Pendirian Yayasan Pertanggungjawaban Pengurus Yayasan Dalam Penyelenggaraan Pendidikan Menurut Undang-Undang Yayasan Nomor 28 Tahun 2004

idealistis, sosial, dan kemanusiaan. Agar yayasan tidak bergantung selamanya pada bantuan dan sumbangan pihak lain. 81

B. Tata Cara Pendirian Yayasan

1. Pendirian Yayasan

Ditinjau dari cara pendirian atau pembentukannya, jenis yayasan dapat dibagi dua yaitu yayasan yang didirikan oleh penguasa atau pemerintah termasuk BUMN dan BUMD dan yayasan yang didirikan oleh orang perorangan atau swasta. Yayasan yang didirikan oleh pemerintah sebelum keluarnya UU Yayasan, ada yang didirikan hanya dengan Surat Keputusan dari Pejabat yang berwenang untuk itu dan ada yang didirikan dengan akta notaris. Kekayaan awal yayasan seperi ini dapat diambilkan dari kekayaan negara yang “dipisahkan” atau “dilepaskan penguasanya” dari pemerintah dan dari kekayaan pribadi pendiri. Kekayaan negara yang “dipisahkan” atau dilepaskan penguasanya” secara yuridis akan disamakan dengan “hibah” segala konsekwensi penggunaan, pengelolaan dan pengawasan atas kekayaan tersebut akan lepas sama sekali dari pihak yang memberikan atau yang menghibahkan. Yayasan yang didirikan oleh swasta atau perorangan biasanya dilakukan dengan akta notaris dan menurut UU yayasan yang baru justru harus dengan akta notaris. Kekayaan yang dipisahkan datang dari milik para pendiri atau pengurus yayasan yang bersangkutan. 81 Chatamarrasjid Ais, Op.Cit., hlm. 51. Sa’adah : Pertanggungjawaban Pengurus Yayasan Dalam Penyelenggaraan Pendidikan Menurut Undang-Undang Yayasan Nomor 28 Tahun 2004, 2009 USU Repository © 2008 Yayasan dalam kenyataannya di masyarakat banyak dijumpai yang dahulunya didirikan untuk tujuan sosial, keagamaan, pendidikan dan lain sebagainya oleh pihak swasta, saat ini sudah menyimpang dari tujuannya yang semula. Yayasan tersebut mengarah kepada usaha-usaha yang berorientasi profit sebagaimana halnya sebuah perusahaan. Tanda-tanda yayasan mulai menyimpang dari tujuan semula, secara nyata dapat dilihat dalam suatu anggaran dasar diatur adanya keanggotaan yayasan yang abadi, pendiri mempunyai kekuasaan mutlak dan abadi bahkan kedudukannya dapat diwariskan. Yayasan tersebut umumnya bergerak dalam bidang pendidikan. Pendirian suatu yayasan di dalam hukum perdata disyaratkan dalam dua aspek, yaitu: 1. Aspek materiil a. harus ada suatu pemisahan kekayaan; b. suatu tujuan yang jelas; c. ada organisasi nama, susunan dan badan pengurus. 2. Aspek formil, pendiri yayasan dalam wujud akta otentik. 82 Berdasarkan Pasal 9 ayat 1 Undang-Undang 16 Tahun 2001, yayasan didirikan oleh satu orang atau lebih dengan memisahkan sebagian harta kekayaan pendirinya sebagai kekayaan awal. Yang dimaksud dengan “orang” adalah orang perorangan person dan badan hukum artificial person. 83 Artinya hanya bisa didirikan oleh orang perorangan saja atau boleh badan hukum saja. Dengan demikian, 82 Chatamarrasjid Ais, Op.Cit., hlm. 18. 83 Pengertian artificial person menurut Black’s Law Dictionary adalah “Person creatid and devised by human laws for the purposes of society and government, as disting uished from natural person.” Sa’adah : Pertanggungjawaban Pengurus Yayasan Dalam Penyelenggaraan Pendidikan Menurut Undang-Undang Yayasan Nomor 28 Tahun 2004, 2009 USU Repository © 2008 Undang-Undang Yayasan tidak memberikan kemungkinan pendirian campuran orang perorangan dengan badan hukum. Hal ini berkaitan erat dengan adanya kewajiban dari para pendiri yayasan untuk memisahkan sebagian harta kekayaan pendirinya sebagai kekayaan awal yayasan. Yayasan yang didirikan oleh satu orang perorang, dapat didirikan karena: a. Kehendak orang yang masih hidup untuk memisahkan sebagian harta kekayaannya sebagai modal awal yayasan; atau b. Kehendak orang yang masih hidup untuk memisahkan sebagian harta kekayaannya sebagai modal awal yayasan yang akan berlaku apabila orang tersebut meninggal dunia dengan mendasarkan pada surat wasiat. Dalam hal ini, penerima wasiat akan bertindak mewakili pemberian wasiat. Pendirian yayasan dengan surat