Gambar 2.3 Uji Normalitas
Sumber: Data primer yang diolah 2010
4. Hasil Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini dengan menggunakan model analisis regresi berganda multiple regression analysis, yaitu:
a. Uji Koefisien Determinasi
Uji ini dilakukan untuk mengukur kemampuan variabel-variabel independen, yaitu tindakan supervisi, pengalaman kerja, komitmen
organisasi, dan komitmen profesional dalam menjelaskan variasi variabel dependen, yaitu kepuasan kerja auditor. Hasil uji koefisien
determinasi dapat dilihat pada kolom adjusted R square, yang ditampilkan pada tabel berikut:
Tabel 4.16 Hasil Uji Koefisien Determinasi
Model Summary
b
Model R
R Square Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1 .720
a
.676 .632
6.198 a. Predictors: Constant, Komitmen Profesional, Pengalaman Kerja, Komitmen Organisasi, Tindakan Supervisi
b. Dependent Variable: Kepuasan Kerja Auditor
Sumber: Data primer yang diolah 2010 Tabel 4.16 menunjukkan nilai R sebesar 0.720 atau 72.0. Hal ini
berarti bahwa hubungan atau korelasi antara tindakan supervisi, pengalaman kerja, komitmen organisasi, dan komitmen profesional
adalah kuat karena berada dikisaran 0.60-0.799 Riduwan dan Engkos Achmad Kuncoro, 2007: 62. Nilai Adjusted R Square sebesar 0.632 atau
63.2, ini menunjukkan bahwa variabel kepuasan kerja auditor yang dapat dijelaskan oleh variabel tindakan supervisi, pengalaman kerja,
komitmen organisasi, dan komitmen profesional adalah sebesar 63.2, sedangkan sisanya sebesar 0.368 atau 36.8 1-0.368 dijelaskan oleh
faktor-faktor lain yang tidak disertakan dalam model penelitian ini.
b. Hasil Uji F
Hasil uji F dapat dilihat pada tabel 4.17, jika nilai probabilitas lebih kecil dari 0.05 maka H
a
diterima dan menolak H
0,
sedangkan jika nilai probabilitas lebih besar dari 0.05 maka H
diterima dan menolak H
a.
Tabel 4.17 Hasil Uji F
ANOVA
b
Model Sum of Squares
df Mean Square
F Sig.
1 Regression 615.552
4 153.888 4.005
.000
a
Residual 2881.448
75 38.419
Total 3497.000
79 a. Predictors: Constant, Komitmen Profesional, Pengalaman Kerja,
Komitmen Organisasi, Tindakan Supervisi b. Dependent Variable: Kepuasan Kerja Auditor
Sumber: Data primer yang diolah 2010
Hipotesis 1: Pengaruh tindakan supervisi, pengalaman kerja, komitmen organisasi, dan komitmen profesional terhadap kepuasan
kerja auditor.
Hasil uji hipotesis 1 dapat dilihat pada tabel 4.17 nilai F diperoleh sebesar 4.005 dengan tingkat signifikansi 0.000. Karena tingkat
signifikansi lebih kecil dari 0.05 maka H
a1
diterima, sehingga dapat dikatakan bahwa tindakan supervisi, pengalaman kerja, komitmen
organisasi, dan komitmen profesional berpengaruh secara simultan dan signifikan terhadap kepuasan kerja auditor.
Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa tindakan supervisi, pengalaman kerja, komitmen organisasi, dan komitmen profesional
berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja auditor. Hal ini menunjukkan bahwa proses pembentukan dan mempertahankan
hubungan secara insentif antara auditor senior dengan auditor yunior dan supervisi sebagai penghubungnya. Berhubungan erat dengan jenjang
karir si auditor tersebut di KAP, selain itu juga supervisi harus menciptakan lingkungan senyaman mungkin untuk meminimalkan stres
dengan meningkatkan peran konseling, keteladanan dari supervisi yang merupakan fungsi psikolososial, sebagai akibat dari perkembangan karir
di KAP yang didukung pengetahuan, pelatihan, dan pemberian tugas yang menantang. Dengan proses pembelajaran dan pertumbuhan
perkembangan potensi bertingkah laku baik pendidikan formal maupun non formal atau bisa diartikan sebagai suatu proses yang membawa
seseorang kepada suatu pola tingkah laku yang lebih tinggi. Suatu pembelajaran juga mencakup perubahan yang relatif tepat dari perilaku
yang diakibatkan pengalaman, pemahaman, dan praktek. Sehingga dengan tindakan supervisi dan pengalaman kerja yang telah didapatkan
oleh auditor di KAP, akan menyebabkan auditor tersebut menjadi loyal terhadap organisasinya melalui penerimaan sasaran-sasaran, nilai-nilai
organisasi, kesediaan atau kemauan untuk berusaha menjadi bagian dari organisasi, serta keinginan untuk bertahan di dalam organisasi tersebut.
Dari tindakan supervisi, pengalaman kerja, komitmen organisasi, dan komitmen profesional yang telah didapatkan, maka sikap tersebut
merefleksikan seseorang mengenai pekerjaannya sebagai hasil penilaian terhadap perbedaan antara jumlah ganjaran positif yang ia terima dengan
jumlah yang ia percaya seharusnya ia terima. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Tethool dan Rustiana
2003, Hadi 2007, Amilin dan Rosita Dewi 2008, serta Restuningdiah 2009.
c. Hasil Uji t
Hasil uji t dapat dilihat pada tabel 4.18, jika nilai probability t lebih kecil dari 0.05 maka H
a
diterima dan menolak H
0,
sedangkan jika nilai probability
t lebih besar dari 0.05 maka H diterima dan menolak H
a.
