Hubungan Hukum Anggota Koperasi dan Perangkat Organisasi

Selama dalam proses penyelesaian terhadap pembubaran, koperasi tersebut tetap ada dengan status “Koperasi dalam Penyelesaian” dan selama dalam proses penyelesaian terhadap pembubaran, koperasi tidak boleh melakukan perbuatan hukum, kecuali untuk memperlancar proses penyelesaian. Tim penyelesaian ini mempunyai tugas dan fungsi sebagai berikut: a. Melakukan pencatatan dan penyusunan informasi tentang kekayaan dan kewajiban koperasi; b. Memanggil pengawas, pengurus, karyawan, anggota, dan pihak lain yang diperlukan, baik sendiri-sendiri maupun bersama-sama; c. Menyelesaikan hak dan kewajiban keuangan terhadap pihak ketiga; d. Membagikan sisa hasil penyelesaian kepada anggota; e. Melaksanakan tindakan lain yang perlu dilakukan dalam penyelesaian kekayaan; f. Membuat berita acara penyelesaian dan laporan kepada Menteri; danatau g. Mengajukan permohonan untuk diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia.

C. Hubungan Hukum Anggota Koperasi dan Perangkat Organisasi

Struktur organisasi koperasi dibentuk sedemikian rupa sesuai dengan ideologi dan strategi pengembangan untuk memperoleh strategic competitiveness sehingga setiap koperasi boleh jadi mempunyai bentuk yang berbeda secara Universitas Sumatera Utara fungsional karena menyesuaikan dengan strategi yang sedang dikembangkan tetapis secara basic ideologi terutama terkait dengan perangkat organisasi koperasi menunjukkan kesamaan. Ropke dalam bukunya The Economic Theory of Cooveratives mengidentifikasi ciri-ciri organisasi koperasi sebagai berikut 30 a. Terdapat sejumlah individu yang bersatu dalam suatu kelompok atas dasar sekurang-kurangnya satu kepentingan atau tujuan yang sama, yang disebut sebagai kelompok koperasi. : b. Terdapat anggota koperasi yang bergabung dalam kelompok usaha untuk memperbaiki kondisi sosial ekonomi mereka sendiri, yang disebut sebagai swadaya dari kelompok koperasi. c. Anggota yang bergabung dalam koperasi memanfaatkan koperasi secara bersama, yang disebut sebagai perusahaan koperasi. d. Koperasi sebagai perusahaan mempunyai tugas untuk menunjang kepentingan para anggota kelompok koperasi, dengan cara menyediakan barang dan jasa yang dibutuhkan oleh anggota dalam kegiatan ekonominya. Jika diperhatikan ciri-ciri tersebut, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa organisasi koperasi terdiri dari: 30 Adipoetra,OrganisasidanManajemenkoperasi,adiputramiu89.blogspot.com20122011 organisasi-dan-manajemen-koperasi.html,di unduh tanggal 18 desember 2013 Universitas Sumatera Utara a. Anggota koperasi, baik sebagai konsumen akhir maupun sebagai pengusaha yang memanfaatkan koperasi dalam kegiatan sosial ekonominya. b. Badan usaha koperasi, sebagai satu kesatuan dari anggota, pengelola, dan pengawas koperasi yang berusaha meningkatkan kondisi sosial ekonomi anggotanya melalui perusahaan koperasi. c. Organisasi koperasi, sebagai badan usaha yang bertindak sebagai perusahaan yang melayani anggota maupun bukan anggota. Struktur organisasi koperasi di Indonesia dapat diurut berdasarkan perangkat organisasi koperasi. Berdasarkan UU Perkoperasian perangkat koperasi terdiri atas, yaitu rapat anggota, pengurus, pengawas dan pengelola.

a. Rapat Anggota

Anggota memiliki kekuasaan tertinggi dalam koperasi yang tercermin dalam forum Rapat Anggota, sering kali secara teknis disebut RAT Rapat Anggota Tahunan. Rapat Anggota berwenang: 1. Menetapkan kebijakan umum koperasi; 2. Mengubah Anggaran Dasar; 3. Memilih, mengangkat, dan memberhentikan Pengawas dan Pengurus; 4. Menetapkan rencana kerja, rencana anggaran pendapatan dan belanja koperasi; Universitas Sumatera Utara 5. Menetapkan batas maksimum Pinjaman yang dapat dilakukan oleh Pengurus untuk dan atas nama Koperasi; 6. Meminta keterangan dan mengesahkan pertanggungjawaban Pengawas dan Pengurus dalam pelaksanaan tugas masing-masing; 7. Menetapkan pembagian Selisih Hasil Usaha; 8. Memutuskan penggabungan, peleburan, kepailitan, dan pembubaran Koperasi.

