Latar Belakang Perlindungan Hukum Terhadap Nasabah Koperasi Yang Melakukan Penyimpanan Dana Pada Suatu Lembaga Non Bank (Studi Pada Koperasi Serba Usaha Padat Karya di Medan)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Banyaknya masalah yang timbul didalam lingkungan perbankan, menyebabkan sistem kepercayaan masyarakat untuk menyimpankan dananya didalam bank yang ada di Indonesia menjadi berkurang. Selain itu prosedur yang sulit menjadi salah satu alasan kenapa masyarakat Indonesia yang tinggal di daerah terpencil ataupun daerah pedesaan lebih memilih menyimpankan dananya didalam koperasi. Koperasi lahir untuk membantu mengangkat masyarakat dari kemiskinan dan kemelaratan. Koperasi didasarkan kepada solidaritas dan individualitas. Koperasi mulai berjaya pada masa akhir sembilan puluhan, ini dibuktikan dengan banyaknya bermunculan koperasi simpan-pinjam yang didirikan anggota masyarakat. Hal lain yang memperlihatkan bahwa mulai munculnya banyak koperasi adalah tingkat daya saing dalam koperasi meninggi sampai pada pemberian bunga yang tinggi kepada penyimpan dana serta menawarkan kemudahan bagi pihak yang akan meminjamkan uang di koperasi. Usaha ini mampu menarik anggota masyarakat baik untuk menyimpan dan meminjam dana. Namun, kejayaan Koperasi Simpan Pinjam ini KSP berlaku hingga tahun 2006- 2007. 7 7 Widiastuti, Tanggung Jawab Penggurus Koperasi Simpan Pinjam Yang Berbadan Hukum Terhadap Penyimpanan Dana, Jurnal Hukum Vol VII Jakarta : 2009, hal.79. Universitas Sumatera Utara Menurut Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2012 Pasal 1 butir 1 menyatakan bahwa “Koperasi adalah badan hukum yang didirikan oleh orang perseorangan atau badan hukum koperasi dengan pemisahan kekayaan para anggotanya sebagai modal untuk menjalankan usaha, yang memenuhi aspirasi dan kebutuhan bersama di bidang ekonomi, sosial, dan budaya sesuai dengan nilai dan prinsip”. Berdasarkan pada pengertian tersebut, maka koperasi merupakan suatu badan usaha yang mengorganisir pemanfaatan dan pendayagunaan sumber daya ekonomi dengan dilakukan pemisahan kekayaan dalam menjalankan usaha demi kebutuhan bersama anggotanya. Prinsip-prinsip koperasi merupakan landasan pokok koperasi dalam menjalankan usahanya sebagai badan usaha dan gerakan ekonomi rakyat. Prinsip- prinsip tersebut terdiri dari: kemandirian, keanggotaan bersifat terbuka, pengelolaan dilakukan secara demokratis, pembagian sisa hasil usaha dilakukan secara adil sebanding dengan besarnya jasa usaha masing-masing anggota, pemberian balas jasa yang terbatas terhadap modal, pendidikan perkoperasian dan kerja sama antar koperasi. Tujuan koperasi tersebut masih bersifat umum. Karena itu, setiap koperasi perlu menjabarkannya ke dalam bentuk tujuan yang lebih operasional bagi koperasi sebagai badan usaha. Tujuan yang jelas dan dapat dioperasikan akan memudahkan pihak manajemen dalam mengelola koperasi. Pada kasus anggota juga bertindak sebagai pemilik, pelanggan dan pemodal akan dapat lebih mudah Universitas Sumatera Utara melakukan pengawasan terhadap proses pencapaian tujuan koperasi, sehingga penyimpangan dari tujuan tersebut akan dapat lebih cepat diketahui. Dalam tujuan tesebut dikatakan bahwa, koperasi memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya. Pernyataan ini mengandung arti bahwa meningkatkan kesejahteraan anggota adalah menjadi program utama koperasi melalui pelayanan usaha. Jadi, pelayanan anggota merupakan prioritas utama dibandingkan dengan masyarakat umum. Dalam pengertian lain koperasi adalah suatu perkumpulan atau organisasi ekonomi yang beranggotakan orang-orang atau badan-badan yang memberikan kebebasan masuk dan keluar sebagai anggota menurut peraturan yang ada dengan bekerja sama secara kekeluargaan menjalankan suatu usaha, dengan tujuan mempertinggi kesejahteraan jasmaniah para anggotanya. 