kumpulan orang-orang dalam original position atau posisi asali yang akan mengadakan kontrak atau persetujuan itu:
“Mereka yang terlibat dalam kerja sama sosial memilih bersama prinsip- prinsip yang akan memberikan hak dan kewajiban dasar, serta menetapkan
pembagian keuntungan sosial. Mendahului kerja sama itu mereka memutuskan di muka bagaimana mereka mengatur klaim-klaim satu
terhadap yang lain, dan apa yang harus dijadikan prinsip masyarakat mereka. Seperti juga masing-masing orang harus memutuskan dengan
refleksi rasional apa yang melahirkan yang-
baik baginya…begitu juga suatu kelompok orang harus memutuskan sekali dan untuk semua yang
me reka pandang sebagai yang adil dan tidak adil.”
34
Orang-orang dalam original position merupakan orang-orang rasional,
mahluk moral yang bebas dan sederajat. Namun tak boleh dilupakan bahwa meski merupakan suatu bentuk kerja sama, bagaimanapun masyarakat ditandai oleh
konflik kepentingan yang berbeda-beda. Jika dilepas begitu saja, sukar dibayangkan mereka akan mencapai perseteujuan apa pun. Misalnya, seorang
kaya akan merasa rasional mengajukan prinsip bahwa berbagai pajak untuk kebijakan kesejahteraan adalah tidak adil; Di sisi lain, orang miskin akan
cenderung mengusulkan prinsip yang sebaliknya.
35
Intinya adalah dengan kepentingan berbeda-beda dan di bawah pengaruh kontingensi sosial maupun
kodrati, bagaimana mungkin mereka membuat kontrak atau persetujuan? Jadi apa yang harus dilakukan?
2. Tabir Ketidaktahuan Veil of Ignorance
Rawls memberikan jawabannya bahwa mereka diisolasikan dari segala informasi dengan mengandaikan mereka berada di balik “tabir ketidaktahuan”
34
John Rawls, Teori Keadilan, h. 14
35
John Rawls, Teori Keadilan, h. 21
yang disebut Rawls dengan veil of ignorance . Di balik “tabir” tersebut
dibayangkan mereka yang berkumpul dalam posisi awal itu dibebaskan dari segala kontingensi sosial dan historis, dibersihkan dari segala unsur yang
menyebabkan persetujuan tidak bisa dibuat karena perbedaan informasi mengenai yang diketahui dan yang tidak diketahui, status, motivasi dan tujuan
berkumpul, rasionalitas. Seberapa terisolasinya mereka memang menimbulkan perdebatan, karena seperti digambarkan Rawls,
“Tak seorang pun yang tahu tempatnya di dalam masyarakat, posisi kelas atau status sosialnya, ia juga tidak tahu keberuntungannya dalam distribusi
aset-aset serta kecakapan alamiah, kecerdasan dan kekuatan, dan lain-lain. Juga tak ada yang tahu soal konsepsinya tentang konsepnya sendiri
mengenai yang-baik, termasuk rencana hidupnya sendiri secara terperinci; atau ia bahkan juga tidak mengenal secara pasti situasi psikologisnya,
seperti ketidaksukaannya mengembil resiko serta kecenderungan bersikap
optimis atau pesimis…Semua pihak juga tidak mengetahui situasi khusus yang melingkupi masyarakat mereka. Artinya mereka tidak tahu situasi
ekonomi dan politiknya, atau taraf peradaban dan kebudayaan yang telah
dapat dicapai.”
36
Isolasi terhadap orang-orang di original position itu hampir sempurna sampai-sampai diasumsikan mereka itu tidak tahu di generasi mana mereka hidup.
Tapi di lain pihak, harus dibayangkan mereka bukan orang-orang yang terkena lupa ingatan sepenuhnya. Sebab mereka masih mengetahui bahwa masyarakat
merupakan subjek circumstances of justice, --kondisi di bawah mana kerja sama sosial dimungkinkan dan diperlukan
— tahu akan fakta-fakta umum mengenai masyarakat manusia, paham akan politik dan prinsip-prinsip teori ekonomi, basis
organisasi sosial dan hukum psikologi manusia. Pendeknya mereka tahu fakta- fakta umum yang memengaruhi pilihan terhadap prinsip-prinsip keadilan. Dari
36
John Rawls, Teori Keadilan, h. 165
basis situasi yang fair itu, mereka akan memilih konsepsi keadilan yang secara rasional paling menguntungkan. Itu sebabnya, Rawls pada mulanya beranggapan
teori keadilannya merupakan bagian, bahkan bagian terpenting, teori pilihan rasional.
37
Konsep veil of ignorance fundamental di sini karena menentukan apakah kontrak atau persetujuan dapat dilakukan atau tidak. Dengan veil of ignorance,
orang-orang pada original position dalam posisi setara, moral maupun informasinya,
38
konflik kepentingan ditidurkan, sehingga membuat pemilihan secara aklamasi konsepsi keadilan tertentu menjadi mungkin. Tanpa pembatasan
akses mereka terhadap berbagai informasi dan pengetahuan, tawar-menawar di original position akan tak tertolong ruwetnya. Di balik cadar ketidaktahuan,
kumpulan orang-orang dalam original position berada dalam situasi fairness dan memenuhi syarat keadilan proseduran murni: mereka punya harapan yang sama
untuk menang da n kemungkinan yang sama untuk kalah. Di balik “tabir” itu
mereka dibebaskan dari segala pengaruh kontingensi sosial yang dapat membuat ada di antara mereka berada pada posisi lebih beruntung dalam tawar menawar.
Veil of ignorance, dengan demikian, membedakan teori kontrak Rawls dari teori kontrak tradisional: kontraktor Rawsl berada dalam posisi sederajat, sebaliknya
kontraktor Rawls.
2. Rasionalitas dan Strategi Maximin