Penggunaan Metode Evaluasi Celah Mikro

menguntungkan untuk ikatan dentin dan komposit yang tahan lama. Pada kavitas seperti ini kontraksi terbatas pada satu arah, dengan demikian menyebabkan komposit dengan bebas mengalir pada tahap rigid awal. Kondisi ini mencegah gaya kontrasi untuk menciptakan stress dan membantu menciptakan suatu ikatan kuat terhadap dinding kavitas. 23,27 Gambar 8. Nilai c-factor berbeda pada setiap kavitas, Klas I memiliki nilai tertinggi yakni 5, dan Klas V memiliki nilai berkisar 1 dan 3 tergantung desain kavitasnya

2.7 Penggunaan

Liner sebagai Intermediate Layer Komposit flowable diciptakan dengan kandungan partikel yang memiliki ukuran kecil yang sama dengan komposit hybrid namun dengan pengurangan muatan filler dalam mengurangi viskositasnya. Muatan filler yang rendah menyebabkan beberapa sifat mekanis yang rendah dan shrinkage polimerisasi yang tinggi ketika dibandingkan dengan komposit hybrid . Namun, menurut hukum Hooke, meskipun shrinkage polimerisasi lebih tinggi pada komposit flowable dapat menciptakan stress lebih besar pada daerah interfasial, namun modulus elastisitasnya yang rendah akan menciptakan stress yang lebih rendah dibanding komposit hybrid . 27 Secara umum diyakini bahwa keuntungan utama dari semua komposit berviskositas rendah yakni mampu berperan sebagai stress-absorbing layer dari resin Universitas Sumatera Utara komposit dengan membebaskan stress kontraksi polimerisasi. Jika dinding kavitas dengan c-factor yang tidak menguntungkan dilapisi dengan suatu lapisan elastis, kontraksi pada restorasi mendapatkan sedikit kebebasan dalam pergerakan dari sisi adhesif. Terlebih lagi, lining dapat berkontribusi untuk distribusi yang merata dari stress pada interfasial adhesif. Hal ini menghasilkan peningkatan dari adaptasi restorasi resin komposit. 11 Material yang sering digunakan sebagai liner adalah resin komposit flowable dan Stress Decreasing Resin SDR yang merupakan material baru dalam bidang kedokteran gigi. 21,27

2.8 Metode Evaluasi Celah Mikro

Salah satu cara untuk menilai tingkat kebocoran mikro pada permukaan interfasial restorasi gigi adalah melalui penetrasi bahan pewarna yang dapat diamati dengan pengelihatan dibawah stereomikroskop atau melalui SEM Scanning Electron Microscop . 16,35 Bahan pewarna merupakan metode yang paling sering digunakan karena murah dan mudah digunakan, serta dapat mendeteksi celah mikro tanpa membutuhkan reaksi kimia maupun radiasi seperti yang dibutuhkan chemical tracer. 35 Scanning Electron Microscop SEM merupakan mikroskop elektron yang digunakan untuk mengamati permukaan suatu objek Gambar 10. SEM memiliki perbesaran yang tinggi 10-3000000x dan resolusi yang baik. Meskipun memberikan hasil yang lebih jelas dan rinci sehingga analisis celah mikro menjadi lebih mudah, namun penggunaan SEM masih relatif mahal. 35 Stereomikroskop dengan perbesaran 7-30x merupakan alat yang paling sering dipakai karena mudah untuk digunakan Gambar 9. Ruang ketajaman lensa stereomikroskop jauh lebih tinggi dibandingkan dengan mikroskop cahaya sehingga kita dapat melihat bentuk tiga dimensi benda yang diamati dan sumber cahaya berasal dari atas sehingga obyek yang tebal dapat diamati. 29 Oleh karena itu, stereomikroskop ini sering digunakan untuk menilai tingkat kebocoran mikro pada restorasi. Universitas Sumatera Utara Gambar 9. Stereomikroskop Zeiss, Swiss Gambar 10. Scanning Electron Microscope SEM JEOL, Japan Universitas Sumatera Utara

2.9 Kerangka Teori Restorasi resin komposit

Dokumen yang terkait

Pengaruh Stress Decreasing Resin (SDR) sebagai Intermediate Layer terhadap Ketahanan Fraktur pada Restorasi Klas I (in vitro)

3 63 80

Pengaruh Stress Decreasing Resin (SDR) sebagai Intermediate Layer terhadap Ketahanan Fraktur pada Restorasi Klas I (in vitro)

0 0 14

Pengaruh Stress Decreasing Resin (SDR) sebagai Intermediate Layer terhadap Ketahanan Fraktur pada Restorasi Klas I (in vitro)

0 1 2

Pengaruh Stress Decreasing Resin (SDR) sebagai Intermediate Layer terhadap Ketahanan Fraktur pada Restorasi Klas I (in vitro)

0 0 4

Pengaruh Stress Decreasing Resin (SDR) dan Resin Flowable sebagai Intermediate Layer pada Restorasi Klas V Resin Komposit Terhadap Celah Mikro (In Vitro)

0 0 2

Pengaruh Stress Decreasing Resin (SDR) dan Resin Flowable sebagai Intermediate Layer pada Restorasi Klas V Resin Komposit Terhadap Celah Mikro (In Vitro)

0 0 4

Pengaruh Stress Decreasing Resin (SDR) dan Resin Flowable sebagai Intermediate Layer pada Restorasi Klas V Resin Komposit Terhadap Celah Mikro (In Vitro)

0 1 18

Pengaruh Stress Decreasing Resin (SDR) dan Resin Flowable sebagai Intermediate Layer pada Restorasi Klas V Resin Komposit Terhadap Celah Mikro (In Vitro)

0 1 4

Pengaruh Stress Decreasing Resin (SDR) dan Resin Flowable sebagai Intermediate Layer pada Restorasi Klas V Resin Komposit Terhadap Celah Mikro (In Vitro)

0 0 18

Pengaruh Stress Decreasing Resin (SDR) dan Resin Flowable sebagai Intermediate Layer pada Restorasi Klas V Resin Komposit Terhadap Celah Mikro (In Vitro)

0 0 17