8 Dari pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa tujuan utama dari koperasi adalah meningkatkan kesejahteraan anggota dengan cara bekerja sama secara kekeluargaan. Namun, tujuan ini mulai dikesampingkan, dimana pada tahun 2005, satu persatu Koperasi Simpan Pinjam KSP mulai mengalami kebangkrutan yang diikuti dengan pembubaran. Keadaan ini terjadi karena tidak mampunya koperasi memenuhi kewajibannya kepada para penyimpan dana. Biasanya pembubaran koperasi diawali dengan adanya gugatan yang dilakukan oleh para pihak penyimpan dana yang bunga atau simpannya tidak dibayar oleh koperasi. 9 8 R.T.Sutantya Rahardja Hadihkusuma, Hukum Koperasi Indonesia, Surabaya : PT. Rajawali Pers, 2000, hal. 1-2. 9 Op.Cit., hal.79. Universitas Sumatera Utara Permasalahan dan kendala yang para nasabah koperasi hadapi saat ini adalah tidak jelasnya perlindungan hukum yang diberikan pemerintah dalam melindungi dana para nasabah koperasi ini. Koperasi yang adalah salah satu bentuk badan tentunya mempunyai peran yang sangat strategis bagi pemberdayaan dan penguatan perekonomian rakyat. Melihat koperasi merupakan unit usaha yang beranggotakan pihak-pihak yang berekonomi lemah, yang dimana mereka bergabung secara sukarela, berdasarkan persamaan hak dan kewajiban untuk melakukan suatu usaha yang bertujuan memenuhi kebutuhan-kebutuhan para anggotanya. 10 Melalui wadah koperasi, para anggota dapat melakukan usaha-usaha untuk meningkatkan kesejahteraan bersama. Maka dengan semangat kebersamaan inilah koperasi hadir dan diperlukan guna mendorong tumbuhnya usaha-usaha kecil masyarakat. Tantangan yang mungkin sulit dialami oleh koperasi simpan-pinjam ini secara umum adalah untuk meneguhkan eksistensi dan perannnya, baik terhadap persoalan pengelolaan, manajemen, SDM, maupun dalam mengahadapi persaingan pasar bebas. Banyaknya bank dan lembaga keuangan non-koperasi akan meningkatkan persaingan usaha, sehingga Koperasi Simpan Pinjam KSP dituntut untuk dapat menigkatkan pelayanan, khususnya dalam menciptakan rasa kepercayaan anggota terhadap koperasi, termasuk memberikan jaminan perlindungan hukum dana para anggotanya. 11 10 Gunawan Hariyanto, Perlindungan Hukum Dana Simpanan Anggota Koperasi, Volume I No.1. Bandung : 2012, hal.2. 11 Ibid., hal.3. Universitas Sumatera Utara Melihat banyaknya permasalahan yang dihadapi oleh KSP Koperasi Simpan Pinjam dikarenakan bahwa perangkat hukum di Indonesia memang belum memadai untuk memberikan perlindungan atas simpanan anggota. Fenomena KSP menjadi salah ketika dalam melakukan kegiatan usahanya telah menyimpang dari prinsip-prinsip koperasi. Semakin ketatnya persaingan sesama koperasi, medorong KSP untuk berinovasi dan berlomba menarik para calon anggota dengan memberikan berbagai tawaran produk investasi simpanan, serta pemberian bonus-bonus dan hadiah. Faktor penyebab lain adalah tindakan penyelewengan oleh oknum pengelolapengurus koperasi akibat lemahnya pengawasankontrol. Kemudahan dalam perijinan pendirian koperasi telah mendorong semakin banyaknya berdiri koperasi-koperasi, di satu sisi keadaan ini akan membantu perbaikan sektor usaha kecil. Namun di sisi lain, semakin banyaknya berdiri koperasi tanpa proses perijinan yang selektif dan pengawasan yang ketat juga akan menimbulkan masalah karena berpotensi penyimpangan. Maka dari banyaknya permasalahan-permasalahan yang dihadapi oleh koperasi-koperasi saat ini, dibutuhkan suatu bentuk perlindungan yang sangat vital agar dana kreditur dari koperasi dapat dilindungi. B. Permasalahan Dengan paparan latar belakang yang jelas dan tegas dalam skripsi berjudul “Perlindungan Hukum Bagi Kreditur Yang Melakukan Penyimpanan Dana Pada Universitas Sumatera Utara Koperasi Studi Pada Koperasi Serba Usaha Padat Karya Di Medan” maka rumusan masalah yang dapat ditarik oleh penulis yaitu: 1. Bagaimana Peranan Pemerintah Dalam Melindungi Dana Koperasi? 2. Bagaimana Perlindungan Hukum Dana Simpanan Anggota Koperasi Padat Karya ? 3. Bagaimana Penerapan Prinsip Fiduciary Duty Pada Pengurus Koperasi? 4. Bagaimana Tata Cara Menjadi Anggota Koperasi Pada Koperasi Serba Usaha Padat Karya?

