Kerangka Teori Pertanggungjawaban Pengurus Yayasan Dalam Penyelenggaraan Pendidikan Menurut Undang-Undang Yayasan Nomor 28 Tahun 2004

Penyelenggaraan Pendidikan Menurut Undang-Undang Yayasan No. 28 Tahun 2004”. Berdasarkan pemeriksaan terhadap hasil-hasil penelitian yang ada mengenai hal-hal tersebut di atas, ternyata penelitian ini belum pernah dilakukan baik mengenai judul maupun permasalahan yang sama oleh peneliti lainnya. Dengan demikian, penelitian ini adalah asli dan dapat dipertanggungjawabkan secara akademis.

F. Kerangka Teori dan Landasan Konsepsional

1. Kerangka Teori

Negara Republik Indonesia adalah negara hukum. Prinsip negara hukum menjamin kepastian, ketertiban, dan perlindungan hukum yang berintikan kebenaran dan keadilan yang menentukan bahwa lintas hukum dalan kehidupan masyarakat memerlukan adanya alat bukti yang mengatur dengan jelas hak dan kewajiban seseorang sebagai subjek hukum. Yayasan dipandang sebagai bentuk ideal, untuk mengujudkan keinginan manusia, keberadaannya dirasakan membawa manfaat positif, dari sisi sosial kemanusiaan. 27 Berbagai macam yayasan dengan berbagai karakteristiknya dapat dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Dengan mengatasnamakan organisasi nirlaba, ternyata banyak sekali yayasan telah keluar dari jalurnya. 28 27 Arie Kusumastuti Maria Suhardiadi, Op.Cit. hlm. 2. 28 Gunawan Wijaya, Op,Cit, hlm. 4. Sa’adah : Pertanggungjawaban Pengurus Yayasan Dalam Penyelenggaraan Pendidikan Menurut Undang-Undang Yayasan Nomor 28 Tahun 2004, 2009 USU Repository © 2008 Yayasan menjadi semacam holding company yang banyak mendominasi kegiatan ekonomi melalui berbagai Badan Usaha yang diciptakannya. Sebagai akibatnya, yayasan menjadi semacam payung untuk mendukung aktivitas yang bukan lagi bergerak pada bidang sosial, keagamaan, kemanusiaan. 29 Pertumbuhan yayasan yang tidak diimbangi dengan pengaturan yang memadai terhadap yayasan itu sendiri, menyebabkan masing-masing pihak yang berkepentingan memberikan penafsirannya sendiri-sendiri sesuai dengan kebutuhan dan tujuan mereka. 30 Ada kecenderungan masyarakat mendirikan yayasan dengan maksud untuk berlindung dibalik status hukum institusi yayasan. Yayasan tidak cuma dipakai sebagai wadah mengembangkan kegiatan sosial, keagamaan atau kemanusiaan, kadangkala untuk memperkaya diri pendiri, pengurus, serta pengawasnya. Tujuan komersial dan penghindaran pajak yang merugikan negara, bahkan lebih buruk dijadikan sebagai tempat Money Loundering. 31 Sebelum berlakunya Undang-Undang Yayasan, yayasan sebagai badan hukum rechtspersoon, sudah lama diakui meskipun belum ada undang-undang yang mengaturnya. Dalam lalu lintas hukum sehari-hari yayasan diperlakukan sebagai legal entity. 32 Yayasan sebagai badan hukum merupakan “artificial Persoon” orang ciptaan hukum yang hanya dapat melakukan perbuatan hukum dengan perantaraan manusia 29 AB. Sutanto, Op.Cit., hlm. 1. 30 Ibid. hlm. 6. 31 Dikutip dari pendapat Akil Muchtar, Anggota Komisi II DPR, dari Fraksi Golkar, yang dimuat dalam “UU Yayasan Harus Cegah Praktek Money Loundering”, Pelita: 222 Maret 2001, hlm.12. 32 Setiawan, Tiga Aspek Yayasan, Varia Peradilan, Tahun V. No. 55, 1990, hlm. 112. Sa’adah : Pertanggungjawaban Pengurus Yayasan Dalam Penyelenggaraan Pendidikan Menurut Undang-Undang Yayasan Nomor 28 Tahun 2004, 2009 USU Repository © 2008 selaku wakilnya, mengenai wakil Yayasan, sebelum berlakunya Undang-Undang Yayasan dimuat dalam yurisprudensi Mahkamah Agung Indonesia dalam Keputusan Mahkamah Agung tanggal 27 Juni 1977 No. 124KSio1973 dalam Pertimbangannya menyatakan bahwa pengurus yayasan mewakili yayasan di dalam dan di luar Pengadilan, setelah berlakunya Undang-Undang Yayasan secara tegas diatur bahwa pengurus berhak mewakili yayasan baik di dalam maupun di luar pengadilan. 