PERLINDUNGAN HUKUM RAHASIA DAGANG

menjadi landasan lahirnya ketentuan tentang Rahasia Dagang yang disetai dengan penegakan hukumnya secara konsisten. Oleh karena itu, dalam Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2000 Tentang Rahasia Dagang, sistem hukum yang diterapkan sesuai dengan kepentingan nasional dengan strategi bisnis yang berskala nasional dan internasional dan menciptakan kreasi dan inovasi masyarakat. Dengan kata lain, kebijakan-kebijakan ekonomi demi peningkatan industri harus dilakukan tanpa mengabaikan faktor hukum untuk melindungi hak-hak dari pelaku bisnis. Jadi, para pihak yang memiliki Rahasia Dagang tersebut akan mampu menguasai Rahasia Dagangnya dan memanfaatkannya dalam kancah persaingan bisnis. Dengan demikian, persaingan usaha tidak sehat yang pasti menimbulkan masalah-masalah ekonomi internasional yang berkaitan dengan kepercayaan para investor asing terhadap Indonesia akan mulai berkurang dan persaingan bisnis antar pelaku bisnis dilaksanakan secara jujur, sehat, dan adil dalam aktivitas perdagangan global dalam era globalisasi.

D. PERLINDUNGAN HUKUM RAHASIA DAGANG

Perlindungan Rahasia Dagang memiliki nilai yang sangat penting dalam dunia investasi dan perdagangan, karena melalui sistem perlindungan seperti ini, maka informasi bisnis yang sifatnya sangat strategis dan kompetitif yang tidak terlindungi dengan Sistem Hukum Paten dan Hak Cipta atau Desain Industri dapat dilindungi. Himalay Taufan: Perlindungan Hukum Atas Rahasia Dagang, 2008. USU e-Repository © 2008 Sebagai gambaran bahwa untuk mendapatkan perlindungan Paten seorang penemu, harus benar-benar menemukan sesuatu yang sifatnya baru, terpenuhinya syarat-syarat yang sangat kompleks yang ditetapkan oleh Kantor Paten, sedangkan Rahasia Dagang dapat dilakukan secara lebih fleksibel karena tidak terikat pada syarat-syarat formal seperti halnya yang terjadi dalam Sistem Hukum Paten, yang memerlukan pemenuhan formalitas dan proses pemeriksaan yang rumit 36 Perlindungan Rahasia Dagang didasarkan atas beberapa teori yaitu sebagai berikut 37 : a. Teori Hak Milik Teori Hak Milik merupakan salah satu dasar perlindungan Rahasia Dagang 38 . Beberapa putusan di Amerika Serikat menunjukkan bahwa terdapat keterkaitan antara Rahasia Dagang dengan konsep Hak Milik. Rahasia Dagang dapat disejajarkan sebagai satu bentuk Hak Milik bahkan identik dengan aset atau investasi bagi perorangan atau perusahaan 39 . Sebagai Hak Milik, Rahasia Dagang bersifat eksklusif dan dapat dipertahankan terhadap siapapun yang berupaya menyalahgunakannya atau membajaknya. Pemilik mempunyai hak yang seluas-luasnya untuk mempergunakan Hak Miliknya itu untuk kepentingan perusahaannya. 36 Ditjen HCPM, Buku Panduan Di bidang Paten, 1997, hal 8 37 Gunawan Widjaja , Pemilik Rahasia Dagang Dan Pemegang Rahasia Dagang, Business News, 2001, Hal 120. 