wasiat ini memungkinkan berdasarkan Pasal 9 ayat 3 UUY. Undang-Undang Yayasan juga memberikan kemungkinan bagi pendiri yayasan dalam rangka pembuatan akta pendirian yayasan untuk diwakili oleh orang lain berdasarkan surat kuasa Pasal 10 ayat 1 UUY. Pemberian kuasa tersebut dimaksudkan karena pada prinsipnya si pendiri harus hadir pada saat pembuatan akta pendirian, namun apabila ia berhalangan maka ia dapat diwakili oleh orang lain dengan membuat dan memberikan surat kuasa yang sah. Dalam hal yayasan didirikan dengan surat wasiat, penerima wasiat akan bertindak mewakili pemberian wasiat, dan karenanya ia, atau kuasanya, wajib menandatangani akta pendirian yayasan. Penerima wasiat bertindak mewakili pemberi wasiat, hal ini merupakan konsekuensi logis, karena pemisahan harta kekayaan sipemberi wasiat baru terjadi pada saat si pemberi wasiat meninggal dunia, dan pada saat itu ia tidak dapat hadir dan sudah tidak dapat lagi melakukan perbuatan hukum untuk mendirikan yayasan, Sa’adah : Pertanggungjawaban Pengurus Yayasan Dalam Penyelenggaraan Pendidikan Menurut Undang-Undang Yayasan Nomor 28 Tahun 2004, 2009 USU Repository © 2008 sehingga kepentingannya diwakili oleh sipenerima wasiat yang masih hidup. Dalam hal surat wasiat tersebut tidak dilaksanakan, maka atas permintaan pihak yang berkepentingan, Pengadilan dapat memerintahkan ahli waris atau penerima wasiat yang bersangkutan untuk melaksanakan wasiat tersebut. 84 Sebagaimana halnya suatu tindakan atau perbuatan hukum di bidang perdata, tindakan atau perbuatan hukum pembuatan akta pendirian yayasan dapat dikuasakan oleh pihak yang berkehendak mendirikan yayasan pendiri kepada pihak lain untuk hadir dan menghadap di hadapan notaris yang bertugas untuk membuat akta pendirian yayasan tersebut. Meskipun undang-undang tidak mensyaratkan bentuk pemberian kuasa, namun sebaiknya pemberian kuasa tersebut dibuat secara tertulis. Mengenai pemisahan harta kekayaan pribadi para pendiri dalam bentuk uang atau benda sebagai modal awal yayasan, undang-undang menentukan adanya persyaratan tertentu. Dengan memperhatikan ketentuan Pasal 14 ayat 4 UUY, persyaratan jumlah minimum harta kekayaan awal dalam bentuk uang atau benda yang dipisahkan dari kekayaan pribadi pendiri sebagai modal awal yayasan dicantumkan dalam anggaran dasar. Apabila yayasan didirikan oleh lebih dari satu orang baik orang perorangan atau badan hukum dan memenuhi syarat-syarat sahnya suatu perjanjian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1320 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, maka yayasan tersebut merupakan perjanjian. 84 Pasal 10 ayat 3 UUY. Sa’adah : Pertanggungjawaban Pengurus Yayasan Dalam Penyelenggaraan Pendidikan Menurut Undang-Undang Yayasan Nomor 28 Tahun 2004, 2009 USU Repository © 2008 Pendirian yayasan tidak sama seperti pendirian badan usaha lain seperti perseroan terbatas, perseroan komanditer, firma dan persekutuan perdata, di mana badan usaha tersebut sudah pasti merupakan perjanjian diantara para pemilik modalnya. Akta pendirian yayasan yang belum mendapat pengesahan dari Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia, maka akta pendirian tersebut masih merupakan ikrar dari pendiri yayasan untuk bersama-sama mendirikan yayasan. Apabila yayasan yang belum mendapat pengesahan dari Menteri Kehakiman dan Hak Asasi manusia dalam melakukan perikatan dengan pihak lainnya, maka perikatan tersebut dianggap dilakukan oleh para pendiri secara pribadi dan tidak mengikat yayasan. Meskipun UUY tidak mengatur akibat hukum perikatan yang dilakukan oleh pendiri yayasan dengan pihak lain untuk kepentingan dan yang membawa manfaat bagi yayasan sebelum yayasan tersebut disahkan oleh Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia, sebaiknya dimungkinkan adanya mekanisme yang mengatur mengenai perolehan manfaat keuntungan baik materiil maupun immateriil bagi yayasan atas perikatan yang dilakukan oleh pendiri yayasan dengan pihak lain sebelum yayasan menjadi badan hukum dengan cara; a. Seluruh pendiri yayasan menyetujui, mengakui serta