Dalam hal ini fungsi kerangka teori selaras dengan apa yang digunakan oleh Dr. Sugiyono bahwa ”teori-teori yang relevan dapat digunakan untuk menjelaskan
tentang variabel yang akan diteliti. Setara sebagai dasar untuk memberikan jawaban sementara terhadap masalah yang diajukan”
10
.
1.1 Sejarah Rahasia Dagang
Sebelum mengetahui lebih jauh tentang Rahasia Dagang, maka ada baiknya terlebih dahulu kita tahu tentang sejarah daripada Rahasia Dagang itu sendiri. Dengan
mengetahui sejarah dari Rahasia Dagang itu maka dapat mengetahui mengapa Rahasia Dagang menjadi penting. Rahasia Dagang bukanlah hal yang baru bagi dunia
usaha. Sebelum abad kesembilan belas, masalah kerahasiaan, khususnya yang
berhubungan dengan rahasia perusahaan, telah memperoleh perhatian yang tidak kalah pentingnya oleh pengadilan, namun hal ini belum diatur secara khusus.
Dimana pengaturannya secara umum diatur dalam hukum kerahasiaan law of confidental. Hukum kerahasiaan berkaitan dengan perlindungan rahasia-rahasia
baik yang menyangkut rahasia di bidang perdagangan, rahasia yang sifatnya pribadi ataupun mengenai pemerintah negara.
Adapun dasar-dasar alasan terbentuknya hukum kerahasiaan ini dapat mencegah seseorang membocorkan informasi yang diberikan kepadanya secara
rahasia, dengan pengertian tegas maupun diam-diam bahwa informasi itu tidak boleh dibocorkan kepada pihak-pihak lain atau disalahgunakan oleh penerima informasi.
10
Sugiyono, Metode Penelitian Administrasi, Bandung : Alfa Beta, 1983, hal 200
Himalay Taufan: Perlindungan Hukum Atas Rahasia Dagang, 2008. USU e-Repository © 2008
Sumber hukum kerahasiaan terletak pada equity dan hampir keseluruhannya merupakan hukum kasus. Hal ini jugalah yang menjadi dasar perlunya perlindungan
terhadap Rahasia Dagang itu sendiri. Dan hukum kerahasiaan secara modern mulai berkembang pada awal abad
kesembilan belas, yang mana perkembangan tersebut telah mampu menghasilkan peraturan-peraturan khusus mengenai rahasia-rahasia ataupun informasi-informasi
tentang perdagangan dan kepentingan negara
11
. Untuk lebih mengetahui tentang sejarah Rahasia Dagang itu dengan
mengambil contoh kasus yang telah terjadi jauh sebelum terbentuknya Undang- Undang Nomor 10 Tahun 2000 Tentang Rahasia Dagang.
Salah Satu kasus yang cukup terkenal, yang diputus di negeri Belanda adalah kasus Cohen vs Lindenbaum. Cohen maupun Lindenbaum adalah dua buah
perusahaan percetakan yang saling bersaing. Kasus ini bermula dari penerimaan pegawai Lindenbaum oleh Cohen melalui iming-iming dan bujuk rayu yang disertai
dengan hadiah. Karyawan Lindenbaum yang dipekerjakan oleh Cohen tersebut selanjutnya dimanfaatkan oleh Cohen, dengan cara mengorek segala informasi
maupun data yang dimiliki oleh karyawan tersebut. Khususnya yang berhubungan dengan jalannya kegiatan operasional Lindenbaum, termasuk berbagi informasi
mengenai pembelian, pemasok supplier, penjualan, promosi, pelanggan customer, serta proses penentuan harga pricing, hal ini dilakukan oleh Cohen
untuk merebut pangsa pasar.
Himalay Taufan: Perlindungan Hukum Atas Rahasia Dagang, 2008. USU e-Repository © 2008
Perusahaan Lindenbaum selanjutnya menggugat perusahaan Cohen akibat tindakannya tersebut yang telah membawa banyak kerugian materil pada
perusahaannya, dengan dasar gugatan Cohen telah melakukan perbuatan melanggar hukum, misalnya Pasal 1365 KUH Perdata, karena belum adanya
peraturan khusus di bidang HAKI terutama mengenai Rahasia Dagang. Dalam pemeriksaan tingkat pertama, Lindenbaum dimenangkan. Namun
pada pemeriksaan tingkat banding oleh Gerechtshof, Amsterdam, Lindenbaum dikalahkan berdasarkan yurisprudensi bahwa tindakan Cohen tersebut tidak
dapat dikatagorikan sebagai perbuatan yang melawan hukum. Tidak ada satu ketentuanpun dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku waktu itu yang
dilanggar oleh Cohen. Di pemeriksaan kasasi oleh Hoge Raad, Lindenbaum dimenangkan.
Diman Hoge Raad menyatakan bahwa perbuatan Cohen tersebut dapat dimasukkan sebag a i perbuatan melanggar hukum Pasal 1365 KUH Perdata,
karena telah memperkosa suatu Hak Milik hukum orang lain secara bertentangan dengan kepatutan atau kesusilaan atau dengan kepantasan dalam masyarakat
dengan tanpa memperhatikan kepentingan orang lain
12
. Putusan Hoge Raad Belanda Tanggal 31 Januari 1919 tersebut telah
memberikan suatu pengertian yang luas dari perbuatan melanggar hukum, yaitu bahwa pengungkapan informasi tersebut ternyata merupakan suatu
11
David I Bainbridge, Komputer Dan Hukum, Jakarta, PT Sinar Grafika, 1993, Hal;46
Himalay Taufan: Perlindungan Hukum Atas Rahasia Dagang, 2008. USU e-Repository © 2008
pengungkapan yang dapat menyebabkan kerugian secara komersil terhadap pihak pemilik informasi tersebut
13
. Hal terpenting dari kasus ini adalah pengadilan menyatakan bahwa suatu
tindakan dianggap telah melanggar Rahasia Dagang jika memenuhi unsur-unsur : 1. Bahwa informasi itu memiliki nilai kerahasiaan.
2. Adanya kewajiban para pihak untuk merahasiakan informasi tersebut. 3. Adanya unsur perbuatan berupa tindakan penggunaan informasi tersebut
secara melawan hukum yang merugikan pemilik informasi. Tergugat dalam hal ini dinyatakan telah melanggar Rahasia Dagang karena
melanggar kewajibannya untuk menjaga kerahasiaan tersebut
14
. Demikianlah telah kita lihat bagaimana pentingnya suatu informasi atau data yang bersifat rahasia bagi
dunia usaha. Kerahasiaan itu sendiri pada dasarnya bersifat relatif, dan tidak absolut, sebagaimana yang telah dikemukakan di atas.
Suatu informasi rahasia adalah suatu informasi yang tidak terbuka untuk umum, dalam arti kata ”orang luar”, dan bersifat tidak rahasia bagi orang yang
terlibat secara langsung dengan keberadaan dan pemanfaatan informasi itu sendiri, yang dalam banyak istilah dikatagorikan sebagai orang dalam.
12
Gunawan Widjaja, Seri Hukum Bisnis, Rahasia Dagang, Jakarta, P.T Raja Grafindo Persada, 2001, Hal 1
13
Ibid Hal 2
Himalay Taufan: Perlindungan Hukum Atas Rahasia Dagang, 2008. USU e-Repository © 2008
1.2 Pengertian Rahasia Dagang