38 Cabanellas Guilarmo Massaguer jose, Know-How Agreements and EEC Competition Law,IIC Studies,Vol 12 Hal 50 39 Gunawan Widjaja , Opcit, Hal 49 Himalay Taufan: Perlindungan Hukum Atas Rahasia Dagang, 2008. USU e-Repository © 2008 Prinsip tentang Hak Milik ini juga dikenal dalam Hukum Indonesia. Pasal 570 BW menyatakan: “Hak Milik adalah hak untuk menikmati kegunaan sesuatu kebendaan dengan leluasa, dan untuk berbuat bebas terhadap kebendaan itu dengan kedaulatan sepenuhnya, asal tidak bersalahan dengan Undang-Undang atau peraturan umum yang ditetapkan oleh suatu kekuasaan yang berhak menetapkannya, dan tidak mengganggu hak-hak orang lain; kesemuanya itu dengan tidak mengurangi kemungkinan akan pencabutan hak itu demi kepentingan umum berdasarkan atas ketentuan Undang-Undang dan dengan pembayaran ganti rugi“. Pengertian pasal 570 BW ini menunjukkan bahwa Hak Milik adalah hak yang paling utama dimana pemilik dapat menguasai benda itu sebebas-bebasnya dalam arti dapat memperlakukan perbuatan hukum atas benda itu secara eksklusif disamping dapat pula melakukan perbuatan-perbuatan materiil atas benda itu. Namun demikian, sifat eksklusivitas atas Hak Milik untuk benda-benda berwujud tampaknya sudah mengalami pergeseran karena munculnya berbagai norma kemasyarakatan yang membatasi Hak Milik. Rahasia Dagang dan HAKI pada umumnya, pada prinsipnya harus dapat dibatasi jika bersentuhan dengan kepentingan masyarakat luas. b. Teori Kontrak Teori kontrak merupakan dasar yang paling sering dikemukakan dalam proses pengadilan mengenai Rahasia Dagang, khususnya di Amerika. Di Indonesia sendiri yang mengadopsi Sistem Hukum Eropa Kontinental, ketentuan tentang Himalay Taufan: Perlindungan Hukum Atas Rahasia Dagang, 2008. USU e-Repository © 2008 prinsip kontrak ini diatur dalam KUH Perdata Burgerlijk Wetboek. Dalam Pasal 1233 dinyatakan bahwa tiap-tiap perikatan dilahirkan baik karena perjanjian, baik karena Undang-Undang. Prinsip perlindungan berdasarkan Hukum Kontrak ini sangat relevan dengan bentuk perlindungan berdasarkan sistem hukum perburuhan atau hukum ketenagakerjaan. Hubungan antara pengusaha dan karyawan merupakan salah satu masalah penting berkenaan dengan Rahasia Dagang. Tingginya tingkat keluar masuk karyawan dari suatu perusahaan ke perusahaan yang lain menyebabkan perlunya pengaturan Rahasia Dagang ini diintegrasikan dengan Undang-Undang Ketenagakerjaan 40 . Teori inipun terkait dengan masalah kedudukan “orang dalam“ perusahaan insider traiding. Perlu dibuat perjanjian kerja oleh perusahaan dengan karyawannya yang isinya melarang penggunaan teknologi atau informasi yang telah diketahui secara umum atau merupakan public domain karena ini merupakan suatu tindakan yang dianggap sebagai cacat hukum 41 c. Teori Perbuatan Melawan Hukum Perlindungan atas Rahasia Dagang juga dapat dilakukan berdasarkan teori perbuatan Melawan Hukum. Hal ini merupakan salah satu jalan keluar sebagai konsekuensi perlindungan atas HAKI yang tidak didaftarkan seperti halnya Rahasia Dagang ini. Prinsip semacam ini banyak diterapkan diberbagai negara 40 Gunawan Widjaja , Ibid, Hal 51 41 Melvin F Jager, Trade Secrets Law Handbook, 1983, Hal 43 Himalay Taufan: Perlindungan Hukum Atas Rahasia Dagang, 2008. USU e-Repository © 2008 untuk mengatasi kegiatan persaingan curang yang dilakukan oleh kompetitor yang tidak beritikad baik. Seseorang dianggap telah melakukan perbuatan melawan hukum jika secara tanpa hak mempergunakan informasi dengan cara: 1. diperoleh melalui tata cara yang tidak lazim atau 2. pengungkapan atau penggunaannya mengakibatkan dilanggarnya kerahasiaan yang diperolehnya dari orang lain yang mengungkapkan rahasia itu kepadanya, atau 3. orang tersebut mempelajari rahasia tersebut dari orang ketiga yang memperoleh informasi tersebut secara tidak patut atau pengungkapan pihak ketiga ini merupakan pelanggaran juga atau 4. orang itu mempelajari rahasia tersebut dan kemudian mengungkapkannya dengan menyatakan bahwa hal tersebut merupakan pembukaan rahasia dengan sengaja, dalam Hukum Indonesia hal ini diatur dalam Pasal 1365 KUH Perdata. Rahasia Dagang dilindungi oleh Undang-Undang seiring dengan lahirnya informasi yang terkait dan mulai berfungsi dalam kegiatan perekonomian. Tidak diperlukan prosedur pendaftaran bagi perlindungan Rahasia Dagang karena sifat informasi yang rahasia sedangkan jika dilakukan pendaftaran maka akan memerlukan pengungkapan informasi. Rahasia Dagang dapat dicatatkan apabila terjadi pengalihan atau lisensi kepada pihak lain. Pencatatan ini hanya berkaitan dengan data administratif lisensi atau pengalihan hak tanpa perlu mengungkapkan isi dari informasi rahasia tersebut. Himalay Taufan: Perlindungan Hukum Atas Rahasia Dagang, 2008. USU e-Repository © 2008 Pasal 2 Undang-Undang Rahasia Dagang menyebutkan : metode produksi, metode pengolahan, metode penjualan, atau informasi lain di bidang teknologi danatau bisnis yang memiliki nilai ekonomi dan tidak diketahui oleh masyarakat umum. Informasi Rahasia yang memperoleh perlindungan yaitu: • Informasi yang bersifat rahasia. Hanya diketahui oleh pihak tertentu atau tidak diketahui secara umum oleh masyarakat. • Informasi memiliki nilai ekonomi. Kerahasiaan informasi dapat digunakan untuk menjalankan kegiatan atau usaha komersial atau dapat meningkatkan keuntungan. Pemeliharaan kerahasiaan informasi wajib dilakukan oleh pemilik informasi rahasia dengan melakukan langkah-langkah yang layak dan patut. Artinya semua langkah yang memuat ukuran kewajaran, kelayakan, dan kepatutan yang harus dilakukan. Pemeliharaan rahasia biasanya berkaitan dengan hubungan antara pekerja dengan pemberi kerja yang merupakan pemilik Rahasia Dagang. Dalam lingkungan kerja perlu diatur prosedur perusahaan yang bisa menjamin kerahasiaan informasi. Perlu diatur secara jelas dan tegas pula dalam peraturan perusahaan mengenai pihak yang bertanggung jawab atas informasi rahasia. Dalam Undang-Undang Rahasia Dagang Indonesia juga ditegaskan bahwa yang menjadi objek perlindungan Rahasia Dagang adalah informasi yang bersifat rahasia yang meliputi metode produksi, metode pengolahan, metode penjualan, atau Himalay Taufan: Perlindungan Hukum Atas Rahasia Dagang, 2008. USU e-Repository © 2008 informasi lain dibidang teknologi danatau bisnis yang memiliki nilai ekonomi dan tidak diketahui oleh masyarakat umum. 42 Perlindungan Hukum atas Rahasia Dagang menurut Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2000 dapat dibagi kedalam beberapa bagian besar, yaitu: 1. Adanya unsur kontrakperjanjian, dalam Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2000 ketentuan mengenai hal ini tercantum dalam Pasal 6 yang menyebutkan bahwa Pemegang Hak Rahasia Dagang dapat memberian lisensi kepada pihak lain berdasarkan perjanjian lisensi. Lisensi secara garis besar merupakan izin yang diberikan oleh pemegang Rahasia Dagang kepada pihak lain dalam bentuk tertulis perjanjian. Perjanjian lisensi yang dicantumkan dalam Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2000, harus mampu menampung segala aspek yang diperlukan untuk melindungi Rahasia Dagang tersebut. 2. Hak pemilik Rahasia Dagang benar-benar diperhatikan adanya Hak Eksklusif. Keeksklusifan dari hak tersebut diharapkan dapat membuat kerahasiaan dari Rahasia Dagang itu sendiri tetap dapat terjaga. 