d. Fringe benefits tunjangan: kepuasan individu terhadap tunjangan yang
diberikan perusahaan. e.
Contingent rewards imbalan non-finansial: kepuasan individu terhadap imbalan non-finansial yang diberikan karena performa baik yang
ditunjukkan oleh individu dalam bekerja. f.
Operating conditions kondisi operasional: kepuasan individu terhadap peraturan-peraturan dan prosedur-prosedur yang berlaku dalam organisasi.
g. Co-workers rekan kerja: kepuasan individu terhadap rekan-rekan kerja.
h. Nature of work tipejenis pekerjaan: kepuasan individu terhadap tipe
pekerjaan yang dilakukan. i.
Communication komunikasi: kepuasan individu terhadap komunikasi yang terjalin dalam organisasi.
Berdasarkan hal tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa kepuasan kerja seorang auditor itu dapat dinilai dari gaji, promosi, atasan, tunjangan, imbalan
non-finansial, kondisi operasional, rekan kerja, tipe atau pekerjaan, dan komunikasi yang didapat dari tempat kerja tersebut.
G. Penelitian Terdahulu
Penelitian mengenai tindakan supervisi, pengalaman kerja, komitmen organisasi, komitmen profesional, dan kepuasan kerja telah banyak dilakukan
oleh peneliti-peneliti sebelumnya. Penelitian-penelitian tersebut banyak memberikan masukan serta kontribusi tambahan bagi auditor untuk
meningkatkan kinerjanya. Tabel 4.1 menunjukkan hasil-hasil penelitian terdahulu mengenai kepuasan kerja yang dimiliki oleh auditor.
Tabel 4.1 Penelitian Terdahulu
No Peneliti
tahun
Judul Penelitian Variabel yang
diteliti Metodologi
Penelitian Hasil Penelitian
1 Rosalina Kurniwati
Tethool dan Rustiana
2003 Dampak interaksi
tindakan supervisi dan pengalaman
kerja terhadap kepuasan kerja
auditor: studi empiris di KAP
Yogyakarta, Semarang dan Solo
1. Tindakan supervisi X
1
2. Pengalaman X
2
3. Kepuasan kerja auditor Y
Sampel: Para auditor
senior dan junior di KAP
yang berada di daerah
Yogyakarta, Solo dan
Semarang Metode
analisis data menggunakan
regresi linear berganda
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
interaksi supervisi dengan pengalaman kerja
berdampak negatif terhadap kepuasan kerja
auditor. Ini berarti bahwa semakin banyaknya
pengalaman kerja auditor dengan tindakan
supervisi yang semakin tinggi dirasakan auditor
malah menurunkan kepuasan kerja auditor.
2 Syamsul
Hadi 2007 Pengaruh tindakan
supervisi terhadap kepuasan kerja
akuntan pemula 1.
Kepemimpinan dan mentoring
X
1
2. Kondisi kerja
X
2
3. Penugasan X
3
4. Kepuasan kerja
Y Sampel:
auditor yang bekerja pada
KAP di Daerah Istimewa
Yogyakarta dan Jawa Tengah
metode analisis data
menggunakan regresi linear
berganda Hasil penelitian
menunjukkan bahwa aspek kepemimpinan dan
mentoring mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap kepuasan kerja akuntan pemula. Hal
tersebut karena penelitian ditujukan pada akuntan
pemula yang masih memerlukan bimbingan
supervise dalam melakukan tugasnya.
Hasil analisis aspek kondisi kerja dan aspek
penugasan tidak berpengaruh secara
signifikan terhadap kepuasan kerja akuntan
pemula.
Bersambung pada halaman selanjutnya
Tabel 4.1 Lanjutan No
Peneliti tahun
Judul Penelitian Variabel yang
diteliti Metodologi
Penelitian Hasil Penelitian
3 Amilin dan
Rosita Dewi 2008
Pengaruh komitmen
organisasi terhadap kepuasan kerja
akuntan publik dengan role stress
sebagai variabel moderating
1. Komitmen
organisasi X
1
2. Konflik peran
X
2
3. Ketidakjelasan
peran X
3
4. Kepuasan kerja
Y Sampel:
Auditor yang bekerja pada
Kantor Akuntan
Publik di Jakarta
Metode analisis data
menggunakan regresi linear
berganda Penelitian ini berhasil
membuktikan bahwa variabel ketidakpastian
peran bukanlah variabel yang dapat mempengaruhi
kepuasan kerja. Hanya variabel komitmen
organisasi yang berpengaruh secara
signifikan terhadap kepuasan kerja.
4 Trisnaningsih S. 2003
Pengaruh Komitmen
terhadap Kepuasaan Kerja
Auditor: Motivasi sebagai Variabel
Intervening Studi Empiris pada
Kantor Akuntan Publik di Jawa
Timur 1.
Komitmen X
1
2. Motivasi X
2
3. Kepuasan
kerja auditor Y
Sampel: Auditor yang
bekerja pada KAP di Jawa
Timur Metode
analisis data menggunakan
analisis jalur Penelitian ini berhasil
membuktikan bahwa komitmen dan motivasi
berpangaruh signifikan terhadap kepuasan kerja
auditor, sedangkan motivasi berpengaruh signifikan
terhadap kepuasan kerja auditor.
5 Nurika Restuningdiah
2009 Pengaruh
komitmen profesional
terhadap kepuasan kerja akuntan
pendidik melalui komitmen
organisasional 1.
Komitmen profesional
X
1
2. Komitmen
organisasional X
2
3. Kepuasan
kerja Y Sampel:
Akuntan pendidik
dosen yang memiliki gelar
profesi akuntan
Analisis data
menggunakan analisis jalur
atau path analysis
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
komitmen profesional berpengaruh terhadap
komitmen organisasi akuntan pendidik,
komitmen organisasional berpengaruh terhadap
kepuasan kerja, adanya pengaruh langsung antara
komitmen profesional terhadap kepuasan kerja,
dan komitmen profesional berpengaruh terhadap
kepuasan kerja melalui komitmen organisasional.
Sumber: Diolah dari berbagai referensi
H. Keterkaitan Antar Variabel 1. Tindakan supervisi, pengalaman kerja, komitmen organisasi, dan