C. Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan dua cara, yaitu penelitian pustaka dan penelitian lapangan.
1. Penelitian Pustaka Library Research
Kepustakaan merupakan bahan utama dalam penelitian data sekunder Indriantoro dan Supomo, 2002: 150. Peneliti memperoleh data yang
berkaitan dengan masalah yang sedang diteliti melalui buku, jurnal, skripsi, directory kantor akuntan publik 2009, internet dan perangkat lain
yang berkaitan dengan kepuasan kerja auditor. 2.
Penelitian Lapangan Field Research Data utama penelitian ini diperoleh melalui penelitian lapangan, peneliti
memperoleh data langsung dari pihak pertama data primer. Pada penelitian ini, yang menjadi subyek penelitian adalah auditor yang masih
aktif bekerja di Kantor Akuntan Publik. Pengumpulan data kuisioner dilakukan dengan teknik personally administered questionnaires, yaitu
kuisioner disampaikan dan dikumpulkan langsung oleh peneliti Indriantoro dan Supomo, 2002: 154.
D. Metode Analisis Data
1. Uji Kualitas Data
Untuk melakukan uji kualitas data atas data primer ini, maka peneliti menggunakan uji validitas dan reliabilitas.
a. Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengetahui apakah item-item yang ada di dalam kuesioner mampu mengukur peubah yang didapatkan
dalam penelitian ini. Maksudnya untuk mengukur valid atau tidaknya suatu kuesioner dilihat jika pertanyaan dalam kuesioner tersebut mampu
mengungkapkan suatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Uji validitas ini dapat dilakukan dengan menggunakan korelasi
antar skor butir pertanyaan dengan total skor konstruk atau variabel. Setelah itu tentukan hipotesis H
: skor butir pertanyaan berkorelasi positif dengan total skor konstruk dan Ha: skor butir pertanyaan tidak
berkorelasi positif dengan total skor konstruk. Setelah menentukan hipotesis H
dan Ha, kemudian uji dengan membandingkan r
hitung
tabel corrected item-total correlation
dengan r
tabel
tabel product momen dengan signifikan 0.05 untuk degree of freedom df = n-k. Suatu
kuesioner dinyatakan valid apabila r
hitung
r
tabel
Ghozali, 2005: 45. b.
Uji Reliabilitas Uji reliabilitas digunakan untuk mengukur konsistensi jawaban
responden. Suatu kuesioner dikatakan reliable jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu.
Pengukuran reliabilitas dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu: 1
Repeated Measure atau pengukuran ulang.
2 One Shot atau pengukuran sekali saja, pengukurannya hanya sekali
dan kemudian hasilnya dibandingkan dengan pertanyaan lain atau mengukur korelasi antar jawaban pertanyaan.
Kriteria pengujian dilakukan dengan menggunakan pengujian Cronbach Alpha
α. Suatu variabel dikatakan reliable jika memberikan nilai Cronbach Alpha 0.60 Nunnaly, 1967 dalam
Ghozali, 2005: 42.
2. Uji Asumsi Klasik
Untuk melakukan uji asumsi klasik atas data primer ini, maka peneliti melakukan uji multikolonieritas, uji normalitas dan uji
heteroskedastisitas. a.
Uji Multikolonieritas Uji Multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi
ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Uji multikolonieritas dilihat dari nilai tolerance dan Variance Inflantion
Factor VIF Ghozali, 2005: 91. Jika terjadi korelasi, maka
dinamakan terdapat problem multikoloniearitas multiko. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel
independen. Uji multikolonieritas dilihat dari nilai tolerance dan Variance Inflantion Factor VIF
serta besaran korelasi antar variabel independen Ghozali, 2005: 91. Suatu model regresi dapat dikatakan
bebas multiko jika mempunyai nilai VIF di sekitar angka 1 dan mempunyai angka tolerance mendekati 1, sedangkan jika dilihat
dengan besaran korelasi antar variabel independen, maka suatu model regresi dapat dikatakan bebas multiko jika koefisien korelasi antar
variabel independen haruslah lemah dibawah 0.05. Jika korelasinya kuat, maka terjadi problem multiko Santoso, 2004: 203-206.
b. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu
pengamatan ke pengamatan yang lain. Uji heteroskedastisitas dapat dilihat dengan menggunakan grafik plot antara nilai prediksi variabel
terikat ZPRED dengan residual SRESID. Jika grafik plot menunjukkan suatu pola titik seperti titik yang bergelombang atau
melebar kemudian menyempit, maka dapat disimpulkan bahwa telah terjadi heteroskedastisitas. Tetapi jika grafik plot tidak membentuk
pola yang jelas, maka tidak terjadi heteroskedastisitas Ghozali, 2005: 105.
c. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk mengukur apakah di dalam model regresi variabel independen dan variabel dependen keduanya
mempunyai distribusi normal atau mendekati normal. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi normal atau mendekati normal.
Dalam penelitian ini, uji normalitas menggunakan Normal Probability Plot
P-P Plot. Suatu variabel dikatakan normal jika gambar distribusi dengan titik-titik data yang menyebar di sekitar garis diagonal, dan
penyebaran titik-titik data searah mengikuti garis diagonal Santoso, 2004: 212.
