Latar Belakang Tinjauan Yuridis Pemberian Izin Mendirikan Bangunan Yang Beralaskan Hak Pengelolaan Dari Pemerintah Kota Medan Kepada Pengusaha Pengembang Mall Centre Point Medan Berdasarkan Putusan MA RI Nomor 1040K/Pdt/2012

BAB I PENDAHULUAN

H. Latar Belakang

Tanah merupakan karunia Tuhan, dengan demikian selain memiliki nilai fisik, tanah juga mempunyai nilai kerohanian. Sebagai titipan Tuhan, perolehan dan pemanfaatannya harus sedemikian rupa sehingga dirasakan adil bagi semua pihak. 1 1. Mengatur dan menyelenggarakan peruntukan, penggunaan, persediaan dan pemeliharaan bumi, air dan ruang angkasa tersebut. Lebih lanjut dalam Pasal 2 ayat 1 dan 2 UUPA dinyatakan bahwa “atas dasar ketentuan dalam Pasal 33 ayat 3 UUD 1945 dan hal-hal sebagai yang dimaksud dalam Pasal 1, bumi, air dan ruang angkasa, termasuk kekayaan alam yang terkandung di dalamnya itu pada tingkatan tertinggi dikuasai oleh negara, sebagai organisasi kekuasaan seluruh rakyat.” Pasal ini merupakan landasan adanya hubungan hukum antara tanah dan subyek tanah, dimana negara bertindak sebagai subyek yang mempunyai kewenangan tertinggi terhadap segala kepentingan atas tanah yang bertujuan untuk kemakmuran rakyat. Hak menguasai dari negara memberikan wewenang untuk: 2. Menentukan dan mengatur hubungan-hubungan hukum antara orang-orang dengan bumi, air dan ruang angkasa. 1 Maria S.W. Sumardjono, Kebijakan Pertanahan Antara Regulasi Dan Implementasi, Edisi Revisi, Kompas, Jakarta, 2005, hlm. 42 3. Menentukan dan mengatur hubungan-hubungan hukum antara orang-orang dan perbuatan-perbuatan hukum yang mengenai bumi, air dan ruang angkasa. 2 Penggunaan tanah harus disesuaikan dengan keadaannya dan sifat dari pada haknya, hingga bermanfaat baik bagi kesejahteraan dan kebahagiaan yang memilikinya maupun bermanfaat pula bagi masyarakat dan negara. Namun demikian tidak berarti kepentingan perseorangan dikalahkan dengan kepentingan masyarakat. Kepentingan masyarakat dan kepentingan perseorangan haruslah saling seimbang, hingga pada akhirnya akan tercapailah tujuan pokok kemakmuran, keadilan dan kebahagiaan bagi rakyat seluruhnya. Kecenderungan untuk memandang tanah lebih pada nilai ekonomisnya semata, yakni tanah sebagai barang dagangan yang tentunya lebih mudah dikuasai oleh mereka yang mempunyai kelebihan modal dan mengakibatkan ketimpangan distribusi penguasaan tanah karena perbedaan akses, jelas tidak sesuai dengan jiwa Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok- Pokok Agraria selanjutnya disebut UUPA. Perkembangan dan pertambahan penduduk membawa konsekuensi logis tuntutan kebutuhan manusia akan tanah sebagai tempat tinggalnya, akan tetapi disisi lain keadaan tanah statis tidak bertambah, bahkan dimungkinkan terjadi pengurangan karena proses alam. Kondisi kebutuhan dan tersedianya tanah yang tidak seimbang ini terus berlanjut dan akan menimbulkan masalah-masalah dalam penggunaan tanah, antara lain: 2 Pasal 2 Ayat 2 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok- Pokok Agraria a. Berkurangnya luas tanah pertanian subur menjadi tanah pemukiman, industri dan keperluan non pertanian lainnya. b. Terjadinya pembenturan kepentingan berbagai sektor pembangunan misalnya antara kehutanan dan transmigrasi, pertambangan dengan perkebunan dan sebagainya. c. Menurunnya kualitas lingkungan pemukiman akibat banjir, kekurangan air bersih baik dari jumlah maupun mutunya. d. Meluasnya tanah kritis akibat penggunaaan tanah yang tidak sesuai dengan potensinya, terjadinya erosi, banjir, dan sedimentasi. e. Pengunaan tanah untuk berbagai kegiatan akan menghasilkan limbah yang dapat menimbulkan pencemaran air dan udara. Untuk mengatasi atau paling tidak mengurangi masalah-masalah pertanahan tersebut di atas bisa dilakukan tindakan-tindakan antara lain: 1 Tidak melakukan perusakan atas tanah, dalam arti melakukan perbuatan yang dapat menimbulkan kerusakan tanah, yakni menurunnya kualitas tanah sehingga mengganggu peruntukan tanah yang bersangkutan. 2 Tidak menelantarkan tanah, dalam arti tanah terus digarap guna memelihara kesuburan tanah tersebut. 3 Tidak melakukan pemerasan atau pendayagunaan eksploitasi tanah yang melebihi batas sehingga menimbulkan kerugian kepada pihak-pihak yang lain juga membutuhkan areal atas tanah tersebut. 