan- disebutnya sebagai perspektif
“kesamaan demokratis
”. Setidaknya, ada dua persepektif dalam menginterpretasi persamaan
kesempatan ditolak olehnya. Pertama interpretasi kesamaan kesempatan formal dan persamaan kesempatan fair
Secara intutif, prinsip persamaan kesempatan diterima sebagai justifikasi keadilan distributif. Berikan kesempatan yang sama, maka apa yang dicapai
masing-masing dianggap adil. pendapat seperti itu dilatari oleh anggapan bahwa orang berhak menentukan pilihan hidupnya sendiri. Dan apa pun yang dicapai-
nya tidak ada sangkut-pautnya dengan masalah keadilan apabila hal itu bukan karena keadaan melainkan karena pilihannya sendiri. Kesamaaan kesempatan
menyediakan peluang bagi masing-masing orang berusaha mencapai tujuan hidupnya bukan atas dasar kemampuan ekonomi, klas sosial, warna kulit, jenis
kelamin. Gagasan utama yang mendasari pandangan kesamaan kesempatan diatas
ialah, “…justru fair bagi individu-individu untuk menerima bagian yang tidak sama atas nilai-nilai sosial primer jika ketimpangan tersebut didapatkan dan
diakui sebagai hak yang semestinya diterima oleh individu-individu, yaitu jika ini adalah hasil tindakan-tindakan dan pilihan individu itu. Tetapi justru tidak fair
bagi individu-individu untuk diuntungkan atau diistimewakan menurut perbedaan perbedaan dalam keadaan-keadaan sosialnya yang bersifat semena-mena, dan
yang tidak diakui sebagai hak yang semestinya diterima…”
25
Rawls mengakui daya pikat pandangan ini. Tetapi ada sumber ketimpangan yang tidak semestinya yang lain yang diabaikan oleh pandangan ini.
Benar bahwa ketimpangan sosial adalah tidak semestinya, dan karena itu tidak
25
Will Kymlicka, Pengantar Filsafat Politik , h. 75
fair jika nasib seseorang menjadi lebih buruk gara-gara ketimpangan tidak semestinya itu. Ketimpangan itu adalah ketimpangan-ketimpangan dalam bakat
alamiah atau genetis. Dengan perspektif kesamaan demokratik Rawls persamaan kesempatan fair + prinsip perbedaan, maka kesamaan kesempatan tidak hanya
terbebas dari kontingensi sosial dan historis, tapi juga terbebas dari kontingensi genetis seperti kemampuan alami dan bakat.
Prinsip difference
tidak membenarkan
keunggulan sosial
maupun kemujuran kodrati dijadikan semacam titik-tolak begitu saja bagi seseorang dalam
mencapai nikmat-nikmat distributif dalam masyarakat. Itu tidak berarti prinsip perbedaan bertujuan menghapus perbedaan atau ketidaksamaan. Kelebihan dan
kemampuan alami dan bakat memang harus dipandang sebagai karunia alami dan manusia tidak berhak mengubah atau mencampurinya. Orang tidak minta
dilahirkan cacat, sebagai jenius, berbakat seni, sebagai anak pejabat tingg, anak presiden ataupun menteri. Bahwa seseorang dilahirkan dalam masyarakat dalam
pada kedudukan sosial khusus, itu hanyalah fakta alamiah. Tidak ada masalah adil atau tidak adil di sini. Apa yang tidak adil adalah cara institusi-institusi
menangani fakta itu.
26
Dengan prinsip difference maka pandangan yang lazim terhadap karunia kodrati
–kelebihan dalam bakan dan kemampuan alami—harus diubah: kelebihan genetis jangan lagi dianggap sebagai aset pribadi melainkan harus
dipandang sebagai aset bersama. Kelebihan bakat atau kemampuan kodrati yang dikaruniakan alam kepada seseorang bukanlah miliknya melainkan milik bersama
26
John Rawls, Teori Keadilan, h. 102
yang dititipkan kepadanya untuk dipelihara. Setiap keuntungan yang berasal dari kelebihan alamigenetis, nilainya ditentukan oleh apakah keuntungan semua
golongan terutama mereka yang paling lemah. Dengan ini Rawls mengangkat solidaritas sosial sebagai salah satu kriteria masyarakat berkeadilan sosial.
27
c. Hubungan Antara Dua Prinsip keadilan Bagaimana hubungan antara prinsip-prinsip keadilan sosial yang telah
penulis sebelumnya. John Rawls menempatkan dua prinsip keadilan sosial dalam urutan yang disebutnya dengan “prioritas leksikal” lexical priority. Prinsip
pertama mendahului prinsip kedua dalam urutan leksikal. Artinya urutan prinsip persamaan kebebasan sebagai prinsip pertama mendahului pengaturan kesamaan
ekonomi, dan ketidaksamaan sosial, seperti urutan kata dalam kamus yang tidak boleh. Prinsip persamaan kebebasan-kebebasan dasar harus lebih dahulu dari-
pada prinsip-prinsip ekonomi dan sosial. Prinsip persamaan kebebasan- kebebasan dasar tidak bisa dinegosiasikan, dikompromikan, atau digantikan, atau
bahkan dikorbankan untuk kepentingan dan keuntungan-keuntungan ekonomi dan sosial yang lebih besar. Pada skala nilai dalam masyarakat adil yang dicita-citakan
Rawls, paling atas harus ditempatkan hak-hak kebebasan yang klasik, yang pada kenyataan sama dengan dengan kini disebut sebagai Hak Asasi Manusia.
28
Prinsip kedua yang berkenaan dengan ketimpangan atau ketidaksamaan distribusi dan kesempatan sosial dan ekonomi oleh Rawls dipecah lagi dalam dua
bagian: 2a masalah ketidaksamaan distributif, 2b kesamaan kesempatan yang
27
Bur Rasuanto, Keadilan Sosial, h. 81-83
28
John Rawls, Teori Keadilan, h. 73
fair bagi posisi dan jabatan publik yang harus terbuka bagi semua pihak. Masalah yang berkenaan dengan kesamaan kesempatan. Distribusi kekayaan dan
pendapatan, serta posisi dan jabatan publik, harus sejalan dengan kebebasan- kebebasan dasar warga masyarakat dan kesamaan kesempatan. Urutan secara
serial atas prinsip-prinsip tersebut mengekspresikan pilihan dasar di antara nilai- nilai sosial primer.
29
C. Posisi Asali Original Position