b. Pengurus

Pengurus dipilih dari dan oleh Anggota Koperasi, dan berperan mewakili anggota dalam menjalankan kegiatan organisasi maupun usaha koperasi. Pengurus dapat menunjuk manajer dan karyawan sebagai pengelola untuk menjalankan fungsi usaha sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang ada, sebagaiman tercantum dalm UU Perkoperasian. Yang dimaksud dengan persorangan adalah mereka yang harus memenuhi persyaratan: a. Mampu melaksanakan perbuatan hukum; b. Memiliki kemampuan mengelola usaha koperasi; c. Tidak pernah menjadi pengawas atau pengurus suatu koperasi atau komisaris atau direksi suatu perusahaan yang dinyatakan bersalah karena menyebabkan koperasi atau perusahaan itu dinyatakan pailit; dan Universitas Sumatera Utara d. Tidak pernah dihukum karena melakukan tindak pidana yang merugikan koperasi, keuangan negara, danatau yang berkaitan dengan sektor keuangan, dalam waktu 5 lima tahun sebelum pengangkutan. Adapun yang menjadi tugas dari pengurus koperasi yaiu: a. Mengelola koperasi berdasarkan Anggaran Dasar; b. Mendorong dan memajukan usaha Anggota; c. Menyusun rancangan rencana kerja serta rencana anggaran pendapatan dan belanja koperasi untuk diajukan kepada Rapat Anggota; d. Menyusun laporan keuangan dan pertanggungjawaban pelaksanan tugas untuk diajukan kepada Rapat Anggota; e. Menyusun rencana pendidikan, pelatihan, dan komunikasi Koperasi untuk diajukan kepada Rapat Anggota; f. Menyelenggarakan pembukuan keuangan dan inventaris secara tertib; g. Menyelenggarakan pembinaan karyawan secara efektif dan efisien; h. Memelihara Buku Daftar Anggota, Buku Daftar Pengawas, Buku Daftar Pengurus, Buku Daftar Pemegang Sertifikat Modal Koperasi, dan risalah Rapat Anggota; i. Melakukan upaya lain bagi kepentingan, kemanfaatan, dan kemajuan Koperasi sesuai dengan tanggung jawabnya dan keputusan Rapat Anggota. Universitas Sumatera Utara Selain itu Pengurus juga memiliki kewenangan untuk mewakili koperasi di dalam maupun diluar pengadilan. Namun, terdapat batasan terhadap kewenangan yang dimiliki oleh Pengurus yaitu apabila: a. Terjadi perkara di depan pengadilan antara koperasi dan Pengurus yang bersangkutan; atau b. Pengurus yang bersangkutan mempunyai kepentingan yang bertentangan dengan kepentingan koperasi. Sekalipun Pengurus memiliki kewenangan dan tanggung jawab, namun pengurus koperasi tetap wajib terlebih dahulu mendapatkan persetujuan Rapat Anggota dalam hal koperasi akan: a. Mengalihkan aset atau kekayaan koperasi; b. Menjadikan jaminan utang atas aset atau kekayaan Koperasi; c. Menerbitkan obligasi atau surat utang lainnya; d. Mendirikan atau menjadi Anggota Koperasi Sekunder; danatau e. Memiliki dan mengelola perusahaan bukan Koperasi. Pengurus dalam menjalankan tugasnya wajib menjalankannya dengan itikad baik dan penuh tanggung jawab untuk kepentingan dan usaha koperasi. Pengurus bertanggung jawab atas kepengurusan Koperasi untuk kepentingan dan pencapaian tujuan Koperasi Kepada Rapat Anggota. Setiap pengurus bertanggung jawab penuh secara pribadi apabila yang bersangkutan bersalah menjalankan Universitas Sumatera Utara tugasnya dan dapat digugat ke pengadilan oleh sejumlah Anggota yang mewakili paling sedikit 15 satu perlima Anggota atas nama Koperasi.