Tabel 4.18 Hasil Uji t
Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients t
Sig. B
Std. Error
Beta 1 Constant
25.307 7.857
3.221 .002
Tindakan Supervisi .292
.125 .260
2.335 .022
Pengalaman Kerja .491
.239 .226
2.056 .043
Komitmen Organisasi .228
.123 .215
2.030 .042
Komitmen Profesional .268
.098 .286
2.720 .008
a. Dependent Variable: Kepuasan Kerja Auditor
Sumber: Data primer yang diolah 2010
Hipotesis 2: Pengaruh tindakan supervisi terhadap kepuasan kerja auditor.
Hasil uji hipotesis 2 dapat dilihat pada tabel 4.18, variabel tindakan supervisi mempunyai tingkat signifikansi sebesar 0.022. Hal ini berarti
menerima H
a2
sehingga dapat dikatakan bahwa tindakan supervisi berpengaruh secara signifikan terhadap kepuasan kerja auditor karena
tingkat signifikansi yang dimiliki variabel tindakan supervisi lebih kecil dari 0.05.
Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa tindakan supervisi berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja auditor. Hal ini
menunjukkan bahwa proses pembentukan dan mempertahankan
hubungan secara insentif antara auditor senior dengan auditor yunior dan supervisi sebagai penghubungnya. Berhubungan erat dengan jenjang
karir si auditor tersebut di KAP, selain itu juga supervisi harus menciptakan lingkungan senyaman mungkin untuk meminamalkan stres
dengan meningkatkan peran konseling, keteladanan dari supervisi yang merupakan fungsi psikolososial, sebagai akibat dari perkembangan karir
di KAP yang didukung pengetahuan, pelatihan, dan pemberian tugas yang menantang. Maka sikap tersebut merefleksikan seseorang
mengenai pekerjaannya sebagai hasil penilaian terhadap perbedaan antara jumlah ganjaran positif yang ia terima dengan jumlah yang ia
percaya seharusnya ia terima. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Tethool dan Rustiana 2003, serta Hadi
2007.
Hipotesis 3: Pengaruh pengalaman kerja terhadap kepuasan kerja auditor.
Hasil uji hipotesis 3 dapat dilihat pada tabel 4.18, variabel pengalaman kerja mempunyai tingkat signifikansi sebesar 0.043. Hal ini
berarti menerima H
a3
sehingga dapat dikatakan bahwa pengalaman kerja berpengaruh secara signifikan terhadap kepuasan kerja auditor karena
tingkat signifikansi yang dimiliki variabel pengalaman kerja lebih kecil dari 0.05.
Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa pengalaman kerja berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja auditor. Hal ini
menunjukkan bahwa dengan proses pembelajaran dan pertumbuhan perkembangan potensi bertingkah laku baik pendidikan formal maupun
non formal atau bisa diartikan sebagai suatu proses yang membawa seseorang kepada suatu pola tingkah laku yang lebih tinggi. Suatu
pembelajaran juga mencakup perubahan yang relatif tepat dari perilaku yang diakibatkan pengalaman, pemahaman, dan praktek. Maka sikap
tersebut merefleksikan seseorang mengenai pekerjaannya sebagai hasil penilaian terhadap perbedaan antara jumlah ganjaran positif yang ia
terima dengan jumlah yang ia percaya seharusnya ia terima. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Tethool
dan Rustiana 2003.
Hipotesis 4: Pengaruh komitmen organisasi terhadap kepuasan kerja auditor.
Hasil uji hipotesis 4 dapat dilihat pada tabel 4.18, variabel komitmen organisasi mempunyai tingkat signifikansi sebesar 0.042. Hal
ini berarti menerima H
a4
sehingga dapat dikatakan bahwa komitmen organisasi berpengaruh secara signifikan terhadap kepuasan kerja auditor
karena tingkat signifikansi yang dimiliki variabel komitmen organisasi lebih kecil dari 0.05.
Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa komitmen organisasi berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja auditor. Hal ini
menunjukkan bahwa loyalitas auditor terhadap organisasi melalui penerimaan sasaran-sasaran, nilai-nilai organisasi, kesediaan atau
kemauan untuk berusaha menjadi bagian dari organisasi, serta keinginan untuk bertahan di dalam organisasi. Maka sikap tersebut merefleksikan
seseorang mengenai pekerjaannya sebagai hasil penilaian terhadap perbedaan antara jumlah ganjaran positif yang ia terima dengan jumlah
yang ia percaya seharusnya ia terima. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Trisnaningsih 2004, Amilin dan
Rosita Dewi 2008.
Hipotesis 5: Pengaruh komitmen profesional terhadap kepuasan kerja auditor.
Hasil uji hipotesis 5 dapat dilihat pada tabel 4.18, variabel komitmen profesional mempunyai tingkat signifikansi sebesar 0.008.
Hal ini berarti menerima H
a5
sehingga dapat dikatakan bahwa komitmen profesional berpengaruh secara signifikan terhadap kepuasan kerja
auditor karena tingkat signifikansi yang dimiliki variabel komitmen profesional lebih kecil dari 0.05.
Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa komitmen profesional berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja auditor. Hal ini
menunjukkan bahwa tingkat loyalitas individu pada profesinya untuk menjalankan tugas-tugas yang komplek secara independen dan
memecahkan permasalahan yang timbul dalam pelaksanaan tugas- tugasnya dengan menggunakan keahlian dan dedikasi mereka secara
profesional. Maka sikap tersebut merefleksikan seseorang mengenai pekerjaannya sebagai hasil penilaian terhadap perbedaan antara jumlah
ganjaran positif yang ia terima dengan jumlah yang ia percaya seharusnya ia terima. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian
yang dilakukan oleh Restuningdiah 2009.
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan