Konsepsional Kepastian Hukum Bagi Terdakwa Yang Dikeluarkan Demi Hukum Dari Rumah Tahanan Negara (Studi Di Lembaga Pemasyarakatan Klas II B Tanjung Balai )

2. Pada umumnya hukum mempunyai kewibawaan . Pada umumnya hukum mempunyai kewibawaan sehingga secara psikologis berpengaruh terhadap orang-orang yang berada dibawah hukum tersebut. Wibawa hukum itu tidak terletak dalam kekuasaan pemerintah yang menciptakannya. Jika demikian halnya, hukum ditakuti, bukan dihormati. Seharusnya, wibawa ada pada hukum, sebab hukum itu mengatur dan membimbing kehidupan bersama manusia atas dasar prinsip-prinsip kepastian hukum dan keadilan.

2. Konsepsional

Bagian landasan konsepsional ini, akan menjelaskan hal-hal yang berkaitan dengan konsep yang digunakan oleh peneliti. Konsep dasar yang digunakan oleh peneliti dalam tesis ini antara lain: 1. Kepastian hukum adalah kepastian terhadap penerapan norma hukum yang mengatur tentang hak terdakwa untuk dikeluarkan demi hukum dari rumah tahanan negara jika telah habis batas waktu penahanannya. 2. Terdakwa adalah seorang tersangka yang dituntut, diperiksa dan diadili di sidang pengadilan. 36 3. Keluar Demi Hukum adalah dikeluarkannya terdakwa karena telah habis masa penahanannya. 37 36 Lihat Pasal 1 angka 15 KUHAP. 37 Bandingkan dengan Pasal 19 ayat 7 PP No. 27 Tahun 1983 tentang Pelaksanaan KUHAP. Surung Pasaribu : Kepastian Hukum Bagi Terdakwa Yang Dikeluarkan Demi Hukum Dari Rumah Tahanan Negara Studi Di Lembaga Pemasyarakatan Klas II B Tanjung Balai , 2009 USU Repository © 2008 4. Lembaga Pemasyarakatan adalah tempat untuk melaksanakan pembinaan narapidana dan anak didik pemasyarakatan. 38 5. Rumah tahanan negara adalah tempat tersangka atau terdakwa ditahan selama proses penyidikan, penuntutan dan pemeriksaan di sidang pengadilan. 39 6. Proses penjatuhan pidana adalah proses pemeriksaan di sidang pengadilan terhadap terdakwa yang telah dikeluarkan demi hukum dari rumah tahanan negara.

G. Metode Penelitian 1. Spesifikasi Penelitian

Sifat penelitian ini adalah deskriptif-analitis. Deskriptif maksudnya menggambarkan atau menelaah permasalahan hukum terhadap putusan hakim setelah terdakwa dikeluarkan demi hukum. Sedangkan analitis maksudnya data hasil penelitian diolah lebih dahulu, lalu dianalisis dan kemudian baru diuraikan secara cermat mengenai putusan hakim setelah terdakwa dikeluarkan demi hukum berdasarkan ketentuan hukum acara pidana dan yang dilakukan dalam praktek. Seperti dikemukakan oleh Soerjono Soekanto bahwa penelitian deskriptif analitis adalah penelitian yang bertujuan untuk membuat gambaran atau lukisan secara sistematik, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan fenomena yang diselidiki.” 40 38 Lihat Pasal 1 angka 3 Undang-undang Nomor 12 Tahun 1995 tentang Pemasyarakatan 39 Lihat Pasal 1 angka 2 Pelaksanaan KUHAP. 40 Soerjono Soekanto, Metodologi Research, Yogyakarta: Andi Offset, 1998, hlm. 3. Surung Pasaribu : Kepastian Hukum Bagi Terdakwa Yang Dikeluarkan Demi Hukum Dari Rumah Tahanan Negara Studi Di Lembaga Pemasyarakatan Klas II B Tanjung Balai , 2009 USU Repository © 2008 Metode pendekatan yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah penelitian yuridis normatif yang akan suatu kegiatan yang memperlihatkan suatu strategi perumusan masalah yang bersifat umum, yaitu suatu perbandingan realitas hukum dengan ideal hukum. Donald Black menganjurkan untuk mengukur berlakunya hukum agar membandingkan antara ideal hukum kaidah yang dirumuskan dalam undang-undang atau keputusan hakim dengan realitas hukum. 41 Mengambil istilah Ronald Dworkin, penelitian semacam ini juga disebut dengan istilah penelitian doktrinal 42 doctrinal research, yaitu penelitian yang menganalisis hukum, baik yang tertulis di dalam buku law as it is written in the book, maupun hukum yang diputuskan oleh hakim melalui proses pengadilan law as it decided by the judge through judicial process. 43 Dalam penelitian ini bahan kepustakaan dan studi dokumen dijadikan sebagai bahan utama sementara data lapangan yang diperoleh melalui wawancara akan dijadikan sebagai data pendukung atau pelengkap.

2. Sumber Data Penelitian