c. Pengawas

Pengawas sebagai salah satu perangkat organisasi koperasi dipilih dari dan oleh Anggota pada Rapat Anggota. Berdasarkan UU Perkoperasian, persyaratan yang harus dipenuhi untuk menjadi pengawas yaitu: a. Tidak pernah menjadi pengawas atau pengurus suatu koperasi atau komisaris atau direksi suatu perusahaan yang dinyatakan bersalah karena menyebabkan koperasi atau perusahaan itu dinyatakan pailit; dan b. Tidak pernah dihukum karena melakukan tindak pidana yang merugikan koperasi, keuangan negara, danatau yang berkaitan dengan sektor keuangan, dalam waktu 5 lima tahun sebelum pengangkatan. Pasal 50 UU Perkoperasian menjelaskan bahwa seorang pengawas bertugas antara lain: a. Mengusulkan calon Pengurus; b. Memberi nasihat dan pengawas kepada pengurus; c. Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan kebijakan dan pengelolaan koperasi yang dilakukan oleh pengurus; dan d. Melaporkan hasil pengawasan kepada Rapat Anggota. Universitas Sumatera Utara Sedangkan wewenang Pengawas adalah: a. Menetapkan penerimaan dan penolakan Anggota baru serta pemberhentian Anggota sesuai dengan ketentuan dalam Anggaran Dasar; b. Meminta dan mendapatkan segala keterangan yang diperlukan dari pengurus dan pihak lain yang terkait; c. Mendapatkan laporan berkala tentang perkembangan usaha dan kinerja Koperasi dari Pengurus; d. Memberikan persetujuan atau bantuan kepada Pengurus dalam melakukan perbuatan hukum tertentu yang ditetapkan dalam Anggaran Dasar; dan e. Dapat memberhentikan Pengurus untuk sementara waktu dengan menyebutkan alasannya. Dalam menjalankan tugasnya, Pengawas wajib menjalankan tugasnya dengan itikad baik dan penuh tanggung jawab untuk kepentingan Koperasi. Pengawas juga bertanggung jawab atas pelaksanaan tugasnya kepada Rapat Anggota. Dalam menjalankan tugasnya dalam hal melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan kebijakan dan pengelolaan koperasi yang dilakukan oleh pengurus, Pengawas dapat meminta bantuan kepada Akuntan Publik untuk melakukan jasa audit terhadap Koperasi. Penunjukan Akuntan Publik ini ditetapkan oleh Rapat Anggota. Universitas Sumatera Utara BAB IV PERLINDUNGAN HUKUM BAGI KREDITUR YANG MELAKUKAN PENYIMPANAN DANA PADA KOPERASI PADAT KARYA A. Peranan Pemerintah Dalam Melindungi Dana Koperasi Koperasi umumnya diberikan status badan hukum sesuai dengan undang- undang yang sudah ada atau sesuai dengan sistem yang sudah mantap digunakan di negara yang bersangkutan sebelum adanya perkumpulan koperasi. Tetapi dengan cepatnya pertumbuhan perkembangan koperasi dan menyadari adanya sifat-sifat yang khusus, yang dimiliki oleh koperasi tetapi tidak dimiliki oleh usaha perseorangan atau perseroan. Maka, dalam perkembangannya dikeluarkanlah undang-undang tentang perkoperasian demi menciptakan kepastiaan hukum terhadap badan usaha ini. 31 31 Sikap pemerintah dalam pembangunan koperasi dapat di kelompokkan dalam 4 macam, yaitu; 1. Sikap pemerintah yang netral. 2. Sikap yang menghambat atau menghalang-halangi. http:arya-comunity.blogspot.com201104kebijaksanaan -pemerintah -dalam- pembangunan -koperasi.html , diakses tanggal 14 Januari 2014. Universitas Sumatera Utara 3. Sikap pemerintah yang membantu dan mendorong pertumbuhan dan perkembangan gerakan koperasi. 4. Sikap pemerintah yang ingin menjadikan koperasi sebagai alat untuk melaksanakan kebijaksanaan nasional. 32 Pembangunan koperasi dalam Pembangunan Jangka Panjang Pertama telah menunjukkan berbagai keberhasilan yang sangat berarti, baik ditinjau dari Sikap pemerintah yang positif atau aktif membantu pertumbuhan dalam pembangunan koperasi serta memberikan perlindungan kepada koperasi yang nyata. Sikap ini diperlihatkan pemerintah setelah kemerdekaan tahun 1945 dalam Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 33 ayat 1 yang menyatakan “perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan”. Berdasarkan pasal 33 ini diperlihatkan bahwa dalam rangka pemberian perlindungan kepada koperasi, pemerintah dapat : 1. Menetapkan bidang kegiatan ekonomi yang hanya bisa diusahakan oleh koperasi 2. Menetapkan bidang kegiatan ekonomi di suatu wilayah yang telah berhasil di usahakan oleh koperasi untuk tidak di usahakan oleh badan usaha lainnya. Ketentuan yang tercantum dalam Undang-Undang Dasar inilah yang merupakan dasar atau landasan yang kuat bagi pemerintah untuk membantu, mendorong dan melindungi pertumbuhan pembangunan koperasi. 