4 Tidak menjadikan tanah sebagai alat pemerasan terhadap orang lain. 3 Tanah negara adalah tanah yang dikuasai langsung oleh negara, yaitu tanah-tanah yang bebas sama sekali dari hak-hak tertentu yang melekat di atasnya. Bila negara telah memberikan suatu hak tertentu pada sebidang tanah negara pada seseorang atau badan itu ataupun instansi pemerintah, maka kekuasaan negara atas 3 J. Andy Hartanto, Problematika Hukum Jual Beli Tanah Belum Bersertifikat. Laksbang Mediatama, Yogyakarta, 2009, hlm. 1 tanah tersebut dibatasi oleh hak yang melekat di atasnya dan tanah yang bersangkutan disebut sesuai dengan hak yang diberi tadi. Menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku yaitu tanah hak milik, tanah hak pakai, tanah hak guna usaha, tanah hak guna bangunan, tanah hak pengelolaan, dan lain-lain. 4 Hak menguasai negara membuat timbulnya hak pengelolaan yang diberikan kepada lembaga-lembaga pemerintah dimana pemberian itu adalah untuk pelaksanaan tugasnya maka berdasarkan hal tersebut timbullah kewenangan pada instansi tersebut untuk mengadakan kebijaksanaan-kebijaksanaan sepanjang kebijaksanaan itu tidak bertentangan dengan kepentingan nasional. Bentuk pengelolaan tersebut dapat berupa pengelolaan barang milik negaradaerah meliputi perencanaan kebutuhan dan penganggaran, pengadaan, penggunaan, pemanfaatan, pengamanan, pemeliharaan, penilaian, pemindah tanganan, pemusnahan, penghapusan, penatausahaan, dan pembinaan, pengawasan serta pengendalian. 5 Persengketaan perebutan lahan antara PT. Kereta Api Indonesia dengan PT. Arga Citra Kharisma saat ini menjadi polemik yang tak kunjung selesai, dimana diatas tanah negara tersebut telah didirikan bangunan mall centre point yang akhirnya menjadi kisruh antara kedua belah pihak sampai saat ini. Tujuh fraksi di Dewan Perwakilan Rakyat Daerah DPRD Kota Medan menyetujui perubahan peruntukan tanah dari bangunan umum menjadi mix use atau mall center point yang terletak di Jalan Jawa, Kelurahan Gang Buntu, Kecamatan 4 Marlini Manan, Hak Pengelolaan Tanah Negara, BPHN Departemen Kehakiman, Jakarta, 1988, hlm. 37 5 Pasal 3 Ayat 2 Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2014 Tentang Pengelolaan Barang Milik NegaraDaerah Medan Timur. Dari ketujuh fraksi partai yang menyetujui dalam pandangannya menyebutkan alasan persetujuan atas perubahan peruntukan Mall Centre Point oleh pihaknya dikarenakan tiga aspek masing-masing berdasarkan aspek hukum, aspek sosial dan tenaga kerja serta dari aspek ekonomi. Pertama, dari aspek hukum disebutkan bahwa berdasarkan putusan Pengadilan Negeri Medan No.314Pdt.G2011PN Mdn yang diperkuat dengan putusan Pengadilan Tinggi Medan Nomor 414Pdt2011PT.Mdn, dan Putusan Mahkamah Agung RI Nomor 1040 KPDT2012, dimana dari ketiga putusan tersebut amar putusannya menyebutkan dan menetapkan pihak PT. Arga Citra Kharisma sebagai pihak yang berhak atas tanah sengketa yang telah didirikan bangunan mall centre point. Aspek kedua, yakni aspek sosial dan tenaga kerja, dimana dengan berdiri dan beroperasinya mall centre point jumlah tenaga kerja pengangguran yang terserap lebih kurang lima ribu orang tenaga kerja formal. Tentu hal ini menjadi salah satu bahan pertimbangan bagi fraksi dalam menyikapi permasalahan pembangunan bangunan gedung mall centre point tersebut. Sedangkan aspek ketiga, merupakan aspek ekonomi, dimana dengan keberadaan mall centre point Pemerintah Kota Medan diperhitungkan akan memperoleh pajak dan retribusi lebih kurang empat puluh milliar setiap tahun anggaran. Tentu hal ini secara otomatis akan meningkatkan penerimaan Pendapatan Asli Daerah PAD Kota Medan kedepannya. Berdasarkan hal tersebut terdapat beberapa aspek dalam pengelolaan barang milik negaradaerah yakni aspek pengelolaan, penggunaan, pemanfaatan, dan pemindah tanganan yang didalamnya terdapat alih fungsi atas tanah negara yang merupakan barang milik negaradaerah, maka melihat dari latar belakang tersebut penulisan skripsi ini akan diberi judul “Tinjauan Yuridis Pemberian Izin Mendirikan Bangunan Yang Beralaskan Hak Pengelolaan Dari Pemerintah Kota Medan Kepada Pengusaha Pengembang Mall Centre Point Medan Berdasarkan Putusan MA RI Nomor 1040KPdt2012.”

I. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian dari latar belakang tersebut diatas, maka dapat diidentifikasi beberapa hal yang menjadi pokok permasalahan dalam penulisan skripsi ini, yaitu: 1. Bagaimana pengaturan hak pengelolaan atas harta kekayaan negara yang berupa tanah negara? 2. Bagaimana kewenangan pemerintah dalam pemberian izin mendirikan bangunan yang beralaskan hak pengelolaan? 3. Bagaimana pemberian izin mendirikan bangunan yang beralaskan hak pengelolaan dari Pemerintah Kota Medan kepada pengusaha pengembang Mall Centre Point Medan berdasarkan Putusan MA RI Nomor 1040KPdt2012?

J. Tujuan Penulisan Dan Manfaat Penulisan

Dokumen yang terkait

Analisis Yuridis Terhadap Pemberian Hak Pengelolaan Kepada Pemerintah Kota Medan

0 34 152

Implementasi Pengawasan Pemerintah Kota Medan Terhadap Izin Mendirikan Bangunan

0 42 45

Tinjauan Yuridis Pemberian Izin Mendirikan Bangunan Yang Beralaskan Hak Pengelolaan Dari Pemerintah Kota Medan Kepada Pengusaha Pengembang Mall Centre Point Medan Berdasarkan Putusan MA RI Nomor 1040K/Pdt/2012

0 15 99

Beberapa Masalah Dalam Pelaksanaan Retribusi Izin Mendirikan Bangunan Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 5 Tahun 2012 Tentang Retribusi Izin Mendirikan Bangunan

2 39 86

Beberapa Masalah Dalam Pelaksanaan Retribusi Izin Mendirikan Bangunan Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 5 Tahun 2012 Tentang Retribusi Izin Mendirikan Bangunan

0 0 9

Beberapa Masalah Dalam Pelaksanaan Retribusi Izin Mendirikan Bangunan Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 5 Tahun 2012 Tentang Retribusi Izin Mendirikan Bangunan

0 0 1

Beberapa Masalah Dalam Pelaksanaan Retribusi Izin Mendirikan Bangunan Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 5 Tahun 2012 Tentang Retribusi Izin Mendirikan Bangunan

0 0 17

Beberapa Masalah Dalam Pelaksanaan Retribusi Izin Mendirikan Bangunan Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 5 Tahun 2012 Tentang Retribusi Izin Mendirikan Bangunan

0 0 19

Beberapa Masalah Dalam Pelaksanaan Retribusi Izin Mendirikan Bangunan Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 5 Tahun 2012 Tentang Retribusi Izin Mendirikan Bangunan

0 0 4

APLIKASI IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN TEMPAT

0 1 5