13
BAB II TINJAUAN MENGENAI HAK AZASI MANUSIA DAN ASAS LEGALITAS
A. Pengertian Hak Asasi Manusia
Manusia dianugrahi oleh Tuhan Yang Maha Esa akal dan nurani yang memberikan kepadanya kemampuan untuk membedakan yang baik
dan yang buruk yang akan membimbing dan mengarahkan sikap dan perilaku dalam menjalani kehidupannya. Dengan akal budi dan nurani itu
maka manusia memiliki kebebasan untuk memutuskan sendiri perilaku atau perbuatannya. Disamping itu untuk mengimbangi kebebasan tersebut
manusia memiliki kemampuan untuk bertanggung jawab atas semua tindakan yang dilakukannya.Sesungguhnya hak asasi manusia lahir
bersama-sama dengan manusia,artinya sejak manusia ada permasalahan hak asasi manusia sudah ada.
Pancasila sebagai dasar negara mengandung pemikiran bahwa manusia diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Esa dengan menyandang dua
aspek yakni aspek individualitas pribadi dan aspek sosial bermasyarakat. Oleh karena itu kebebasan setiap orang dibatasi oleh
hak asasi orang lain. Ini berarti setiap orang mengemban kewajiban mengakui dan menghormati hak asasi orang lain. Kebebasan dasar dan
hak-hak dasar manusia itulah yang disebut dengan hak asasi manusia. .Hak asasi manusia merupakan hak dasar yang secara kodrati
melekat pada diri manusia, bersifat universal dan langgeng, oleh karena itu harus dilindungi, dihormati, dipertahankan, dan tidak boleh diabaikan,
dikurangi, atau dirampas oleh siapapun. Selain itu hak asasi manusia juga
Universitas Sumatera Utara
14 merupakan seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan keberadaan
manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan anugerah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi oleh
negara, hukum, pemerintah, dan setiap orang demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia.
13
Hak untuk hidup, hak untuk tidak disiksa, hak kebebasan pribadi, pikiran dan hati nurani, hak beragama, hak untuk tidak diperbudak, hak
untuk diakui secara pribadi dan persamaan dihadapan hukum adalah hak asasi manusia yang tidak dapat dikurangi dalam keadaan apapun dan
oleh siapapun.Pada awal kemerdekaan Indonesia masalah hak asasi manusia menjadi perdebatan seru.Sebagian anggota Panitia Persiapan
Kemerdekaan berkeinginan agar masalah tersebut diatur secara tegas dalam Undang-Undang Dasar. Sementara itu sebagian lainnya
mengatakan tidak perlu diatur dalam konstitusi. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia Nomor XVIIMPR1998
TANGGAL 13 November 1998, menugaskan lembaga-lembaga tinggi negara dan seluruh aparatur pemerintahan untuk menghormati,
menegakkan dan menyebarluaskan pemahaman mengenai hak asasi manusia kepada seluruh rakyat pasal 1. Adapun lembaga-lembaga tinggi
negara itu adalah : Presiden, Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia, Mahkamah Agung, Badan Pemeriksa Keuangan dan Dewan
Pertimbangan Agung. Sedangkan aparatur negara adalah seluruh aparat negara yakni Pegawai Negara Sipil dan Pegawai Militer. Merekalah yang
13
Ahmad Kamil, Kaidah-kaidah Hukum Yurisprudensi.,Prenada Media, Jakarta, 2004, hal.495.
Universitas Sumatera Utara
15 mendapat tugas dari Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia
untuk menghormati, menegakkan dan menyebarluaskan hak asasi manusia kepada masyarakat.
14
1. Hak asasi manusia adalah seperangkat hak yang melekat pada seperangkat hakikat dan keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan
Yang Maha Esa dan merupakan anugerah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi, dihormati oleh negara, hukum, pemerintah, dan setiap
orang demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia.
Pengertian hak asasi manusia sendiri diatur dalam Undang-undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia Selanjutnya disebut
dengan UU No. 39 Tahun 1999 Pasal 1 dan 2 yang berbunyi :
2. Kewajiban dasar manusia adalah seperangkat kewajiban yang apabila tidak dilaksanakan, tidak memungkinkan terlaksana dan tegaknya hak
asasi manusia. Dikarenakan adanya hak dasar yang secara kodrati melekat pada
manusia, maka undang-undang tersebut juga melarang adanya diskriminasi dan penyiksaan berdasarkan Pasal 3 dan 4 UU No. 39 Tahun
1999 yang berbunyi : Pasal 3 :
Diskriminasi adalah setiap pembatasan, pelecehan dan pengucilan yang langsung tidak langsung didasarkan pada pembedaan manusia atas
dasar agama, ras, suku, etnik, kelompok dan golongan, status sosial,
14
Ibid.
Universitas Sumatera Utara
16 status ekonomi, jenis kelamin, bahasa, keyakinan, politik, yang berakibat
pengurangan, penyimpangan, penghapusan pengakuan, pelaksanaan atau penggunaan hak asasi manusia dan kebebasan dasar dalam
kehidupan baik individual maupun kolektif dalam bidang ekonomi, politik, hukum, sosal, budaya da aspek kehidupan lainnya.