32 Ibid. Universitas Sumatera Utara jumlah koperasi, jumlah anggota koperasi, maupun nilai usaha koperasi. Koperasi juga telah terlihat berperan aktif dalam kegiatan ekonomi rakyat dan sekaligus mulai dapat meningkatkan kesejahteraan para anggotanya. Keadaan tersebut tercermin, antara lain dari peningkatan jumlah dan ragam koperasi, jumlah dan ragam dalam bidang koperasi, jumlah simpanan anggota, jumlah modal usaha, serta jumlah nilai usaha koperasi. Kemajuan pembangunan koperasi ini cukup menggembirakan karena telah menunjukkan bahwa koperasi sebagai gerakan ekonomi rakyat dan badan usaha semakin berperan aktif dan terlibat lebih luas dalam berbagai kegiatan ekonomi serta sekaligus telah meningkatkan kesejahteraan para anggotanya yang pada umumnya masih terbatas kemampuan ekonominya. Keadaan ini, antara lain merupakan hasil dari berbagai kebijaksanaan perkoperasian, kebijaksanaan makro dan sekaligus peran tersebut ditempuh melalui program pembinaan kelembagaan koperasi dan pelatihan magang, penyuluhan dan penerangan, pembinaan dan konsultasi, serta ditunjang pula dengan berbagai kegiatan penelitian perkoperasian serta kebijaksanaan makro, baik di bidang fiskal-moneter maupun sektor riil, berupa perkreditan, substitusi, atau proteksi. 33 Namun perkembangan koperasi saat ini membuat banyak kalangan mencoba berbuat peruntungan dengan membuka koperasi-koperasi yang hanya bertujuan menguntungkan diri sendiri. Banyaknya koperasi saat ini membuat semakin ketatnya persaingan usaha ini yang dimana mungkin akan mendorong KSP Koperasi Simpan Pinjam untuk berinovasi dan berlomba menarik calon 33 http:27acintya08dhika95.wordpress.comkebijakan-pemerintah-dalam-bidang- ekonomi , diaskes tanggal 14 Januari 2014 Universitas Sumatera Utara anggota dengan memberikan tawaran produk investasi simpanan, serta pemberian bonus-bonus dan hadiah-hadiah menarik lainnya. Strateginya adalah memanfaatkan istilah status “calon anggota koperasi” padahal sasarannya sebenarnya lebih cenderung kepada masyarakat luas. Ketentuan perundangan yang dijadikan tempat berpijak adalah Pasal 18 PP no. 9 tahun 1995 yang menyebutkan bahwa: “2 Calon anggota koperasi sebagaimana dimaksud dalam ayat 1, harus menjadi anggota dalam waktu paling lama 3 tiga bulan setelah melunasi simpanan pokok.” Pola pencarian calon nasabah seperti telah tersebut di atas, sebagai alasan pembenarnya lebih pada pertimbangan promosi sisi bisnis, sehingga kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh koperasi sesungguhnya sudah bergeser dan semakin jauh dari prinsip dan tujuan koperasi itu sendiri. Tujuan koperasi yang terutama seharusnya adalah untuk meningkatkan kesejahteraan dan memenuhi kebutuhan para anggotanya. Penyimpangan yang lain yaitu KSPUSP membuka beberapa kantor cabang di kota-kota lain di luar domisili hukumnya, meskipun tanpa atau belum adanya ijin operasional dari instansi vertikal yang berwenang, maupun instansi setempat yang berwenang mengeluarkan perijinan dan melakukan pengawasan. Dalam praktiknya seringkali KSP Koperasi Simpan PinjamUnit Simpan Pinjam USP menghimpun dana dari masyarakat yang jelas-jelas notabene bukan anggota koperasi dalam bentuk deposito berjangka dengan memberikan bunga kepada anggotanya di atas bunga bank. 34 34 Nuli Rahayu, “Perlindungan Hukum Dana Simpanan Anggota Koperasi”, http:nulirahayu.blogspot.com201212perlindungan-hukum-dana-simpanan.html , diaskes tanggal 14 Januari 2014. Universitas Sumatera Utara Faktor penyebab lain adalah tindakan penyelewengan oleh oknum pengelola pengurus koperasi akibat lemahnya pengawasan kontrol. Kemudahan dalam perijinan pendirian koperasi telah mendorong semakin banyaknya berdiri koperasi-koperasi, di satu sisi keadaan ini akan membantu perbaikan sektor usaha kecil, namun di sisi lain, semakin banyaknya berdiri koperasi tanpa proses perijinan yang selektif dan pengawasan yang ketat juga akan menimbulkan masalah, karena berpotensi penyimpangan. 