Sistem Fibrinolisis Koagulopati HEMOSTASIS

II.2.2. Sistem Fibrinolisis

Sistem pembentukan dan penghancuran fibrin sangat erat berkaitan. Akitifasi koagulasi juga sekaligus mengaktifkan lisis fibrin. Fibrinolisis, proses fisiologis untuk menghilangkan deposit fibrin yang tidak diinginkan, menandakan pemecahan fibrin dengan enzim secara progresif menjadi fragmen-fragmen yang larut. Fragmen- fragmen ini kemudian akan dibuang dari sirkulasi oleh makrofag dari reticuloendothelial system RES. Aksi sistem fibrinolitik ini melancarkan kembali aliran darah dalam pembuluh yang sebelumnya tersumbat oleh thrombus. Aktifasi sistem fibrinolisis oleh plasminogen activator seperti tissue plasminogen activator t-PA menghasilkan konversi plasminogen menjadi plasmin, mengakibatkan disolusi fibrin, danatau fibrinogen. Fibrin degradation products FDP dibentuk setelah degradasi fibrin dan fibrinogen oleh plasmin. D-dimer adalah fragmen dari cross- linked fibrin yang dihancurkan plasmin dan meningkat konsentrasinya pada saat onset fibrinolisis Heesen, 1997. Alfansuri Kadri : Peranan Marker Koagulasi Sebagai Prediktor Outcome Pada Penderita Trauma Kapitis, 2008 USU e-Repository © 2008

II.2.3. Koagulopati

Gangguan hemostasis dapat menyertai berbagai macam penyakit, yang disebabkan oleh pelepasan substansi thromboplastik, juga reaksi antigen-antibodi selama transfusi, bisa ular, kelainan pembuluh darah karena infeksi, abnormalitas arteriovenous, aneurisma dan graft vaskular. Kauffman, 1996 Gangguan hemostasis mengakibatkan aktifasi jalur koagulasi intrinsik danatau ekstrinsik dan stimulasi platelet yang begitu besar sehingga tidak dapat diatasi oleh sistem feedback normal. Terdapat trombosis lokal dan disseminated pada microvasculature , juga pada vena-vena kecil dan arteriole, bahkan terkadang juga pada pembuluh darah besar. Dengan adanya oklusi pembuluh darah, dapat terjadi kerusakan iskemik pada organ. Eritrosit yang melalui pembuluh yang mengalami oklusi dapat menderita kerusakan, menghasilkan fragmen sel yang disebut dengan schistocytes, yang dapat menyebabkan microangiopathic hemolytic anemia. Lisis dari trombus pada jaringan yang infark dapat mengakibatkan perdarahan lokal dari pembuluh darah yang rusak. Pendarahan ini dapat diperburuk dengan berkurangnya faktor koagulasi dan platelet, serta dengan adanya FDP yang berfungsi sebagai antikoagulan dan platelet inhibitor . Apabila diadakan pembedahan pada situasi Alfansuri Kadri : Peranan Marker Koagulasi Sebagai Prediktor Outcome Pada Penderita Trauma Kapitis, 2008 USU e-Repository © 2008 ini, dapat mendapat penyulit berupa perdarahan yang berlebihan. Kauffman, 1996. Kelainan ini, yang pertama kali dijabarkan pada tahun 1950, dengan sebutan “ intermediary mechanism of disease ” oleh McKay, juga dikenal dengan berbagai sinonim, salah satunya yang paling sering digunakan adalah disseminated intravascular coagulation DIC. Kauffman, 1996

II.3. KOAGULOPATI PADA TRAUMA KAPITIS