Tentang Era Globalisasi Konsepsi

BAB II PERLINDUNGAN HUKUM RAHASIA DAGANG

A. Tentang Era Globalisasi

Dalam beberapa tahun ini timbul kecendrungan bahwa sistem perekonomian dunia berdampak luas bagi perkembangan sistem perekonomian nasional, baik secara langsung maupun tidak langsung. Kenyataan memperlihatkan bahwa negara-negara di dunia saling bergantung satu sama lain, berusaha mengahasilkan barang dan jasa yang terbaik dan melakukan transaksi perdagangan secara bebas dan terbuka. Kondisi ini memperlihatkan akan lahirnya suatu era yang bersifat global, bebas, namun terkendali dan terbuka bagi semua negara di dunia. Era inilah yang disebut dengan era globaliasi atau perdagangan bebas. Konsep globalisasi pada dasarnya mengacu pada pengertian ketiadaan batas antar negara. Konsep ini bermakna bahwa suatu negara tidak dapat mencegah sesuatu terjadi di negara lain. Hal ini dapat dihubungkan dengan banyak hal, seperti sistem perekonomian, sistem perdagangan, investasi atau penanaman modal, tatanan kehidupan, dan lain-lain. Globalisasi adalah ketiadaan batas dan kendala perdagangan antar bangsa as a popular view of globalization is as the absence of bonders and barries to trade between nations. Himalay Taufan: Perlindungan Hukum Atas Rahasia Dagang, 2008. USU e-Repository © 2008 Defenisi dan konsep globalisasi di atas bermakna sama, yaitu adanya kebebasan antara negara-negara dalam melakukan sesuatu tanpa adanya hambatan, baik dalam sistem perdagangan atau dalam berbagai sistem lainnya. Pada era globalisasi atau perdagangan bebas, seluruh kegiatan perdagangan sangat berpengaruh baik secara langsung maupun tidak langsung pada perkembangan perekonomian nasional. Setiap negara berusaha meningkatkan produksinya dan menghasilkan apa yang terbaik. Setiap usaha yang dilakukannya bertujuan agar mampu bersaing dengan negara lain dalam iklim persaingan yang bebas dan terbuka. Jadi, setiap negara cenderung berpikir bagaimana meningkatkan kualitas barang atau jasa sehingga mampu bersaing walaupun dengan harga jual yang relatif tinggi. Dengan demikian, siap tidak siap, mau tidak mau, seluruh negara di dunia harus terlibat dan turut serta dalam globalisasi perdagangan karena negara-negara tersebut tidak mungkin menutup atau mengisolasi diri dari peradaban global yang berirama liberalisasi perdagangan. Eksistensi arus globalisasi mulai mendapat perhatian serius secara global ketika teknologi, terutama informasi, komunikasi, dan transportasi, berkembang dengan cepat. Perkembangan ini memperlihatkan adanya kemampuan suatu negara untuk mengetahui berbagai peristiwa di negara lain dengan cepat. Kemajuan teknologi ini menyebabkan pembauran antar bangsa semakin kompleks, sistem perekonomian dunia menyatu menjadi satu jaringan besar, dunia terintegrasi secara ekonomi, sosial, budaya, teknologi, dan bisnis. Kondisi ini sangat berpengaruh terhadap sistem nilai kehidupan suatu negara. Himalay Taufan: Perlindungan Hukum Atas Rahasia Dagang, 2008. USU e-Repository © 2008 Kemajuan teknologi yang begitu cepat inilah menumbuhkan keinginan suatu negara untuk menanamkan modalnya di negara lain dan berusaha bersaing dengan pasar dalam negeri. Namun, munculnya era globalisasi ini tidak sepenuhnya berdampak positif bagi negara-negara dunia. Kadang kala perdagangan bebas ini menumbuhkan iklim persaingan usaha tidak sehat diantara pelaku usaha. Hal ini terjadi karena kurangnya kemampuan memproduksi barang atau jasa yang berkualitas. Kondisi ini melahirkan suatu keinginan dari negara-negara yang dirugikan terutama negara maju untuk membentuk satu organisasi perdagangan dunia yang dapat melindungi kepentingan anggotanya. Menurut pandangan mereka, peran organisasi ini sangat signifikan dalam era perdagangan yang semakin global. Oleh karena itu pada putaran uruguay di Marekash di tandatangani pembentukan organisasi perdagangan dunia melalui The Agreement Establishing The World Trade Organization. Dengan lahirnya WTO ini, maka sistem perdagangan dan investasi dunia mengacu pada satu sistem tunggal dan WTO inilah yang akan mengadministrasikan dan mengawasi pelaksanaan persetujuan perdagangan serta menyelesaikan sengketa dagang diantara negara-negara anggota. Dengan demikian, sistem perekonomian dan perdagangan dunia dilaksanakan secara bebas, tanpa hambatan, namun terkendali karena adanya WTO yang mengawasi pelaksanaan perdagangan tersebut. Keadaan ini mendorong semakin meningkatnya ketergantungan antar negara dan pentinganya aspek Comprativeness Himalay Taufan: Perlindungan Hukum Atas Rahasia Dagang, 2008. USU e-Repository © 2008 suatu barang atau jasa bukan bergantung pada keunggulan comparative barang atau jasa, untuk bersaing serta merebut pangsa pasar. Era globalisasi atau perdagangan bebas ini juga dialami di tingkat regional, misalnya dengan dibentuknya blok perdagangan bebas seperti AFTA ASEAN Free Trade Area. Indonesia sebagai negara yang terletak di kawasan Asia Tenggara ikut serta menandatangani kesepakatan itu bersama-sama dengan negara-negara lainya. AFTA atau Area Perdagangan Bebas ASEAN ialah suatu kerja sama regional di Asia Tenggara untuk mengahapuskan trade barries antar negara anggota ASEAN. Munculnya AFTA ini merupakan fenomena global yang terjadi di berbagai blok-blok ekonomi sebagi reaksi atau anti klimaks terhadap globalisasi dan perdagangan bebas. Berdasarkan kondisi ini, tujuan pendirian AFTA adalah menjalin kerja sama ekonomi regional ASEAN dalam rangka tercapainya cita-cita perdagangan dunia yang adil, seimbang, transparan, bebas hambatan tarif dan non tarif, serta mendukung tercapainya pemilihan ekonomi dan dinamika bisnis negara-negara anggota yang sesuai dengan kesepakatan ASEAN Bold Measures yang dicapai pada pertengahan Desember 1998 pada KTT VI ASEAN di Hanoi. 25 Target AFTA adalah pengurangan tarif, bahkan menuju zero tariffs rate sebelum tahun 2003 bagi negara-negara anggotanya menuju liberalisasi perdagangan. Dengan demikian, negara-negara anggota dapat meningkatkan daya saing jangka panjang dan keunggulan kompetitif sebagai basis produksi pasar dunia. 25 Ade Manan Suherman, Aspek Hukum Dalam Ekonomi Global, Jakarta:Ghalia, Cetakan I, 2000, Hal 124-125 Himalay Taufan: Perlindungan Hukum Atas Rahasia Dagang, 2008. USU e-Repository © 2008

B. Kaitan Antara Perlindungan Hukum Atas Rahasia Dagang Dengan Era