35 1. Menjamin simpanan nasabah penyimpan. Melihat begitu banyak permasalahan koperasi yang terjadi, pemerintah melakukan beberapa hal dalam melindungi dana-dana masyarakat yang ditanam di koperasi, dan hal itu ditunjukan melalui aspek yuridis dengan membentuk Lembaga Penjamin Simpanan LPS dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 24 tentang Lembaga Penjamin Simpanan. Berdasarkan Undang-Undang tersebut, LPS dibentuk sebagai suatu lembaga independen yang berfungsi menjamin simpanan nasabah penyimpan dan turut aktif dalam memelihara stabilitas sistem perbankan sesuai dengan kewenangannya. Fungsi Lembaga Penjamin Simpanan LPS: 2. Turut aktif dalam memelihara stabilitas sistem perbankan sesuai dengan kewenangannnya. Tugas Lembaga Penjamin Simpanan LPS: 35 Ibid., Universitas Sumatera Utara 1. Merumuskan dan menetapkan kebijakan pelaksanaan penjaminan simpanan. 2. Melaksanakan penjaminan simpanan. 3. Merumuskan dan menetapkan kebijakan dalam rangka turut aktif memelihara stabilitas sistem perbankan. 4. Merumuskan, menetapkan, dan melaksanakan kebijakan penyelesaian Bank Gagal yang tidak berdampak sistemik. 5. Melaksanakan penanganan Bank Gagal yang berdampak sistemik. Wewenang Lembaga Penjamin Simpanan LPS : 1. Menetapkan dan memungut premi penjaminan. 2. Menetapkan dan memungut kontribusi pada saat bank pertama kali menjadi peserta. 3. Melakukan pengelolaan kekayaan dan kewajiban LPS. 4. Mendapatkan data simpanan nasabah, data kesehatan bank, laporan keuangan bank, dan laporan hasil pemeriksaan bank sepanjang tidak melanggar kerahasiaan bank. 5. Melakukan rekonsiliasi, verifikasi, dan atau konfirmasi atas data tersebut pada angka 4. 6. Menetapkan syarat, tata cara, dan ketentuan pembayaran klaim. Universitas Sumatera Utara 7. Menunjuk, menguasakan, danatau menugaskan pihak lain untuk bertindak bagi kepentingan danatau atas nama LPS, guna melaksanakan sebagian tugas tertentu. 8. Melakukan penyuluhan kepada bank dan masyarakat tentang penjaminan simpanan. 9. Menjatuhkan sanksi administratif. Dasar hukum LPS antara lain: 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2004 tentang Lembaga Penjamin Simpanan 2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2009 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2008 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2004 Tentang Lembaga Penjamin Simpanan Menjadi Undang-Undang. 3. Peraturan Pemerintah Pengganti Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2008 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2004 Tentang Lembaga Penjamin Simpanan 4. Peraturan Pemerintah Pengganti Undang Undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2008 Tentang Jaring Pengaman Sistem Keuangan. 5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2005 tentang Modal Awal Lembaga Penjamin Simpanan. Universitas Sumatera Utara Paparan tentang LPS di atas menunjukkan bahwa secara yuridis pemerintah menjamin dana nasabah perbankan nasional. Koperasi sebagai salah satu pilar ekonomi diharapkan juga memiliki perlakuan yangsama. Peraturan perundang-undangan tentang Koperasi Simpan Pinjam, yaitu: 1. UU No. 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian, PP No. 9 Tahun 1995 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Simpan Pinjam Oleh Koperasi. 2. Kepmenkop No.351KepMXII1998 tentang Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Usaha Simpan Pinjam Oleh Koperasi. Pada peraturan perundangan tersebut belum terdapat adanya pengaturan secara khusus mengenai perlindungan maupun jaminan penyelesaian bila terjadi penyimpangan terhadap dana anggota koperasi yang berakibat kerugian bagi anggota tersebut. Mengingat KSP tergolong bisnis pengelolaan uang yang penuh dengan risiko, maka untuk perkembangannya diperlukan aturankebijakan dari Pemerintah yang dapat memberikan perlindungan bagi dana anggota. Dalam beberapa kasus penyimpangan yang dilakukan oleh oknum pengurus KSP, akhirnya para anggotalah yang tetap dirugikan, apalagi dana miliknya tidak dapat kembali seutuhnya. Sedangkan asset koperasi sangat minim, bahkan jauh bila dibanding dengan akumulasi simpanan para nasabah. Universitas Sumatera Utara

