kedudukan dan tugas yang jelas dari pada pendiri, pengawas, pembina dan pengurus, serta memberikan perlindungan hukum bagi aset-asetnya.
G. Metode Penelitian
1. Jenis dan Sifat Penelitian
Berdasarkan objek penelitiannya yang berupa ketentuan hukum positif, maka metode pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan yuridis
normatif.
57
Sebagai suatu
penelitian yuridis
normatif, maka penelitian ini juga dilakukan dengan menganalisis hukum baik tertulis di dalam buku law as it written in the book,
maupun hukum yang diputuskan oleh hakim melalui proses pengadilan law as it is decided by the judge through judicial process atau yang sering disebut dengan
penelitian doktrinal.
58
Sehubungan dengan tipe penelitian yang digunakan yakni yuridis normatif, dengan tujuan mendapatkan hasil secara kualitatif, maka pendekatan yang dilakukan
adalah pendekatan perundang-undangan statute-approach, dilakukan dengan cara penelitian kepustakaan library research yaitu dengan membaca, mempelajari dan
menganalisa literaturbuku-buku, peraturan perundang-undangan dan sumber lain.
57
Bambang Sunggono, Metodologi Penelitian Hukum, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1997. hlm. 36.
58
Bismar Nasution, Metode Penelitian Hukum Normatif dan Perbandingan Hukum, makalah, disampaikan pada Dialog Interaktif tentang Penelitian Hukum dan Hasil Penulisan Hukum pada
Majalah Akreditasi, USU: Fakultas Hukum, tanggal 18 Pebruari 2003, hlm. 1.
Sa’adah : Pertanggungjawaban Pengurus Yayasan Dalam Penyelenggaraan Pendidikan Menurut Undang-Undang Yayasan Nomor 28 Tahun 2004, 2009
USU Repository © 2008
Logika keilmuan dalam penelitian hukum normatif dibangun berdasarkan disiplin ilmiah dan cara-cara kerja ilmu hukum normatif, yaitu ilmu hukum yang
objeknya hukum itu sendiri.
59
2. Sumber Bahan Hukum
Penelitian yang dilakukan menggunakan metode penelitian hukum normatif, maka sumber bahan hukum berupa:
a. Bahan hukum primer yakni bahan hukum yang terdiri atas peraturan perundang-undangan yang diurutkan berdasarkan Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, UU Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2001 tentang Yayasan, Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2004 tentang Perubahan Atas Undang- Undang No. 16 Tahun 2001 tentang Yayasan dan Undang-Undang No. 9
tahun 2009 tentang Badan Hukum Pendidikan dan peraturan perundang- undangan yang terkait dengan judul penelitian ini.
b. Bahan hukum sekunder adalah bahan yang memberikan penjelasan mengenai bahan hukum primer, terdiri atas buku-buku teks, jurnal-jurnal, pendapat para
ahli, makalah-makalah, dan media internet.
60
59
A.M Tri Anggraeini, Larangan Anti Monopoli dan Persaingan Tidak Sehat, Purse Ilegal atau Rule of Reason, Jakarta: Universitas Indonesia, 2003, hlm. 12.
60
Ronny Hanitijo Soemitro, Metodologi Penelitian Hukum, Jakarta: Ghalia Indonesia, 1982, hlm. 24.
Sa’adah : Pertanggungjawaban Pengurus Yayasan Dalam Penyelenggaraan Pendidikan Menurut Undang-Undang Yayasan Nomor 28 Tahun 2004, 2009
USU Repository © 2008
c. Bahan hukum tersier, adalah bahan hukum yang memberikan petunjuk atau penjelasan terhadap bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder, seperti
kamus umum, kamus hukum, majalah dan jurnal ilmiah.
61
3. Metode Pengumpulan Sumber Bahan Hukum