Sistem Peradilan Pidana Terpadu Penanganan Kasus-kasus Kekerasan

kasus kekerasan terhadap perempuan dan akses pelayanan yang mudah dan terjangkau bagi perempuan dalam setiap proses peradilan kasus kekerasan terhadap perempuan. 28 Pemahaman SPPT-PKKTP yang berbeda di APH membuat belum berjalannya sistem tersebut. 29 SPPT-PKKTP yang mereka maksud atau mereka pahami yaitu hanya SPPT saja yakni SPPT koordinasi antara polisi, jaksa, dan hakim. Sedangkan SPPT-PKKTP yang dimaksud ialah sistem peradilan pidana yang memang berpihak kepada korban, putusan yang berpihak kepada korban, memberikan keadilan kepada perempuan, bagaimana suara korban tersebut didengar, komunikasi dan koordinasi antara penegak hukum dengan pendamping juga dan apa yang dirasakan juga bisa menjadi bahan dalam mengajukan tuntutan atau menjatuhkan putusan. Konsep SPPT-PKKTP sudah sejak lama di bagun yaitu tahun 2003, namun sejauhmana konsep ini dibangun bersama APH ternyata masih datar dan inkonstitusionalisasi, hal tersebut bisa disebabkan karena di APH sendiri sering terjadi pergantian jabatan pergantian posisi orang, belum lagi ketidak harmonisan informasi. 30 28 Komisi Nasional Anti Kekerasan Terhadap Perempuan, Kertas Kebjakan; Sistem Peradilan PidanaTerpadu Yang Berkeadilan Jender Dalam Penanganan Kasus kekerasan Terhadap Perempuan, Jakarta: KOMNAS Perempuan, 2005, h. 51. 29 Wawancara Pribadi dengan Ema Mukarromah Div. Hukum dan Kebijakan KOMNAS Perempuan, Jakarta 25 Nopember 2013. 30 Ibid. 30

BAB III KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA TERHADAP PEREMPUAN