3. Uji Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan model regresi berganda. Model regresi berganda bertujuan untuk memprediksi
besar variabel dependen dengan menggunakan data variabel independen yang sudah diketahui besarnya Santoso, 2004: 163. Variabel independen
terdiri dari tindakan supervisi, pengalaman kerja, komitmen organisasi, dan komitmen profesional. Sedangkan variabel dependennya adalah
kepuasan kerja auditor. Rumus regresi berganda yang digunakan adalah sebagai berikut.
Keterangan: Y
: kepuasan kerja auditor a
: Konstanta harga Y, bila X=0 b
1-4
: Koefisien regresi menunjukkan angka peningkatan atau penurunan variabel dependen yang didasarkan pada hubungan
nilai variabel independen X
Д : tindakan supervisi
X Е
: pengalaman kerja X
Ж : komitmen organisasi
X З
: komitmen profesional
e : Error
Y = a + b ДXД+ bЕXЕ+ bЖXЖ+ bЗXЗ + e
Pengujian hipotesis dilakukan melalui: a.
Koefisien Determinasi Koefisien Determinasi R² pada intinya mengukur seberapa jauh
kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara 0 nol dan 1 satu. Nilai R²
yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang
mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi
variabel dependen Ghozali, 2005: 83. b.
Uji F Uji F menunjukkan apakah semua variabel independen atau bebas
yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama- sama terhadap variabel dependen atau terikat. Uji F digunakan untuk
mengetahui pengaruh semua variabel independen yang dimasukkan dalam model regresi secara bersama-sama terhadap variabel dependen
yang diuji pada tingkat signifikan 0.05 Ghozali, 2005: 84. Menurut Santoso 2004:
120 dasar pengambilan keputusan adalah sebagai berikut:
1 Jika nilai probabilitas lebih besar dari 0.05, maka H diterima atau
H
a
ditolak, ini berarti menyatakan bahwa semua variabel independen atau bebas tidak mempunyai pengaruh secara bersama-
sama terhadap variabel dependen atau terikat.
2 Jika nilai probabilitas lebih kecil dari 0.05, maka H ditolak atau
H
a
diterima, ini berarti menyatakan bahwa semua variabel independen atau bebas mempunyai pengaruh secara bersama-sama
terhadap variabel dependen atau terikat. c.
Uji t Uji t menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas atau
independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen dan digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya
pengaruh masing-masing variabel independen secara individual terhadap variabel dependen yang diuji pada tingkat signifikansi 0.05
Ghozali, 2005: 84. Menurut Santoso 2004: 168 dasar pengambilan keputusan adalah
sebagai berikut: 1 Jika nilai probabilitas lebih besar dari 0.05, maka H
diterima atau H
a
ditolak, ini berarti menyatakan bahwa variabel independen atau bebas tidak mempunyai pengaruh secara individual terhadap
variabel dependen atau terikat. 2 Jika nilai probabilitas lebih kecil dari 0.05, maka H
ditolak atau H
a
diterima, ini berarti menyatakan bahwa variabel independen atau bebas mempunyai pengaruh secara individual terhadap
variabel dependen atau terikat.
E. Operasionalisasi Variabel Penelitian
Variabel operasionalisasi adalah sebuah konsep yang mempunyai variasi nilai yang ditetapkan dalam suatu penelitian. Adapun cara pengukuran dari
variabel ini adalah dengan menggunakan skala pengukuran likert atau ordinal. Berikut ini adalah variabel-variabel yang akan diteliti, yaitu:
Tabel 4.2 Operasionalisasi Variabel
Variabel Sub Variabel
Indikator Skala
Pengukuran No. Butir
Pertanyaan
Tindakan Supervisi
X
1
Sumber: Hadi 2003
1. Aspek kepemimpinan
dan mentoring 2. Aspek kondisi
kerja 1. Adanya saling percaya antara atasan,
bawahan dan rekan kerja seprofesi 2. Pimpinan di tempat saya bekerja sangat
menghargai gagasan bawahan 3. Pimpinan di tempat saya bekerja, selalu
menekankan pekerjaan dengan memfokuskan pada tujuan dan hasil
4. Pimpinan di tempat saya bekerja mampu berkomunikasi dengan bawahan secara
jelas dan efektif 5. Komunikasi antara atasan, bawahan, dan
rekan sekerja sangat terbuka dan menyenangkan
1. Saya selalu memilah-milah suatu pekerjaan mana yang perlu didahulukan
supaya dapat terselesaikan seluruhnya Skala
Ordinal 1
2 3
4
5
6
Bersambung pada halaman selanjutnya
Tabel 4.2 Lanjutan Variabel
Sub Variabel
Indikator Skala
Pengukuran No. Butir
Pertanyaan
3. Aspek
penugasan 2. Organisasi kami selalu mendorong kami
agar membantu mengatasi masalah masyarakat dan lingkungan tempat kami
bekerja
3. Organisasi selalu mendorong kami untuk mampu menerima tugas dan tanggung jawab
serta dapat diberi kepercayaan
1.