B. Perlindungan Hukum Dana Simpanan Anggota Koperasi di Padat Karya

Dokumen yang terkait

Perlindungan Hukum Terhadap Nasabah Koperasi Yang Melakukan Penyimpanan Dana Pada Suatu Lembaga Non Bank (Study Pada Koperasi Serba Usaha Padat Karya Di Medan)

0 20 94

Perlindungan Hukum Terhadap Nasabah Koperasi Yang Melakukan Penyimpanan Dana Pada Suatu Lembaga Non Bank (Studi Pada Koperasi Serba Usaha Padat Karya di Medan)

5 35 94

Perlindungan Hukum Terhadap Nasabah Koperasi Yang Melakukan Penyimpanan Dana Pada Suatu Lembaga Non Bank (Study Pada Koperasi Serba Usaha Padat Karya Di Medan)

0 1 8

Perlindungan Hukum Terhadap Nasabah Koperasi Yang Melakukan Penyimpanan Dana Pada Suatu Lembaga Non Bank (Study Pada Koperasi Serba Usaha Padat Karya Di Medan)

0 0 1

Perlindungan Hukum Terhadap Nasabah Koperasi Yang Melakukan Penyimpanan Dana Pada Suatu Lembaga Non Bank (Study Pada Koperasi Serba Usaha Padat Karya Di Medan)

0 0 13

Cover Perlindungan Hukum Terhadap Nasabah Koperasi Yang Melakukan Penyimpanan Dana Pada Suatu Lembaga Non Bank (Studi Pada Koperasi Serba Usaha Padat Karya di Medan)

0 0 8

Abstract Perlindungan Hukum Terhadap Nasabah Koperasi Yang Melakukan Penyimpanan Dana Pada Suatu Lembaga Non Bank (Studi Pada Koperasi Serba Usaha Padat Karya di Medan)

0 0 1

Chapter I Perlindungan Hukum Terhadap Nasabah Koperasi Yang Melakukan Penyimpanan Dana Pada Suatu Lembaga Non Bank (Studi Pada Koperasi Serba Usaha Padat Karya di Medan)

0 0 13

Chapter II Perlindungan Hukum Terhadap Nasabah Koperasi Yang Melakukan Penyimpanan Dana Pada Suatu Lembaga Non Bank (Studi Pada Koperasi Serba Usaha Padat Karya di Medan)

0 0 19

Reference Perlindungan Hukum Terhadap Nasabah Koperasi Yang Melakukan Penyimpanan Dana Pada Suatu Lembaga Non Bank (Studi Pada Koperasi Serba Usaha Padat Karya di Medan)

0 1 5