menerima baik perolehan manfaat dari perikatan yang dilakukan oleh pendiri yayasan dengan pihak lain sebelum yayasan menjadi badan hukum yang dituangkan dalam akta pendirian yayasan. Sa’adah : Pertanggungjawaban Pengurus Yayasan Dalam Penyelenggaraan Pendidikan Menurut Undang-Undang Yayasan Nomor 28 Tahun 2004, 2009 USU Repository © 2008 b. Seluruh pendiri yayasan mengakui dan menerima baik perolehan manfaat dari perikatan yang dilakukan oleh pendiri yayasan dengan pihak lain sebelum yayasan menjadi bdan hukum yang dituangkan dalam perubahan akta pendirian yayasan. Undang-Undang Yayasan Nomor 28 Tahun 2004 mensyaratkan bahwa akta pendirian yayasan harus dibuat dengan akta notaris, 85 , hal ini merupakan syarat mutlak bagi pendirian bestaan svoorwaarde suatu yayasan, sehingga syarat-syarat formalitas keotentiksitasnya suatu akta notaris, yakni pembacaan akta oleh notaris, penandatanganan minuta akta di wilayah kerja notaris dan dalam waktu dan tanggal tertentu, mutlak harus dipenuhi, dan apabila persyaratan tersebut tidak dipenuhi maka pendirian yayasan dapat dimintakan pembatalan vernietigbaar; voidable. Dalam hal akta pendirian tersebut tidak dibuat di hadapan notaris Indonesia dan tidak dibuat dalam bahasa Indonesia, maka pendirian tersebut batal demi hukum nietig; nul and void. Pendirian yayasan merupakan akta notaris, maka akta pendirian merupakan akta otentik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1868 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata. 86 85 Pasal 9 ayat 2 UUY. 86 Berdasarkan Pasal 1868 KUH Perdata, persyaratan agar suatu akta dapat mememnuhi sebagai akta otentik adalah: a akta haus dibuat oleh door atau di hadapan onderstaan seorang pejabat umum; b akta harus dibuat dalam bentuk yang ditentukan oleh undang-undang; c pejabat umum oleh atau di hadapan siapa akta itu dibuat harus mempunyai wewenang untuk membuat akta itu. Sa’adah : Pertanggungjawaban Pengurus Yayasan Dalam Penyelenggaraan Pendidikan Menurut Undang-Undang Yayasan Nomor 28 Tahun 2004, 2009 USU Repository © 2008 Menurut Pasal 14 ayat 1 UUY, akta pendirian yayasan memuat: a. Anggaran Dasar; dan b. Keterangan-keterangan lain yang dianggap perlu. Tata cara pendirian yayasan sebagaimana di atur dalam Pasal 12 sampai dengan Pasal 13 Undang-Undang Yayasan Nomor 28 Tahun 2004, para pendiri atau kuasanya mengajukan permohonan pengesahan akta pendirian yayasan secara tertulis kepada Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia. Kewenangan pemberian pengesahan akta pendirian yayasan oleh Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia tersebut diberikan kepada Kepala Kontor Wilayah departemen Kehakiman dan Hak Asasi Manusia yang wilayah kerjanya meliputi tempat kedudukan yayasan. Dalam hal pemberian pengesahan tersebut memerlikan pertimbangan dari instansi terkait, maka pengesahan diberikan atau tidak diberikan dalam jangka waktu: a. Paling lambat 14 empat belas hari terhitung sejak tanggal jawaban permintaan pertimbangan diterima dari instansi terkait; atau b. Setelah lewat 30 tiga puluh hari terhitung sejak tanggal jawaban permintaan pertimbangan kepada instansi terkait tidak diterima. Dalam hal permohonan pengesahan tidak diterima ditolak, maka Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia berkewajiban untuk memberitahukan secara tertulis disertai alasannya kepada pemohon mengenai penolakan tersebut, alasan penolakan dimaksud karena permohonan yang diajukan tidak sesuai dengan ketentuan dalam UUY danatau peraturan pelaksanaannya. Sa’adah : Pertanggungjawaban Pengurus Yayasan Dalam Penyelenggaraan Pendidikan Menurut Undang-Undang Yayasan Nomor 28 Tahun 2004, 2009 USU Repository © 2008 Dalam waktu paling lambat 30 tiga puluh hari sejak tanggal pengesahan akta pendirian yayasan, maka pengurus atau kuasanya wajib mengajukan permohonan pengumuman pendirian yayasan. Berdasarkan Pasal 11 ayat 1 UUY ditegaskan bahwa yayasan memperoleh status badan hukum saat akta pendirian yayasan memperoleh pengesahan dari Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia.

