yang ramai dengan arus kecepatan tinggi. Sentra pedagang makanan jajanan harus dilengkapi dengan fasilitas sanitasi meliputi :
a. air bersih;
b. tempat penampungan sampah;
c. saluran pembuangan air limbah;
d. jamban dan peturasan;
e. fasilitas pengendalian lalat dan tikus;
2.1.6. Pembinaan dan pengawasan
Penjamah makanan jajanan adalah orang yang secara langsung atau tidak langsung berhubungan dengan makanan dan peralatannya sejak dari tahap persiapan,
pembersihan, pengolahan, pengangkutan sampai dengan penyajian. Pembinaan dan pengawasan makanan jajanan dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kabupatenkota.Untuk
melakukan pembinaan dan pengawasan dilakukan pendataan terhadap sentra pedagang makanan jajanan dan sarana penjaja. Sentra penjaja makanan jajanan
maupun penjaja makanan jajanan dapat diberikan tanda telah terdaftar atau stiker telah didaftar. Penjamah makanan berkewajiban memiliki pengetahuan tentang
hygiene sanitasi makanan dan gizi serta menjaga kesehatan. Pengetahuan mengenai hygiene sanitasi makanan dan gizi serta menjaga kesehatan melalui kursus hygiene
sanitasi makanan. Pedoman penyelenggaraan kursus hygiene sanitasi makanan.
2.2 Sanitasi Industri Rumah Tangga Pangan
Sanitasi yaitu suatu cara atau usaha pencegahaan penyakit dengan cara menghilangkan atau mengatur faktor-faktor lingkungan yang berkaitan dengan rantai
pemindahan penyakit tersebut. dalam industri produk pangan sanitasi haruslah mendapat perhatian karena sedemikian banyak lingkungan di sekitar kita baik
langsung maupun tidak langsung berhubungan dengan suplai makanan manusia BPOM, 2003.
a. Sanitasi Lingkungan Produksi
Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1098MenkesSKVII2003 Tentang Pedoman Persyaratan Higiene Sanitasi Rumah
Makan, bahwa lokasi bangunan tempat usaha pengolahan makanan harus jauh dari sumber pencemaran lingkungan, seperti tempat pembuangan sampah, toiletWC
umum, pabrik bahan kimia, unit usaha yang banyak menghasilkan debu dan gas buangan, dan sebagainya. Jarak minimal tempat usaha pengolahan makanan dari
tempat-tempat tersebut adalah 100 meter.
b. Sanitasi Bangunan dan Fasilitas
Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1098MenkesSKVII2003 Tentang Pedoman Persyaratan Higiene Sanitasi Rumah
Makan, bahwa bangunan untuk tempat proses pengolahan makanan harus dirancaang berdasarkan perencanaaan yang memenuhi persyaratan teknik kokoh dan kuat
sehingga dapat menunjang penerapan sanitasi dasar dan mudah dalam pemeliharaan. Permukaan lantai ruang pengolahan pangan harus rata, halus, tidak licin, dan mudah
dibersihkan Giyarto, 2004. Dinding ruang pengolahan harus dilapisi dengan bahan yang kedap air. Permukaan dinding bagian dalam harus halus, rata, berwarna terang,
tidak mudah mengelupas, mudah dibersihkan dan tahan terhadap air bahan kimia. Dinding tidak retak dan berlubang, sebab dapat menjadi sarang atau tempat
persembunyian serangga dan hama. Untuk dinding kamar mandi dan toilet harus dilapisi dengan bahan yang kedap ai dan kdap bahan-bahan kimi, setinggi 200cm dari
tanah Giyarto, 2004. Atap dan langit-langit ruang pengolahan harus terbuat dari bahan yang kuat,
tahan air, dan tidak bocor. Permukaan langit-langit bagian dalam harus halus, rata, berwarna terang, tahan lama, dan mudah dibersihkan. Tinggi minimal dengan lantai
sebesar 2,4 meter Permenkes RI Nomor 1098MenkesSKVII2003.
c. Sanitasi Peralatan Produksi
Alat dan perlengkapan yang digunakan untuk memproduksi bahan makanan harus dibuat dengan perencanaan yang memenuhi persyaratan teknik dan higiene.
Menurut Kepmenkes RI Nomor 1098MenkesSKVII2003 tentang Pedoman Persyaratan Higiene Sanitasi Rumah Makan, peralatan dan perlengkapan tersebut
harus memenuhi persyaratan-persyaratan umum lainnya, antara lain: 1
Sesuai dengan jenis bahan yang akan diproduksi 2
Tidak mencemari hasil produksi baik dengan mikroorganisme patogen atau perusak, unsur atau fragmen logam yang terkelupas, minyak pelumas, bahan
bakar, dan lain-lain 3
Mudah dilakukan pembersihan 4
Sanitasi air 5
Tempat penyimpanan peralatan
d. Fasilitas Sanitasi
Industri harus dilengkapi dengan sistem pembuangan dan penanganan air dan limbah yang baik, yaitu: saluran dan tempat pengolahan limbah, tempat pembuangan
limbah padat sampah, sarana pengolahan limbah, saluran pembuangan limbah yang sudah diolah, dan sistem pembuangan air limbah harus didesain da dibangun
sedemikian rupa sehingga tidak mencemari makanan atau sumber air bersih Fardiaz, 1997. Sistem pembuangan air limbah tidak boleh sampai mengkontaminasi tanah
dan suplai air. Untuk itu, sebaiknya sistem pembuangan air limbah pada tempat pengolahan makanan harus terbuat dri bhn kedap air Permenkes RI Nomor
1098MenkesSKVII2003.
2.3 Pengertian Pangan