Pasal 4 : Penyiksaan atas setiap perbuatan yang dilakukan dengan sengaja
sehingga menimbulkan rasa sakit atau penderitaan yang hebat baik jasmani maupun rohani, pada seseorang untuk memperoleh pengakuan
atau keterangan dari seseorang atau orang ketiga, dengan menghukumnya terhadap perbuatan yang telah dilakukan atau diduga
telah dilakukan oleh seseorang atau orang ketiga, atau mengancam dan memaksa seseorang atau orang ketiga, atau untuk suatu alasan yang
didasarkan pada suatu bentuk diskriminasi, apabila rasa sakit atau penderitaan tersebut ditimbulkan oleh, atas hasutan dari, dengan
persetujuan, atau sepengetahuan siapapun dan atau pejabat publik. Negara wajib menjunjung tinggi pelaksanaan penegakan HAM di
Indonesia sesuai denga Pasal 2, 3 dan 71 UU No. 39 Tahun 1999 yang berbunyi :
Pasal 2 : Negara Republik Indonesia mengakui dan menjunjung tinggi hak
asasi manusia dan kebebasan dasar manusia sebagai hak yang secara kodrati melekat pada dan tidak terpisahkan dari manusia, yang harus
Universitas Sumatera Utara
17 dilindungi dan ditegakkan demi peningkatan harkat dan martabat
kemanusiaan, kesejahteraan, kebahagian, kecerdasan serta keadilan. Pasal 3
1. Setiap orang bebas dengan harkat dan martabat manusia yang sama dan sederajat serta dikaruniai akal dan hati nurani untuk
hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara dalam semangat persaudaraan
2. Setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan dan perlakuan hukum yang adil serta mendapat kepastian hukum dan
perlakuan yang sama di depan hukum 3. Setiap orang berhak atas perlindungan hak asasi manusia dan
kebebasan dasar menusia tanpa diskriminasi. Pasal 71
Pemerintah wajib bertanggung jawab dan menghormati, melindungi, menegakkan dan memajukan hak asasi manusia yang diatur
dalam undang-undang ini, peraturan perundang-undangan lain, dan hukum internasional tentang hak asasi manusia yang diterima oleh
Negara Republik Indonesia Sedangkan pengertian pelanggaran HAM sendiri menurut Pasal 6
UU No. 39 Tahun 1999 yakni : Pelanggaran hak asasi manusia adalah setiap perbuatan seseorang atau
kelompok orang termasuk aparat negara baik disengaja maupun tidak disengaja, atau kelalaian yang secara melawan hukum mengurangi,
menghalangi, membatasi, dan atau mencabut hak asasi manusia atau
Universitas Sumatera Utara
18 sekelompok orang yang dijamin undang-undang ini , dan tidak
mendapatkan atau dikhawatirkan tidak akan memperoleh penyelesaian hukum yang adil dan tidak benar berdasarkan mekanisme hukum yang
berlaku. Pelanggaran terhadap hak asasi manusia yang sering terjadi, tidak
dapat lagi dikategorikan sebagai pelanggaran hak asasi ringan. Akan tetapi pelanggaran yang sering terjadi adalah pelanggaran yang tergolong
berat. Pelanggaran tersebut meliputi
15
a. Kejahatan genosida. :
Kejahatan genosida merupakan perbuatan yang dilakukan dengan maksud untuk menghancurkan atau memusnahkan seluruh atau
sebagian kelompok bangsa, ras, kelompok etnis, kelompok agama, dengan cara:
- Membunuh anggota kelompok; - Mengakibatkan penderitaan fisik atau mental yang berat terhadap
anggota-anggota kelompok; - Menciptakan kondisi kehidupan kelompok yang akan
mengakibatkan kemusnahan secara fisik baik seluruh atau sebagiannya;
- Memaksakan tindakan-tindakan yang bertujuan mencegah kelahiran di dalam kelompok;
- Memindahkan secara paksa anak-anak dari kelompok tertentu ke kelompok lain.
15
Jaleswari Pramodhawardani, Op.Cit., hal. 348.
Universitas Sumatera Utara
19 b. Kejahatan terhadap kemanusiaan.
Kejahatan kemanusiaan yang dimaksud adalah salah satu perbuatan yang dilakukan sebagai bagian dari serangan yang meluas atau
sistematik yang diketahuinya bahwa serangan tersebut ditujukan secara langsung terhadap penduduk sipil, berupa:
- Pembunuhan; - Pemusnahan;
- Perbudakan; - Pengusiran atau pemindahan penduduk secara paksa;
- Perampasan kemerdekaan atau perampasan kebebasan fisik lain secara sewenang-wenang
- Penyiksaan; - Perkosaan, perbudakan seksual, pelacuran secara paksa,
pemaksaan kehamilan, pemandulan atau sterilisasi secara paksa atau bentuk-bentuk kekerasan seksual lain yang setara;
- Penganiayaan terhadap suatu kelompok tertentu atau perkumpulan yang didasari persamaan paham politik, ras, kebangsaan, etnis,
budaya, agama, jenis kelamin atau alasan lain yang telah diakui secara universal sebagai hal yang dilarang menurut hukum
internasional; - Penghilangan orang secara paksa;
- Kejahatan apartheid. Kebebasan dasar harus diletakkan dalam relasi antara kekuasaan
negara state power dan individu warga. Semua negara harus
Universitas Sumatera Utara
20 memajukan dan melindungi pelaksanaan hak-hak asasi manusia di dalam
wilayah kewenangannya. Negara mempunyai kewajiban atas penghormatan, perlindungan dan pemenuhan hak-hak asasi manusia.
Dengan prinsip tersebut maka dapat diilustrasikan bahwa semakin besar negara menunaikan kewajibannya, maka semakin terlindungi dan
terpenuhinya hak-hak setiap orang. Sebaliknya, semakin diingkarinya pelaksanaan kewajiban oleh negara, maka semakin terancam atau
terlanggar pula hak-hak asasi manusia.
16
B. Pengadilan Hak Asasi Manusia