Faktor Risiko Jenis Kelamin pada Penderita Stroke Iskemik Faktor Risiko Usia pada Penderita Stroke Iskemik

Berdasarkan Tabel 5.7 dapat diketahui bahwa dari 217 penderita stroke iskemik, persentase kelompok yang memiliki riwayat hiperkolesterolemia yaitu 26,7 dan yang tidak memiliki riwayat hiperkolesterolemia 73,3.

5.2.7. Tabulasi silang Frekuensi Jenis Kelamin dan Faktor Risiko Stroke Iskemik

Dalam penelitian ini, peneliti mentabulasi proporsi masing-masing faktor risiko pada kelompok laki-laki dan perempuan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dari tabel berikut: Table 5.8. Tabulasi silang Frekuensi Jenis Kelamin dan Faktor Risiko Stroke Iskemik Jenis kelamin Hipertensi DM Merokok Penyakit jantung TIAStroke sebelumnya Hiperko- Lesterol Laki-laki 52.2 53.8 81.1 18.9 58.8 48.5 46.6 Perempuan 47.8 46.2 41.2 51.5 53.4 Jumlah 100 100 100 100 100 100 Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui persentase masing-masing faktor risiko pada kelompok laki-laki dan perempuan. Pada kelompok laki-laki memiliki persentase lebih besar pada faktor risiko hipertensi 52.2, Diabetes Mellitus 53.8, merokok 81.1, dan riwayat penyakit jantung 58.8. Sedangkan pada kelompok perempuan memiliki faktor risiko lebih besar pada riwayat TIAstroke sebelumnya 51.5 dan hiperkolesterolemia 53.4.

5.3. Pembahasan

5.3.1. Faktor Risiko Jenis Kelamin pada Penderita Stroke Iskemik

Universitas Sumatera Utara Sebagian besar pada penderita stroke iskemik di RSUP H. Adam Malik Medan tahun 2010 adalah wanita 51,6 dan sedangkan kelompok laki-laki 48,4. Berdasarkan hasil tabulasi silang yang telah dilakukan pada data faktor risiko yang ada, tingginya angka kejadian stroke iskemik pada wanita dikarenakan wanita lebih sering mengalami hiperkolesterolemia 53.4 dan kejadian stroke sebelumnya 51.5. Sedangkan pada laki-laki lebih tinggi angka kejadian riwayat hipertensi 52.2, diabetes mellitus 53.8, riwayat penyakit jantung 58.8 dan merokok 81.1. Hal ini berbeda dengan hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Ness 2000 dan Sacco 2005 yang menyatakan angka kejadian stroke iskemik lebih besar pada laki-laki dibandingkan wanita. Seperti penelitian yang telah dilakukan oleh Andersen 2010 di seluruh rumah sakit di Denmark, dari 40.102 pasien yang didata menderita stroke iskemik, kelompok laki-laki lebih banyak menderita stroke iskemik yaitu 20.895 orang 52.1, sedangkan kelompok wanita yang menderita stroke iskemik berjumlah 19.207 orang 47.9. Hal ini didukung oleh faktor risiko diabetes mellitus, infark miokard, dan konsumsi alkohol yang berlebihan pada laki-laki. Sedangkan pada wanita cenderung berisiko tinggi menderita hipertensi dan obesitas.

5.3.2. Faktor Risiko Usia pada Penderita Stroke Iskemik

Berdasarkan data dari 217 penderita stroke iskemik di RSUP H. Adam Malik Medan tahun 2010, usia rata-rata yang menderita stroke iskemik adalah 60,79 ± 12,626. Pada kelompok laki-laki didapati usia rata-rata yang menderita stroke iskemik yaitu 61.24±10.947 , dengan usia terendah 32 tahun dan usia tertinggi 85 tahun. Pada kelompok wanita yang menderita stroke iskemik rerata berusia 60.37±14.056 tahun, dengan usia terendah 17 tahun dan usia tertinggi 87 tahun. Hal ini sejalan dengan penelitian yg dilakukan Kissela, et al., dalam Ardelt 2009 yang menyatakan usia merupakan faktor risiko yang paling kuat. Seiring Universitas Sumatera Utara dengan meningkatnya usia maka meningkat pula insidens stroke iskemik. Setelah usia 55 tahun, insidensi akan meningkat dua kali tiap dekade. Penelitian Andersen 2010 di Denmark, usia rerata yang menderita stroke iskemik kelompok wanita 73.2 tahun SD 14.5 dan pada kelompok laki-laki usia rerata yang menderita stroke iskemik 68.1 tahun SD 12.8. Menurut penelitiannya, tingginya angka rerata usia menderita stroke iskemik pada wanita dibandingkan laki-laki disebabkan wanita lebih sering mengalami hipertensi dan obesitas. Pada laki-laki lebih sering menderita diabetes mellitus, infark miokard dan konsumsi alkohol yang berlebihan. Hal ini menjadi perbandingan dengan usia rerata pasien di RSUP. H. Adam Malik Medan yang usia rerata nya lebih muda dibandingkan penelitian Andersen 2010 di Denmark. Perbedaan ini dapat dipengaruhi faktor gaya hidup dan faktor risiko lainnya yg berbeda pada masyarakat di Indonesia khususnya di Medan.

5.3.3. Faktor Risiko Merokok pada Penderita Stroke Iskemik