33 Hak untuk mewakili yayasan tentu berkaitan dengan tugas pengurus yayasan sebagai pelaksana kepengurusan yayasan. Dalam menjalankan kegiatan usahanya yayasan dibina, diurus dan diawasi oleh organ yayasan. Yang termasuk sebagai organ yayasan adalah: pembina, pengawas, dan pengurus. 34 Yayasan sangat bergantung pada organ pengurus sebagai organ yang dipercaya untuk melakukan kegiatan dan melaksanakan fungsinya. Dengan demikian antara yayasan dengan organ pengurus terdapat fiduciary relationship yang melahirkan fiduciary duties, berarti keberadaan organ adalah semata-mata demi kepentingan dan tujuan yayasan yang dipertegas dalam Pasal 3 ayat 2 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2004 tentang Perubahan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2001 tentang Yayasan. 35 Guna menjaga fiduciary relationship dan fiduciary duties antara yayasan dengan organ yayasan, maka Undang-Undang Yayasan juga mengatur mengenai 33 Arie Kusumastuti Maria Suhardiadi, Op.Cit. hlm. 99. Perhatikan juga, Pasal 35 angka 1, Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2004 tentang Perubahan Undang-Undang No. 16 Tahun 2001. 34 Ibid. hlm. 93. 35 Frend B.G.Tumbuan, “Kedudukan Hukum Yayasan dan Tugas serta Tanggungjawab Organ Yayasan, Lokakarya Sosialisasi UU Yayasan Makalah disampaikan pada Lokakarya Sosialisasi UU Yayasan, diselenggarakan oleh Pusat Pengkajian Hukum Perseroan dan Kenotariatan PPHN, Jakarta: 14 Agustus 2001, hlm. 5. Sa’adah : Pertanggungjawaban Pengurus Yayasan Dalam Penyelenggaraan Pendidikan Menurut Undang-Undang Yayasan Nomor 28 Tahun 2004, 2009 USU Repository © 2008 adanya larangan perangkapan jabatan dan larangan menerima gaji, upah, atau honor tetap, dengan tujuan guna menghindari conflict of interest antara kepentingan yayasan dengan kepentingan pribadi organ yayasan. 36 Pengurus tidak boleh merangkap sebagai pembina atau pengawas sesuai dengan penjelasan Pasal 31 ayat 3 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2004 tentang Perubahan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2001 tentang Yayasan, maksud dari larangan perangkapan jabatan tersebut untuk menghindari kemungkinan tumpang tindih kewenangan tugas dan tanggung jawab antara pembina, pengurus dan pengawas, yang dapat merugikan kepentingan yayasan atau pihak lain. 37 Pengurus dalam melakukan tugasnya berdasarkan kepercayaan yang diberikan oleh pendiripembina. Dalam beberapa segi khususnya yang berkaitan dengan penerapan prinsip-prinsip kerja, pengurus suatu yayasan dapat dipersamakan dengan direksi dalam suatu perseroan terbatas. Pengurus yayasan dalam menjalankan tugas kepengurusannya harus berdasarkan prinsip-prinsip sebagai berikut: a. Bertindak dengan itikad baik. b. Memperhatikan kepentingan yayasan, bukan kepentingan pembina, pengawas atau pengurus yayasan. c. Kepengurusan yayasan harus dilakukan dengan baik sesuai dengan tugas dan kewenangan yang diberikan kepadanya dengan tingkat kecerdasan yang wajar, dengan ketentuan bahwa pengurus tidak diperkenankan untuk memperluas maupun mempersempit ruang lingkup geraknya sendiri. d. Tidak diperkenankan untuk melakukan tindakan yang dapat menyebabkan benturan kepentingan antara kepentingan yayasan dengan kepentingan Pengurus yayasan. 38 Hak dalam menjalankan kegiatan usahanya yayasan 36 Arie Kusumastuti Maria Suhardiadi, Op.Cit. hlm. 94. 37 Ibid. 38 Ibid. hlm. 105-106. Sa’adah : Pertanggungjawaban Pengurus Yayasan Dalam Penyelenggaraan Pendidikan Menurut Undang-Undang Yayasan Nomor 28 Tahun 2004, 2009 USU Repository © 2008 dibina, diurus dan diawasi oleh organ yayasan. Yang termasuk sebagai organ yayasan adalah: pembina, pengawas, dan pengurus. Ada 2 dua fungsi utama dari direksipengurus suatu perusahaanyayasan, yaitu: a. Fungsi manajemen, dalam arti pengurus melakukan tugas memimpin perusahaanyayasan, b. Fungsi representasi, dalam arti pengurus mewakili yayasan di dalam dan di luar Pengadilan. Prinsip mewakili yayasan di luar Pengadilan menyebabkan yayasan sebagai badan hukum akan terikat dengan transaksi atau kontrak- kontrak yang dibuat oleh pengurus atas nama dan untuk kepentingan yayasan. 39 Berdasarkan ketentuan Pasal 35 ayat 2, pengurus yayasan dalam melakukan tugasnya didasarkan pada itikad baik, hal ini menunjukkan bahwa pengurus dalam melakukan tugasnya berdasarkan fiduciary duty, sedangkan ketentuan Pasal 35 ayat 5 menunjukkan bahwa pengurus di samping fiduciary duty, juga harus melakukan tugasnya berdasarkan statutory duty. 40 Konsekwensi hukum dari organ yayasan yang berupa pembina, pengurus, dan pengawas yayasan, yaitu undang-undang melarang organ pengurus yayasan merangkap sebagai anggota direksi atau pengurus dan anggota dewan komisaris atau pengawas dari badan usaha yang didirikan yayasan tersebut. Tujuan dari undang- 39 Lihat juga, Munir Fuady, Doktrin-doktrin Modren dalam Corporate Law Eksistensinya dalam Hukum Indonesia, Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, 2002. hlm. 60-61. 40 Chatamarrasjid Ais, Op.Cit., hlm. 94. Sa’adah : Pertanggungjawaban Pengurus Yayasan Dalam Penyelenggaraan Pendidikan Menurut Undang-Undang Yayasan Nomor 28 Tahun 2004, 2009 USU Repository © 2008 undang ini memberikan pemisahan antara peran yayasan dan peran suatu badan usaha tersebut karena adanya penyertaan modal maksimal 25 dari kekayaan yayasan, agar tidak terjadi benturan kepentingan dan tumpang tindih kepentingan, terlebih bila terjadi masalah yang timbul jika ada larangan terhadap organ yayasan. 41 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2004 tentang Perubahan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2001 tentang Yayasan, diharapkan akan menjadi dasar hukum yang kuat dalam mengatur kehidupan yayasan di Indonesia serta menjamin kepastian dan ketertiban hukum agar yayasan berfungsi sesuai dengan maksud dan tujuannya berdasarkan prinsip keterbukaan dan akuntabilitas. 42 Memperhatikan ketentuan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2001 yang diubah dengan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2004 dapat disimak bahwa yayasan merupakan: a. Suatu badan hukum yang terdiri atas kekayaan yang dipisahkan serta tidak mempunyai anggota, artinya aset yang dimiliki secara khusus hanya boleh digunakan untuk kepentingan tujuan yayasan dan bukan peruntukan bagi orang perorangan yang terlibat dalam yayasan. b. Tidak boleh membagikan hasil kegiatan usaha kepada pembina, pengurus dan pengawas yayasan. Dengan kata lain, mereka adalah pekerja sukarela tanpa boleh menerima imbalan uang apapun. Bahkan sebagai organ yayasan, mereka terikat dengan ketentuan yang mewajibkan bahwa yayasan membayar segala biaya atau ongkos yang dikeluarkan dalam rangka menjalankan tugas yayasan. c. Meskipun yayasan dapat mendirikan badan usaha yang kegiatannya harus sesuai dengan maksud tujuan yayasan, pembina, pengurus dan pengawas yayasan tidak boleh merangkap sebagai direksi, pengurus, komisaris, ataupun pengawas dari badan usaha tersebut. 43 41 L. Boedi Wahyono dan Suyud Margono, Hukum Yayasan antara Fungsi Kariatif atau Komersial, Jakarta: CV. Novindo Pustaka Mandiri, 2001, hlm. 2. 42 Chatamarrasjid, Ais, Op.Cit., hlm. 2. 43 Perhatikan juga, AB. Susanto, dkk, Op.Cit. hlm. 5. Sa’adah : Pertanggungjawaban Pengurus Yayasan Dalam Penyelenggaraan Pendidikan Menurut Undang-Undang Yayasan Nomor 28 Tahun 2004, 2009 USU Repository © 2008 d. Pembina selaku organ yayasan memiliki wewenang yang tinggi karena dapat mengangkat serta memberhentikan pengurus dan pengawas. Guna membatasi kewenangan tersebut, pembina tidak boleh merangkap menjadi pengurus dan ataupun pengawas. e. Pengalihanpembagian kekayaan yayasan baik langsung maupun tidak langsung kepada pembina, pengurus, pengawas, karyawan ataupun pihak lain yang memiliki kepentingan terhadap yayasan, merupakan tindak pidana. 44