A. Pengertian Kekerasan Dalam Rumah Tangga

Kekerasan Dalam Rumah Tangga terdiri dari Kekerasan dan Rumah Tangga yang mana keduanya memiliki keterkaitan. Sejauh ini kekerasan dalam rumah tangga merupakan suatu bentuk perbuatan dianggap baru. Meskipun pada dasarnya bentuk-bentuk kekerasan ini dapat ditemui dan terkait pada bentuk perbuatan pidana tertentu, seperti pembunuhan, penganiayaan, perkosaan dan pencurian. 1 Kekerasan didalam Kamus Besar Bahasa Indonesia yaitu: pertama, perihal yang bersifat, yang berciri keras. Kedua, perbuatan seseorang atau sekolompok orang yang menyebabkan cidera atau matinya orang lain atau menyebabkan kerusakan fisik atau barang orang lain. Ketiga, paksaan. 2 Kekerasan adalah tindakan yang membawa kekuatan untuk melakukan paksaan atau pun tekanan berupa fisik maupun non fisik 3 , atau dapat juga diartikan sebagai suatu serangan atau invasi fisik ataupun integritas mental psikologis seseorang. Seperti yang dikemukakan oleh Elizabeth Kandel Englander yang 1 Moerti Hadiati Soeroso, Kekerasan Dalam Rumah Tangga “Dalam Persepektif Yuridis- Viktimologis, Jakarta: Sinar Grafika, 2011, cet. 2, h. 58. 2 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1990, h. 425. 3 Romli Atmasasmita, Teori dan Kapita Selekta Kriminologi, Bandung:Eresco, ,1988, h. 55. dikutip oleh Rika Saraswati, bahwa: secara umum, kekerasan adalah perilaku agresif dengan maksud untuk menyebabkan kerusakan fisik atau psikologis. Kerusakan fisik atau psikologis yang terjadi secara tidak sengaja, karena tidak adanya niat, tidak disebut dengan kekerasan. 4 Ada beberapa penggunaan pengertian kekerasan terhadap orang lain, yaitu violence, battery dan assault 5 . Violence kekerasan yaitu: Pertama, kekerasan dengan diringi marah yang berapi-api; Kedua, kerasan fisik melawan hukum, penyalahgunaan kekuatan; kekuatan yang digunakan terhadap hak umum, terhadap kebebasan publik; dan Ketiga, tenaga dari setiap kekuatan fisik sehingga dapat melukai, kerusakan atau penyalahgunaan. battery ialah; criminal battery, defined as the unlawful application of force to the person or another, may be devided into its three basic elements: Pertama, Perilaku terdakwa tindakan atau misi; Kedua, Kondisi mental nya yang mungkin niat untuk membunuh atau melukai, atau kelalaian kriminal, atau mungkin perbuatan dari perbuatan melawan hukum; dan Ketiga, Hasil berbahaya bagi korban, yang mungkin berupa cedera badan atau berupa sentuhan yang menyakitkan. Assault yaitu: Setiap usaha yang disengaja atau ancaman untuk menimbulkan cedera pada orang lain .... Setiap perilaku yang disengaja akan memberikan korban rasa takut atau yang dapat membahayakan korban. Serangan dapat 4 Rika Saraswati, Perempuan dan Penyelesaian Kekerasan dalam Rumah Tangga, Bandung: PT Citra Aditya Bakti, 2006, h. 13. 5 Moerti Hadiati Soeroso, Kekerasan Dalam Rumah Tangga “Dalam Persepektif Yuridis- Viktimologis, h. 59-60. dlakukan tanpa benar-benar menyentuh, atau mencolok, atau melukai tubuh orang lain. Kata battery ini sering dkombinasikan dengan assault and battery yang mana memeiliki arti: Any unlawful touching of another which is without justification or excuse. Setiap menyentuh melanggar hukum yang lain adalah tanpa pembenaran atau alasan. Dari beberapa pengertian tersebut kekerasan terhadap perempuan memiliki ciri yaitu; dapat berupa fisk aatau non fisik psikis, dilakukan secara aktif maupun dengan cara pasif tidak berbuat, Dikehendakidminati oleh pelaku dan ada akibatkemungkinan akibat yang merugkan pada korban fisik atau psikis yang tidak dikendaki oleh korban. Pengertian kekerasan juga terdapat dalam pasal 89 KUHP yaitu, membuat orang pigsan atau tidak berdaya disamakan dengan menggunakan kekerasan 6 , melakukan kekerasan memiliki arti mempergunakan tenaga atau kekuatan jasmani tidak kecil secara yang tidak sah. Pingsan yang diartikan tidak ingat atau tidak sadar akan dirinya dan tidak berdaya berarti tidak mempunyai kekuatan atau tenaga sama sekali, sehingga tidak mampu mengadakan perlawanan sedikitpun, tetapi seseoang yang tidak berdaya itu masih dapat mengethui apa yang 6 Andi Hamzah, KUHP dan KUHAP edisi Revisi 2008, cet ke 15, Jakarta: Rineka Cipta, 2007, h. 39. terjadi atas dirinya. perbuatan tersebut didalam KUHP digolongkan penganiayaan pasal 354 dan 352 KUHP. 7 Pada Sidang Umum ke 85 tanggal 20 Desember 1993, Perserikatan Bangsa-Bangsa PBB mengesahkan “Deklarasi Anti Kekerasan Terhadap Perempuan”, yang menegaskan bahwa kekerasan terhadap perempuan merupakan pelanggaran Hak Asasi Manusia. Dijelaskan dalam pasal 1 Deklarasi PBB tentang penghapusan kekerasan terhadap perempuan yaitu: 8 “Kekerasan terhadap perempuan adalah setiap perbuatan berdasarkan perbedaan kelamin yang berakibat atau mungkin berakibat kesengsaraan dan penderitaan perempuan secara fisik, seksual atau pskologis, termasuk ancaman tndakan tertentu, pemaksaan atau perampasan kemerdekaan secara sewenang-wenang, baik yang terjadi di depan umum atau dalam kehidupan pribadi”. Dari uraian di atas dapatlah kita simpulkan bahwa tindakan kekerasan tidak hanya berupa tindakan fisik, melainkan juga perbuatan non fisik psikis. Tindakan fisik bisa dirasakan langsung akibatnya oleh korban, serta dapat dilihat oleh siapa saja, sedangkan non fisik psikis yang bisa merasakan langsung hanyalah korban, karena hal tersebut langsung menyinggung hati nurani atau perasaan seseorang. Sedangkan pengertian rumah tangga tidak dapat di temukan dalam Deklarasi PBB, namun secara umum dapat diketahui bahwa rumah tangga 7 R. Soesilo, Kitab Undang-undang Hukum Pidana KUHP serta Komentar-komentarnya Lengkap Pasal demi Pasal, Bogor: Politeia, 1996, h. 98. 8 Moerti Hadiati Soeroso, Kekerasan Dal am Rumah Tangga “Dalam Persepektif Yuridis- Viktimologis, h. 60.