3. Dicantumkannya unsur perbuatan melawan hukum. Prinsip melawa hukum sangat relevan untuk dijadikan dasar perlindungan Rahasia Dagang antara para pihak yang sama sekali tidak terikat kontrakperjanjian satu sama lain. 4. Penyelesaian sengketa di Peradilan Negeri. Ketentuan mengenai hal ini tercantum dalam Pasal 11 ayat 2 Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2000 yang menyebutkan bahwa Pemilik Rahasia Dagang dapat menggugat siapapun yang 42 Pasal 2 Undang-Undang Rahasia Dagang Himalay Taufan: Perlindungan Hukum Atas Rahasia Dagang, 2008. USU e-Repository © 2008 dengan sengaja dan tanpa hak untuk membayar ganti kerugian, dimana gugatan tersebut diajukan ke Pengadilan Negeri. 5. Pengalihan Hak Rahasia Dagang tercantum dalam Pasal 5 ayat 1 dan pasal 6 Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2000. disebutkan dalam pasal itu bahwa Hak Rahasia Dagang dapat beralih atau dialihkan dengan melalui Pewarisan, Hibah, Wasiat, Perjanjian Tertulis dan sebab-sebab lain yang dibenarkan peraturan perundang-undangan. Sedangkan dalam Pasal 6 mengatur tentang Pengalihan Hak Rahasia Dagang dengan lisensi berdasarkan perjanjian lisensi. Dari dua ketentuan di atas disebutkan bahwa pengalihan Rahasia Dagang dapat berupa pengalihan hak dengan non lisensi dan pengalihan hak dengan lisensi. 6. Jangka waktu perlindungan Rahasia Dagang. Kedua ketentuan hukum tersebut tidak menyebutkan batasan waktu perlindungan Rahasia Dagang. Dalam artian bahwa perlindungan Rahasia Dagang tidak terbatas oleh waktu seperti halnya perlindungan di bidang HAKI lainnya yang terdapat batasan waktu perlindungan, misalnya perlindungan Paten selama kurun waktu 20 tahun. Perlindungan Hukum Rahasia Dagang Berdasarkan Perjanjian Hukum perjanjian di atur dalam buku ke III KUHPerdata dimana pada KUH Perdata digunaan kata “persetujuan untuk menyatakan perjanjian”. Suatu perjanjian adalah suatu perbuatan dengan mana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang atau lebih. 43 43 Pasal 1313 KUH Perdata Himalay Taufan: Perlindungan Hukum Atas Rahasia Dagang, 2008. USU e-Repository © 2008 Perlindungan Rahasia Dagang berdasarkan perjanjian telah dicantumkan secara eksplisit dalam Pasal 5 ayat 1 huruf d Undang-Undang Rahasia Dagang, yang menyatakan bahwa perlindungan Rahasia Dagang lahir antara lain berdasarkan perjanjian tertulis. Perjanjian tertulis ini dilakukan antara pemilikpemegang Rahasia Dagang dengan pihak ketiga dan disebut dengan Perjanjian Merahasiakan Secrecy Agreement. Yang menjadi objek perjanjian ini tidak hanya data dan informasi yang termasuk katagori Rahasia Dagang, tetapi juga mencakup tentang pengalaman teknik berkenaan dengan proses pengolahan, bahan-bahan, tata cara pengoperasian, pengendalian mutu, dan informasi mengenai formula yang memiliki nilai komersial tinggi. Pada perjanjian ini juga dicantumkan bahwa pemilik Rahasia Dagang sebagai pemberi Rahasia Dagang bersedia mengungkapkan Rahasia Dagangnya kepada penerima dalam jangka waktu yang telah ditetapkan. Penerima Rahasia Dagang berkewajiban merahasiakan dan tidak mengungkapkan Rahasia Dagang tersebut kepada orang lain tanpa izin tertulis dari pemberi Rahasia Dagang. Oleh karena itu, harus diperjanjikan dengan tegas bahwa informasi itu adalah