mendukung hipotesis yang menyatakan interaksi tindakan supervisi dengan pengalaman kerja berdampak negatif terhadap kepuasan kerja auditor. Ini
berarti bahwa semakin banyaknya pengalaman auditor dengan tindakan supervisi yang semakin tinggi dirasakan auditor malah menurunkan
kepuasan kerja auditor. Bagi auditor yang kurang berpengalaman, dengan adanya tindakan supervisi yang semakin rendah dirasakan oleh auditor
yang berpengalaman malah menurunkan kepuasan kerja auditor. Namun tindakan supervisi yang semakin tinggi yang dirasakan oleh auditor yang
kurang berpengalaman semakin meningkatkan kepuasan kerja auditor. Melihat dari penelitian-penelitian terdahulu dan tinjauan teoritis yang
sudah ada, maka peneliti dapat merumuskan hipotesis sebagai berikut: H
2
: Terdapat hubungan positif antara tindakan supervisi dengan kepuasan kerja auditor.
3. Pengalaman kerja dengan kepuasan kerja
Penelitian yang telah dilakukan oleh Tethool dan Rustiana 2003 mengenai dampak interaksi tindakan supervisi dan pengalaman kerja
terhadap kepuasan kerja auditor: studi empiris di KAP Yogyakarta, Semarang dan Solo, penelitian ini bertujuan untuk mencari bukti empiris
dampak interaksi antara tindakan supervisi dan pengalaman kerja terhadap kepuasan kerja pada auditor junior dan auditor senior. Hasil penelitian
mendukung hipotesis yang menyatakan interaksi tindakan supervisi dengan pengalaman kerja berdampak negatif terhadap kepuasan kerja auditor. Ini
berarti bahwa semakin banyaknya pengalaman auditor dengan tindakan
supervisi yang semakin tinggi dirasakan auditor malah menurunkan kepuasan kerja auditor. Bagi auditor yang kurang berpengalaman, dengan
adanya tindakan supervisi yang semakin rendah dirasakan oleh auditor yang berpengalaman malah menurunkan kepuasan kerja auditor. Namun
tindakan supervisi yang semakin tinggi yang dirasakan oleh auditor yang kurnag berpengalaman semakin meningkatkan kepuasan kerja auditor.
Melihat dari penelitian-penelitian terdahulu dan tinjauan teoritis yang sudah ada, maka peneliti dapat merumuskan hipotesis sebagai berikut:
H
3
: Terdapat hubungan positif antara pengalaman kerja dengan kepuasan kerja auditor.
4. Komitmen organisasi dengan kepuasan kerja
Komitmen organisasi dapat timbul manakala harapan kerja dapat terpenuhi oleh organisasi dengan baik. Selanjutnya dengan terpenuhinya
harapan kerja ini akan menimbulkan kepuasan kerja Trisnaningsih, 2004. Maka dari itu dapat diambil kesimpulan bahwa komitmen organisasi
berhubungan positif terhadap kepuasan kerja. Dimana semakin tinggi komitmen seorang pegawai terhadap organisasinya maka semakin tinggi
pula kepuasan kerja yang dialaminya. Penelitian yang telah dilakukan oleh Amilin dan Rosita Dewi 2008
mengenai pengaruh komitmen organisasi terhadap kepuasan kerja akuntan publik dengan role stress sebagai variabel moderating, hasil penelitiannya
menunjukkan bahwa komitmen organisasi berpengaruh secara signifikan terhadap variabel kepuasan kerja yang dimiliki oleh seorang auditor.
Melihat dari penelitian-penelitian terdahulu dan tinjauan teoritis yang sudah ada, maka peneliti dapat merumuskan hipotesis sebagai berikut:
H
4
: Terdapat hubungan positif antara komitmen organisasi dengan
kepuasan kerja auditor.
5. Komitmen profesional dengan kepuasan kerja