status merokok pada pasien saat anamnesis, pasien yang tidak mengakui sebagai perokok, ataupun angka kejadian merokok memang rendah pada penderita stroke
iskemik di RSUP. H. Adam Malik Medan tahun 2010.
5.3.4. Faktor Risiko TIARiwayat Stroke Sebelumnya pada Penderita
Stroke Iskemik
Persentase faktor risiko TIAriwayat stroke yang berulang pada penderita stroke iskemik pada kelompok yang tidak memiliki riwayat stroke sebelumnya
68.7 dan kelompok yang memiliki riwayat stroke sebelumnya 31.3. Pada wanita yang menderita stroke iskemik di RSUP. H. Adam Malik Medan tahun
2010 lebih banyak didapati riwayat stroke berulang sebesar 51.5, sedangkan kelompok laki-laki yang menderita stroke iskemik dengan riwayat stroke berulang
sebesar 48.5. Adanya riwayat TIA ataupun stroke berulang sering terjadi, dimana 25
orang yang sudah sembuh dari serangan stroke yang pertama dalam jangka waktu lima tahun akan mengalami serangan berulang. Stroke yang berulang merupakan
contributor utama kecacatan bahkan kematian akibat stroke. Semakin sering terjadi stroke yang berulang maka persentase kecacatan dan kematian juga
semakin besar. Hal inilah yang menunjukkan riwayat TIA atau pun stroke berulang menjadi faktor risiko yang penting terjadinya stroke iskemik. Oleh
karena itu diperlukan pencegahan yang optimal untuk mengurangi kejadian TIAstroke berulang.
5.3.5. Faktor Risiko Hipertensi pada Penderita Stroke Iskemik
Riwayat hipertensi pada penderita stroke iskemik di RSUP. H. Adam Malik Medan tahun 2010 merupakan faktor risiko paling banyak diantara faktor
risiko stroke iskemik lainnya. Kelompok yang memiliki riwayat hipertensi 74.2 dan yang tidak memiliki riwayat hipertensi 25.8. Hal ini
menunjukkan masih tingginya riwayat hipertensi pada masyarakat Indonesia khususnya masyarakat di kota Medan.
Universitas Sumatera Utara
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ness 1999 dan Janssen 2010 tentang tingginya persentase riwayat hipertensi pada
penderita stroke iskemik yang diteliti. Adanya penyelidikan berbagai klinis dan meta-analisis menunjukkan bahwa dengan mengendalikan hipertensi akan
mengurangi risiko terjadinya stroke Ardelt, 2009. Pengendalian hipertensi yang optimal akan mampu mengurangi risiko stroke sebesar 30 hingga 40 Furie, et
al., 2010.
5.3.6. Faktor Risiko Riwayat Penyakit Jantung pada Penderita Stroke
Iskemik
Berdasarkan Tabel 5.5 dapat diketahui bahwa dari 217 penderita stroke iskemik, persentase penderita dengan riwayat penyakit jantung 15.7 dan yang
tidak memiliki riwayat penyakit jantung 84,3. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Janssenn 2007, dalam
penelitiannya didapati penyakit jantung sebagai salah satu faktor risiko stroke iskemik sebesar 47.9. Adapun kaitan penyakit jantung sebagai faktor risiko
stroke iskemik disebabkan adanya gangguan sirkulasi darah akibat kerusakan gangguan yang terjadi baik pada vaskular atau pun jantung itu sendiri sehingga
berpengaruh terhadap berkurangnya aliran darah ke otak Davenport dan Dennis, 2000.
5.3.7. Faktor Risiko Diabetes Mellitus pada Penderita Stroke Iskemik
Berdasarkan Tabel 5.3 dapat diketahui bahwa dari 217 penderita stroke iskemik, proporsi kelompok yang memiliki riwayat diabetes sebesar 30. Dari
proporsi tersebut, kelompok laki-laki 53.8 dan kelompok wanita dengan persentase 46.2.
Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Andersen 2010 tentang diabetes sebagai salah satu faktor risiko dengan persentase terbesar pada kelompok laki-
laki. Diabetes mellitus terbukti sebagai faktor risiko yang kuat untuk semua manifestasi klinis penyakit aterosklerosis. Mekanisme aterogenesis pada penderita
DM meliputi gangguan lipid, gangguan asam arakhidonat, peningkatan agregasi
Universitas Sumatera Utara
trombosit, resistensi insulin yang semua faktor tersebut akan meningkatkan kerusakan vascular, tidak hanya akan meningkatkan risiko stroke, tapi juga akan
meningkatkan keparahan suatu penyakit Asfandiyarova, 2006.
5.3.8. Faktor Risiko Hiperkolesterolemia pada Penderita Stroke Iskemik