Akuntan publik dalam menjalankan tugasnya harus mempertahankan integritas,
objektivitas dan independensi
2. Akuntan publik senantiasa menjelaskan peran dan tanggungjawabnya dalam
pelaksanaan pemeriksaan dan kedisiplinan dalam melengkapi pekerjaan, juga pelaporan
Skala Ordinal
7
8
9
10
Pengalaman kerja X
2
Sumber: Purnamasari
2005 1.
Semakin banyak jumlah klien yang diaudit menjadikan auditor lakukan semakin lebih
baik 2.
Saya telah memiliki banyak pengalaman dalam bidang audit dengan berbagai macam
klien sehingga audit yang saya lakukan menjadi lebih baik
3. Walaupun sekarang jumlah klien saya
banyak, audit yang saya lakukan belum tentu lebih baik dari sebelumnya
4. organisasi selalu memberi kesempatan
untuk memperbaiki kesalahan yang telah diperbuat, karena menurut saya itu menjadi
pelajaran yang berharga Skala
Ordinal 11
12
13
14
Komitmen organisasi X
3
Sumber: Meyer Allen 1997
1. Saya merasa ikut memiliki organisasi di tempat saya bekerja
2. Saya merasa terikat secara emosional dengan organisasi di tempat saya bekerja
3. Organisasi di tempat saya bekerja sangat berarti bagi saya
4. Saya merasa menjadi bagian dari organisasi di tempat saya bekerja
5. Saya merasa masalah organisasi di tempat saya bekerja juga seperti masalah saya
6. Saya sulit terikat dengan organisasi lain seperti organisasi di tempat saya bekerja
Skala Ordinal
15 16
17 18
19 20
Bersambung pada halaman selanjutnya
Tabel 4.2 Lanjutan Variabel
Sub Variabel
Indikator Skala
Pengukuran No. Butir
Pertanyaan
7. Saya mau berusaha di atas batas normal untuk mensukseskan perusahaan di tempat
saya bekerja 8. Saat ini saya tetap tinggal di perusahaan
karena komitmen terhadap organisasi 9. Alasan utama saya tetap bekerja di
perusahaan ini adalah karena loyalitas terhadap perusahaan
10. Saya merasa tidak komitmen jika meninggalkan organisasi di tempat saya
bekerja 11. Saya merasa tidak profesional jika
meninggalkan pekerjaan di tempat saya bekerja
12. Saya merasa tidak loyalitas terhadap organisasi jika saya memutuskan untuk keluar dari
pekerjaan saya
Skala Ordinal
21
22 23
24
25
26
Komitmen profesional
X
4
Sumber: Ujianto dan
Alwi 2005 1. Saya berlangganan dan membaca secara
sistematis jurnal auditing dan publikasi lainnya
2.
Saya sering menghadiri dan berpartisipasi dalam setiap pertemuan auditor
3.
Saya sering melakukan tukar-menukar ide dengan auditor dari organisasi lain
4. Saya percaya auditor harus mendukung adanya Ikatan Akuntan Indonesia
5. Ikatan akuntan mempunyai kekuatan melaksanakan standar yang harus dilakukan
auditor 6. Pertimbangan auditor harus diikuti dalam
pembuatan keputusan yang signifikan 7. Saya akan tetap bekerja sebagai auditor,
walaupun sebagian gaji saya disisihkan untuk keperluan tugas auditor
8. Standar profesi perilaku auditor tidak dapat diterapkan sama pada setiap organisasi
9. Auditor seharusnya lebih baik dinilai prestasinya oleh rekan seprofesi daripada
oleh supervisor 10. Saya mudah untuk berantusias dengan jenis
pekerjaan yang saya lakukan Skala
Ordinal 27
28 29
30 31
32 33
34 35
36 Bersambung pada halaman selanjutnya
Tabel 4.2 Lanjutan Variabel
Sub Variabel
Indikator Skala
Pengukuran No. Butir
Pertanyaan
Kepuasan kerja auditor Y
Sumber: Ciliana 2008
1. Puas dengan sistem penggajian saat ini 2. Puas dengan besarnya gaji yang diterima saat
ini 3.
Merasa nyaman dengan ruangan kerja saat ini 4. Ketersediaan peralatan kerja sangat memadai
dalam melaksanakan pekerjaan 5.
Hubungan kerja diantara auditor sangat baik 6. Tugas yang diberikan sangat jelas sesuai
dengan SOP 7.
Kepercayaan atasan sangat tinggi sehingga akan akan bertanggung jawab dengan pekerjaan yang
diberikan 8. Semua auditor mempunyai kesempatan yang
sama dalam meningkatkan karir 9. Semua auditor mempunyai kesempatan yang
sama mengikuti diklat 10. Pemberian reward telah dilakukan sebagaimana
mestinya
Skala Ordinal
37 38
39 40
41 42
43 44
45 46
Sumber: Diolah dari berbagai referensi
BAB IV PENEMUAN DAN PEMBAHASAN
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Tempat dan Waktu Penelitian