suatu hak kepemilikan sehingga penerima hak tidak akan menggunakannya untuk kepentingan usahanya. Kewajiban merahasiakan ini juga berlaku terhadap perjanjian selanjutnya yang mungkin dilakukan yang berkaitan dengan perjanjian pokok dan tetap berlaku seterusnya apabila jangka waktu perjanjiannya telah berakhir. Himalay Taufan: Perlindungan Hukum Atas Rahasia Dagang, 2008. USU e-Repository © 2008 Khusus untuk pengakuan hak atas dasar perjanjian, diperlukan adanya suatu pengalihan hak yang didasarkan pada pembuatan suatu akta, terutama akta otentik. Hal ini penting mengingat aspek yang dijangkau begitu luas dan pelik, selain untuk menjaga kepentingan masing-masing pihak yang mengadakan perjanjian pengalihan hak atas Rahasia Dagang tersebut. Kecenderungan dipilihnya bentuk perlindungan melaui Rahasia Dagang setidaknya dilandasi oleh dua alasan, yaitu: 1. Karena seringkali substansi yang diinginkan untuk mendapat perlindungan merupakan hal yang tidak dapat diberi Paten, seperti halnya daftar pelanggan perusahaan, data keuangan, nota-nota bisnis dan lain-lain. 2. Mungkin juga hal yang ingin dilindungi sebenarnya memungkinkan untuk diberi Paten, tetapi inventor lebih memilih bentuk perlindungan Rahasia Dagang karena berbagai alasan seperti jangka waktu perlindungan yang tidak terbatas, nilai kerahasiaan yang lebih terjamin, mahalnya biaya dikantor Paten dan formalitas pendaftaran yang lebih rumit. Keuntungan-keuntungan perlindungan Rahasia Dagang adalah 44 1. Dibandingkan dengan jangka waktu perlindungan atas Paten yang hanya 20 tahun di Indonesia maka perlindungan melalui Rahasia Dagang lebih menguntungkan karena jangka waktunya yang tidak terbatas. Untuk penemuan-penemuan dan rumus-rumus di bidang produksi perdagangan jangka waktu ini menjadi demikian penting karena jika dilindungi dengan Himalay Taufan: Perlindungan Hukum Atas Rahasia Dagang, 2008. USU e-Repository © 2008 Paten maka setelah habis jangka waktunya itu maka informasi akan menjadi milik umum dan setiap orang dapat mengaksesnya tanpa perlu takut dinyatakan sebagai pelanggar HAKI, sedangkan informasi itu sendiri merupakan salah satu potensi strategis yang seharusnya dipegang teguh untuk dapat bersaing dengan kompetitor. Melalui sistem perlindungan Rahasia Dagang, maka informasi itu dapat dilindungi seterusnya dan haknya tetap melekat pada pemiliknya. Rahasia Dagangpun seringkali tidak memenuhi syarat Paten. Disamping itu perlu juga dipenuhi syarat-syarat seperti harus ada unsur kebaruan, dan dapat diterapkan dalam industri. 2. Melalui sistem perlindungan Rahasia Dagang, maka segala informasi penting perusahaan akan tetap terjaga kerahasiaannya, karena informasi itu tetap bersifat tertutup, hal ini sangat penting mengingat keterbukaan informasi tersebut dapat dimanfaatkan oleh kompetitor untuk membuat produk yang sama. 3. Dalam sistem Hukum Paten hanya penemu pertama yang boleh mendaftarkan patennya, namun dalam Rahasia Dagang hal ini tidak diatur artinya sepanjang waktu orang boleh menyimpan Rahasia Dagangnya dan memelihara haknya dari gangguan orang lain, tanpa perlu memikirkan apakah orang lain juga mempunyai informasi serupa, dengan catatan bahwa informasi itu bukan informasi umum atau milik umum. 44 Ahmad M Ramli, opcit, hal 79 Himalay Taufan: Perlindungan Hukum Atas Rahasia Dagang, 2008. USU e-Repository © 2008 4. Dari segi biaya, perlindungan penemuan melalui Rahasia Dagang relatif lebih murah dibandingkan dengan Paten, karena tidak perlu mengeluarkan iuran tahunan dan biaya-biaya yang berkaitan dengan formalitas pendaftaran seperti halnya pada Paten. Hal ini menjadi salah satu faktor yang dipertimbangkan oleh inventor. 5. Secara faktual terdapat hal-hal yang tidak dapat dilindungi Paten, tetapi justru dapat dilindungi oleh Rahasia Dagang, misalnya daftar pelanggan, formulir- formulir, dan lain-lain. Informasi-informasi bisnis seringkali tidak merupakan hal yang memenuhi syarat untuk dlindungi Paten, karena beberapa alasan seperti tidak mengandung langkah inventif, kemungkinan adanya kesamaan dengan penemu lain dan sebagainya 45 . Sedangkan menurut AW Restaurant, tujuan dan kegunaan dari Rahasia Dagang itu sendiri adalah untuk 46 : 1. Merupakan bahan untuk membuat strategi bisnis 2. Menghindari persaingan dari perusahaan sejenis. 3. Menjaga nama baik perusahaan. Kerugian-Kerugian Perlindungan Rahasia Dagang adalah 47 45 Langkah inventif menurut pasal 2 ayat 2 dan ayat 3 UU Nomor 13 Tahun 1997 adalah jika penemuan tersebut bagi seorang yang mempunyai keahlian biasa mengenai teknik merupakan hal yang tidak dapat diduga sebelumnya. Penilaian bahwa suatu penemuan merupakan hal yang tidak dapat diduga harus dilakukan dengan memperhatikan keahlian yang ada pada saat diajukan permintaan paten atau yang telah ada pada saat diajukan permintaan pertama dalam hal permintaan itu diajukan dengan Hak Prioritas. 46 Hasil wawancara dengan Syafnil Tanjung, Maneger In Charge, AW Restaurant Cabang Sun Plaza Medan, Tanggal 24 Maret 2004, Pukul 11.00 WIB 47 Ahmad M Ramli, opcit, Hal 81 Himalay Taufan: Perlindungan Hukum Atas Rahasia Dagang, 2008. USU e-Repository © 2008 1. Rahasia Dagang mungkin juga ditemukan oleh pihak ketiga sebagai kompetitor. 2. Upaya perlindungan Rahasia Dagang dapat mempengaruhi produktivitas karena sistem perlindungannya yang sangat ketat sehingga memerlukan metode yang sangat rapi termasuk dalam rangka hubungan perusahaan dengan karyawan. Hal ini dapat mempengaruhi keberhasilan manufaktur, akibat hilangnya keuntungan tambahan yang mestinya diperoleh karena sistem perlindungan ini. 3. Perlindungan atas Rahasia Dagang hanya akan berlangsung selama kerahasiaannyan itu terjaga dengan baik, sekali rahasia itu terpublikasi oleh pemiliknya, maka tidak akan ada lagi perlindungan 48 oleh karena itu seorang Pemilik Rahasia Dagang harus mengeluarkan biaya dan tenaga yang terus- menerus untuk melindungi informasi yang dimilikinya itu, dengan pengertian lain bahwa tanggung jawab perlindungan sepenuhnya diserahkan kepada pemilik informasi. Hal ini berbeda dengan Paten yang tidak membebankan kewajiban serupa karena Stelsel Konstitutif telah secara langsung melindungi pemilik meskipun Paten tersebut telah dipublikasikan. 48 Roman, Saliwanchik, Legal Protecytion For Microbiological And Genetic Engineereing Inventions, Addison-Wesley Publising Company, Advanced Book ProgramWorld Science division Reading, Massachusetts, London 1982 hal12. Himalay Taufan: Perlindungan Hukum Atas Rahasia Dagang, 2008. USU e-Repository © 2008 BAB III UPAYA PEMILIK RAHASIA DAGANG DALAM MEMPERTAHANKAN EKSISTENSI RAHASIA DAGANGNYA UNTUK MENGATASI PERSAINGAN TIDAK SEHAT

A. Hak Dan Kewajiban Pemilik Rahasia Dagang 1. Hak Pemilik Rahasia Dagang