C. Tujuan Penelitian

Dokumen yang terkait

Perlindungan Hukum Terhadap Nasabah Koperasi Yang Melakukan Penyimpanan Dana Pada Suatu Lembaga Non Bank (Study Pada Koperasi Serba Usaha Padat Karya Di Medan)

0 20 94

Perlindungan Hukum Terhadap Nasabah Koperasi Yang Melakukan Penyimpanan Dana Pada Suatu Lembaga Non Bank (Studi Pada Koperasi Serba Usaha Padat Karya di Medan)

5 35 94

Perlindungan Hukum Terhadap Nasabah Koperasi Yang Melakukan Penyimpanan Dana Pada Suatu Lembaga Non Bank (Study Pada Koperasi Serba Usaha Padat Karya Di Medan)

0 1 8

Perlindungan Hukum Terhadap Nasabah Koperasi Yang Melakukan Penyimpanan Dana Pada Suatu Lembaga Non Bank (Study Pada Koperasi Serba Usaha Padat Karya Di Medan)

0 0 1

Perlindungan Hukum Terhadap Nasabah Koperasi Yang Melakukan Penyimpanan Dana Pada Suatu Lembaga Non Bank (Study Pada Koperasi Serba Usaha Padat Karya Di Medan)

0 0 13

Cover Perlindungan Hukum Terhadap Nasabah Koperasi Yang Melakukan Penyimpanan Dana Pada Suatu Lembaga Non Bank (Studi Pada Koperasi Serba Usaha Padat Karya di Medan)

0 0 8

Abstract Perlindungan Hukum Terhadap Nasabah Koperasi Yang Melakukan Penyimpanan Dana Pada Suatu Lembaga Non Bank (Studi Pada Koperasi Serba Usaha Padat Karya di Medan)

0 0 1

Chapter I Perlindungan Hukum Terhadap Nasabah Koperasi Yang Melakukan Penyimpanan Dana Pada Suatu Lembaga Non Bank (Studi Pada Koperasi Serba Usaha Padat Karya di Medan)

0 0 13

Chapter II Perlindungan Hukum Terhadap Nasabah Koperasi Yang Melakukan Penyimpanan Dana Pada Suatu Lembaga Non Bank (Studi Pada Koperasi Serba Usaha Padat Karya di Medan)

0 0 19

Reference Perlindungan Hukum Terhadap Nasabah Koperasi Yang Melakukan Penyimpanan Dana Pada Suatu Lembaga Non Bank (Studi Pada Koperasi Serba Usaha Padat Karya di Medan)

0 1 5