2. Anggaran Dasar Yayasan

Dokumen yang terkait

Pemindahan Hak Atas Kekayaan Yayasan Menurut Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2001 JO Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2004 Tentang Yayasan

1 41 100

Analisis Yuridis Terhadap Yayasan Yang Tidak Didaftarkan Menurut Undang – Undang Nomor 28 Tahun 2004

1 37 120

YAYASAN HAYATI LESTARI (SAHATI) PADANG SETELAH KELUARNYA UNDANG-UNDANG NOMOR 28 TAHUN 2004, TENTANG YAYASAN.

0 1 7

Penqelolaan Pengurusan Yayasan Bakti Nusantara Isafat Menurut Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2004 Tentang Yayasan.

0 0 6

PENGELOLAAN ASET YAYASAN ARDHYA GARINI BADAN PENGURUS CABANG LANUD PADANG BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 28 TAHUN 2004 TENTANG YAYASAN.

1 1 6

PELAKSANAAN PENYESUAIAN ANGGARAN DASAR YAYASAN DENGAN UNDANG-UNDANG NOMOR 16 TAHUN 2001 JUNCTO UNDANG-UNDANG NOMOR 28 TAHUN 2004 TENTANG YAYASAN DI KOTA PADANG (KHUSUS YAYASAN DIBIDANG PENDIDIKAN

0 0 20

BAB II PENGELOLAAN YAYASAN OLEH ORGAN YAYASAN A. Keberadaan Yayasan Menurut Undang-Undang Yayasan Nomor 16 Tahun 2001 jo Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2004 - Tinjauan Yuridis Tentang Pembagian Kekayaan Dari Yayasan Kepada Organ Yayasan Ditinjau Dari Undang

0 0 31

BAB II KEDUDUKAN PENGURUS YAYASAN DALAM PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DI PERGURUAN TINGGI BERDASARKAN PERSPEKTIF HUKUM POSITIF DI INDONESIA 1. Tugas dan Wewenang Pengurus Yayasan Berdasarkan Undang-Undang Yayasan - Pertanggungjawaban Pidana Pengurus Yayasan

0 0 20

Pemindahan Hak Atas Kekayaan Yayasan Menurut Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2001 JO Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2004 Tentang Yayasan

0 0 39

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Pemindahan Hak Atas Kekayaan Yayasan Menurut Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2001 JO Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2004 Tentang Yayasan

0 0 26