2. Landasan Konseptual

Dokumen yang terkait

Pemindahan Hak Atas Kekayaan Yayasan Menurut Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2001 JO Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2004 Tentang Yayasan

1 41 100

Analisis Yuridis Terhadap Yayasan Yang Tidak Didaftarkan Menurut Undang – Undang Nomor 28 Tahun 2004

1 37 120

YAYASAN HAYATI LESTARI (SAHATI) PADANG SETELAH KELUARNYA UNDANG-UNDANG NOMOR 28 TAHUN 2004, TENTANG YAYASAN.

0 1 7

Penqelolaan Pengurusan Yayasan Bakti Nusantara Isafat Menurut Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2004 Tentang Yayasan.

0 0 6

PENGELOLAAN ASET YAYASAN ARDHYA GARINI BADAN PENGURUS CABANG LANUD PADANG BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 28 TAHUN 2004 TENTANG YAYASAN.

1 1 6

PELAKSANAAN PENYESUAIAN ANGGARAN DASAR YAYASAN DENGAN UNDANG-UNDANG NOMOR 16 TAHUN 2001 JUNCTO UNDANG-UNDANG NOMOR 28 TAHUN 2004 TENTANG YAYASAN DI KOTA PADANG (KHUSUS YAYASAN DIBIDANG PENDIDIKAN

0 0 20

BAB II PENGELOLAAN YAYASAN OLEH ORGAN YAYASAN A. Keberadaan Yayasan Menurut Undang-Undang Yayasan Nomor 16 Tahun 2001 jo Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2004 - Tinjauan Yuridis Tentang Pembagian Kekayaan Dari Yayasan Kepada Organ Yayasan Ditinjau Dari Undang

0 0 31

BAB II KEDUDUKAN PENGURUS YAYASAN DALAM PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DI PERGURUAN TINGGI BERDASARKAN PERSPEKTIF HUKUM POSITIF DI INDONESIA 1. Tugas dan Wewenang Pengurus Yayasan Berdasarkan Undang-Undang Yayasan - Pertanggungjawaban Pidana Pengurus Yayasan

0 0 20

Pemindahan Hak Atas Kekayaan Yayasan Menurut Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2001 JO Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2004 Tentang Yayasan

0 0 39

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Pemindahan Hak Atas Kekayaan Yayasan Menurut Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2001 JO Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2004 Tentang Yayasan

0 0 26