yang memiliki, menentukan, menguasai dan mengontrol yayasan melalui kewenangan rapat pembina sehingga ruang demokrasi menjadi terbatas
dan sempit.
2. Tujuan Sosial dan Kegiatan Usaha Yayasan
Keberadaan yayasan merupakan suatu kebutuhan bagi masyarakat yang menginginkan adanya wadah atau lembaga yang bersifat dan bertujuan sosial,
keagamaan, dan kemanusiaan. Dengan adanya yayasan, maka segala keinginan sosial, keagamaan dan kemanusiaan itu dapat diwujudkan di dalam suatu lembaga yang telah
diakui dan diterima keberadaannya.
78
Yayasan dipandang sebagai bentuk ideal philantropic untuk mewujudkan keinginan manusia, karena itu keberadaannya membawa manfaat positif dari sisi
sosial kemanusiaan. Yayasan merupakan nirlaba artinya tujuannya bukan semata- mata mencari keuntungan, melainkan melaksanakan sesuatu yang bersifat idealistis
philantropic, atau amal. Yayasan sama sekali berbeda dengan badan hukum atau badan usaha lain,
seperti PT, firma, persekutuan perdata, perusahaan dagang koperasi dan sebagainya, di mana badan tersebut tidak bersifat dan tujuan sosial, keagamaan, dan kemanusiaan,
tetapi lebih mementingkan profit, memberikan keuntungan dan atau penghasilan tidak saja kepada karyawan dan pengurus serta pengawas, tetapi juga kepada pemilik
sahammodal.
78
Arie Kusumastuti Maria Suhardiadi, Op.Cit, hlm. 1.
Sa’adah : Pertanggungjawaban Pengurus Yayasan Dalam Penyelenggaraan Pendidikan Menurut Undang-Undang Yayasan Nomor 28 Tahun 2004, 2009
USU Repository © 2008
Tujuan dari undang-undang, memberikan pemisahan antara peran yayasan dan peran suatu badan usaha yang didirikan, dalam hal ini yayasan sebagai pemegang
saham dalam suatu badan usaha tersebut karena adanya penyertaan modal maksimal 25 dari kekayaan yayasan, agar tidak terjadi benturan kepentingan dan tumpang
tindih kepentingan, terlebih bila terjadi masalah yang timbul jika ada larangan terhadap organ yayasan.
79
Hal ini dipertegas dalam Pasal 7 Undang-Undang Yayasan Nomor 16 Tahun 2001:
a Yayasan dapat mendirikan badan usaha yang kegiatannya sesuai dengan maksud dan tujuan yayasan.
b Yayasan dapat melakukan penyertaan dalam berbagai bentuk badan usaha yang bersifat prospektif dengan ketentuan seluruh pernyertaan
tersebut paling banyak 25 dua puluh lima persen dari seluruh nilai kekayaan yayasan.
c Anggota pembina, pengurus, dan pengawas yayasan dilarang merangkap sebagai anggota direksi atau pengurus dan anggota dewan komisaris
atau pengawas dari badan usaha sebagai dimaksud dalam ayat 1 dan ayat 2.
Namun UUY, tidak melarang yayasan untuk melakukan “kegiatan usaha”, hanya saja kegiatan usaha tersebut dilakukan dengan cara mendirikan badan usaha
dan atau ikut serta dalam suatu badan usaha.
80
Pasal 1 ayat 1, UUY No. 16 Tahun 2001 jelas menegaskan bahwa yayasan harus bertujuan sosial, keagamaan, dan
kemanusiaan, lebih lanjut Pasal 3, Pasal 7, dan Pasal 8, memperkenankan yayasan untuk melakukan kegiatan usaha ataupun mendirikan suatu badan usaha. Sejauh laba
atau keuntungan yang diperoleh dipergunakan atau diperuntukkan bagi tujuan
79
L. Boedi Wahyono dan Suyud Margono, Hukum Yayasan Antara Fungsi Kariatif Atau Komersial, Jakarta: CV. Novindo Pustaka Mandiri, 2001, hlm. 8.
80
Pasal 3 ayat 1 UUY.
Sa’adah : Pertanggungjawaban Pengurus Yayasan Dalam Penyelenggaraan Pendidikan Menurut Undang-Undang Yayasan Nomor 28 Tahun 2004, 2009
USU Repository © 2008
idealistis, sosial, dan kemanusiaan. Agar yayasan tidak bergantung selamanya pada bantuan dan sumbangan pihak lain.
81
B. Tata Cara Pendirian Yayasan