Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

Pada tanggal 23 Nopember 2011, terbentuklah kesepakatan bersama 5 anatara KOMNAS Perempuan dengan APH tentang akses keadilan bagi perempuan korban kekerasan, yang mana dengan adanya kesepatan tersebut diharapkan menjamin akses keadilan bagi perempuan korban kekerasan. 6 Hal tersebut kemudian menjadikan sebuah gagasan mengenai Sistem Peradilan Pidana Terpadu Penanganan Kasus-kasus Kekerasan Terhadap Perempuan SPPT- PKKTP yang diharapkan menjadi wujud dari kesepakatan bersama antara beberapa lembaga diatas serta menjamin akses keadilan dan melindungi perempuan korban kekerasan. Berangkat dari permasalahan diatas penulis tergugah untuk menkaji dalam bentuk skripsi yang berjudul, “KAJIAN TERHADAP GAGASAN SISTEM DAN KELEMBAGAAN PERADILAN PIDANA TERPADU SPPT- PKKTP PERKARA KORBAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA ”.

B. Batasan dan Rumusan Masalah 1. Pembatasan Masalah

Untuk mempermudah pembahasan dalam penulisan skripssi ini, penulis membatasi masalah yang akan dibahas sehingga pembahasanya lebih jelas dan 5 KOMNAS perempuan, Mahkamah Agung, Kejaksaan RI, Kepolisian RI, Kementrian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Dan Perhimpunan Advokat Indonesia. 6 Lebih lanjut Lihat Kesepakatan Bersama Nomor: 147KNAKTPMoUXI2011, Nomor: 184BKMASKBXI2011, Nomor: KEP-244AAJA112011, Nomor: B27XI2011, Nomor: 34MoUMPP-PA2011, Nomor: 011PERADI-DPNMoUXI2011. tentang Akses Keadilan Bagi Perempuan Korban Kekerasan. terarah sesuai dengan yang diharapkan penulis. Disini penulis hanya akan membahas gagasan mengenai sistemperadilan pidan terpadu untuk perkara korban kekerasan dalam rumah tangga.

2. Perumusan Masalah

Undang-Undang No. 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga PKDRT secara teori sudah memback up perempuan dalam hal perlindungan terhadap kekerasan. Namun, realita APH juga belum mampu menyediakan perlindungan dan pendampingan optimal bagi korban dalam melaksanakan UU PKDRT.. Dalam hal ini KOMNAS Perempuan mengambil peran bersama bersama aparat penegak hukum lainnya yakni peradilan di bawah ligkungan Mahkamah Agung, Kejaksaan, Kepolisian, Kementrian Pemberdayaan Perempuan dan perlindungan Anak dan juga Advokat yang mana dalam hal ini membuat kesepakatan menjamin perlindungan terhadap perempuan dengan menggagas sebuah sistem peradilan pidana terpadu penanganan kasus-kasus kekerasan terhadap perempuan. Rumusan masalah tersebut penulis rinci dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut: 1. Bagaimana praktik peradilan terhadap kasus KDRT selama ini? 2. Apa argumentasi hukum dan bagaimana Gagasan Sistem Peradilan Pidana Terpadu Penanganan Kasus-kasus Kekerasan Terhadap Perempuan SPPT- PKKTP ? 3. Seperti apakah desain SPPT dalam Penanganan Kasus Kekerasan Terhadap Perempuan dengan menggunakan SPPT-PKKTP?

C. Tujuan Penelitian

Mengacu pada permasalahan yang telah disebutkan diatas, penelitian ini bertujuan: 1. Untuk mengetahui praktik peradilan terhadap kasus KDRT selama ini. 2. Untuk mengetahu argumentasi hukum dan bagaimana Gagasan Sistem Peradilan Pidana Terpadu Penanganan Kasus-kasus Kekerasan Terhadap Perempuan SPPT-PKKTP. 3. Untuk mengetahui desain SPPT dalam Penanganan Kasus Kekerasan Terhadap Perempuan dengan menggunakan SPPT-PKKTP. D. Manfaat Penelitian Adapun manfaaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi para penegak hukum dan praktisi hukum dalam menangani masalah Kekerasan Dalam Rumah Tangga KDRT pada umumunya, maupun dikalangan akademisi yang sedang bergulat di dalam bidangnya. 2. Penelitian ini juga diharapkan bermanfaat bagi penulis dalam menambah wawasan, pengalaman, dan pengetahuan tentang materi kajian yang akan dibahas pada permasalahan tersebut. 3. Hasil Penelitian ini agar dapat dijadikan sebagai acuan untuk penelitian selanjutnya.

E. Studi Review

Pembahasan dalam penelitian ini penulis melakukan tela ’ah studi terdahulu pada hasil penelitian yang pembahasannya menyerupai dengan pembahasan yang akan di angkat oleh penulis yaitu: No. Identitas Subtansi Pembeda 1 2 Muhammad Ishar Helmi, Relevansi Undang-Undang No. 23 Tahun 2004 Tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga Sebagai Payung Hukum Perkara Perceraian dengan Pandangan Hukum Islam Tentang Ta’dib, Fakultas Syari’ah dan Hukum- Hukum KeluargaPeradilan Agama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2013. Hanafiah Ahmad, Penanganan Isteri Nusyuz dalam Hukum Islam Perbandingan Dengan Undang-Undang No. 23 tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga PKDRT, Fakultas Syari’ah dan Hukum- Hukum Keluarga Islam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2010. Disini penulis akan membahas bagaimana relevansi UU No. 23 tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga PKDRT sebagai payung hukum perkara perceraian akibat pelanggaran pasal 116 KHI dengan hukum Islam tentang pemberian pelajaran terhadap isteri ta’dib. Hasil penelitian berupa skripsi ini membahas tentang relevansi penanganan Isteri Nyusuz persfektif Undang-Undang No. 23 tahun 2004 tentang Pengahapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga PKDRT dengan pandangan Hukum Islam Disini penulis akan membahas gagasan sistem peradilan pidana terpadu penangan kasus-kasus kekerasan terhadap perempuan SPPT- PKKTP, baik mengenai dasar hukum, model penanganan kasus, dan penyelesaian kasusnya.