c. Mendirikan bangunan yang tidak sesuai dengan IMB yang telah diterbitkan.
Pasal 45 1
Walikota dapat mengenakan sanksi administrasi atas pelanggaran peraturan daerah ini.
2 Sanksi sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dapat berupa:
a. Peringatan tertulis.
b. Pembatasan kegiatan pembangunan.
c. Penghentian sementara atau tetap pada pekerjaan pelaksanaan
pembangunan. d.
Penutupan lokasi dan penyegelan. e.
Pembekuan IMB. f.
Pencabutan IMB, danatau g.
Pembongkaran bangunan.
F. Layanan Dan Fasilitas Izin Mendirikan Bangunan Yang Berdasarkan
Hak Pengelolaan
Izin mendirikan bangunan adalah izin yang diberikan oleh pemerintah kota
kepada orang pribadi atau badan untuk mendirikan suatu bangunan yang dimaksud agar desain, pelaksanaan pembangunan dan bangunan sesuai dengan
rencana tata ruang yang berlaku, sesuai dengan garis sempadan bangunan, sesuai garis sempadan sungai, sesuai koefisien dasar bangunan, sesuai koefisien luas
bangunan, sesuai dengan syarat-syarat keselamatan yang ditetapkan bagi yang menempati bangunan tersebut.
59
Pemberian izin mendirikan bangunan dimaksudkan untuk:
60
a. Pembinaan dimana pembangunan sebuah bangunan memerlukan pembinaan.
Pemberian izin mendirikan bangunan dimaksudkan agar lembaga yang berwenang dapat membina orang atau badan yang bermaksud membangun
59
Farrelius Anthony, Izin Mendirikan Bangunan Segala Sesuatu Mengenai IMB, Makalah PLKJ, C Media, Jakarta, 2009, hlm. 5
60
Ibid., hlm. 6
agar dapat membangun dengan benar dan menghasilkan bangunan yang sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang berlaku.
b. Pengaturan, dimana bangunan-bangunan perlu diatur. Pengaturan bertujuan
agar menghasilkan sesuatu yang teratur. Pembangunan perlu memperhatikan peraturanperaturan yang berlaku. Jarak dari jalan ke bangunan, luas ruang
terbuka, dan lain-lain perlu diatur. Tanpa pengaturan, bangunan-bangunan akan semakin semrawut dan tidak memperhatikan kaidah-kaidah yang
berlaku. c.
Pengendalian dimana pembangunan perlu dikendalikan. Tanpa pengendalian, bangunan-bangunan bisa muncul dimana-mana seperti jamur tanpa
memperhatikan peraturan yang berlaku. Lahan yang dimaksudkan menjadi taman bisa saja diubah menjadi rumah tanpa pengendalian. Selain itu laju
pembangunan perlu diperhatikan. Pembangunan yang begitu pesat juga bisa membawa dampak buruk bagi lingkungan.
d. Pengawasan atas kegiatan mendirikan bangunan oleh orang pribadi atau
badan juga dimaksudkan agar segala kegiatan pembangunan sudah disetujui oleh lembaga yang berwenang dan mematuhi semua peraturan yang berlaku.
Jadi, rencana pembangunan perlu disetujui terlebih dahulu sebelum bisa diwujudkan.
Mendirikan bangunan adalah pekerjaan mengadakan bangunan sebagian atau seluruhnya termasuk pekerjaan menggali, menimbun, atau meratakan tanah
yang berhubungan dengan pekerjaan mengadakan bangunan. Tujuan izin
mendirikan bangunan dimaksudkan untuk:
61
a. Melindungi kepentingan umum dimana pemberian izin mendirikan bangunan
bertujuan melindungi kepentingan umum. Kegiatan pembangunan yang bisa merusak lingkungan bisa saja ditolak. Terjaganya lingkungan juga merupakan
kepentingan umum. Kantor tak bisa begitu saja dibangun di atas lahan hijau. Tidak boleh ada rumah yang dibangun di pinggir sungai. Semua itu terjadi
karena pembangunan yang dimaksud bertentangan dengan kepentingan umum masyarakat. Tidak ada orang yang ingin rumahnya kebanjiran. Tidak
ada orang yang tak ingin menghirup udara segar. b.
Memberi kewenangan kepada pemerintah daerah untuk memungut retribusi sebagai salah satu sumber pendapatan asli daerah. Jadi, segala bentuk
pembangunan yang sudah mendapat izin mendirikan bangunan juga menyumbang pemdapatan daerah. Semakin besar pembangunan berarti
daerah itu juga akan mendapatkan pemasukkan yang berarti. Selain itu, tujuan diperlukannya IMB adalah juga untuk menjaga ketertiban, keselarasan,
kenyamanan, dan keamanan dari bangunan itu sendiri terhadap penghuninya maupun lingkungan sekitarnya. Selain itu izin mendirikan bangunan juga
diperlukan dalam pengajuan kredit bank. Pada dasarnya izin mendirikan bangunan tidak hanya diperlukan untuk
mendirikan bangunan baru saja, tetapi juga dibutuhkan untuk membongkar, merenovasi, menambah, mengubah, atau memperbaiki yang mengubah bentuk
61
Ibid., hlm. 7
atau struktur bangunan, dimana izin mendirikan bangunan sendiri dikeluarkan oleh pemerintah daerah setempat kelurahan hingga kabupaten. Dalam
pengurusan izin mendirikan bangunan diperlukan pengetahuan akan peraturan- peraturannya sehingga dalam mengajukan izin mendirikan bangunan, informasi
mengenai peraturan tersebut sudah didapatkan sebelum pembuatan gambar kerja arsitektur. Jadi, mendirikan bangunan adalah segala hal yang berhubungan dengan
pekerjaan mengadakan bangunan. Sekecil apapun bangunan yang akan dijadikan, izin mendirikan bangunan tetap harus diperoleh. Tanpa izin mendirikan bangunan,
pembangunan itu dianggap ilegal dan dapat ditindak secara hukum.
62
Umumnya, pemberian izin mendirikan bangunan ditujukan untuk 2 jenis bangunan, yaitu:
63
1. Bangunan rumah tinggal adalah bangunan yang digunakan untuk kegiatan
tempat tinggal bagi keluarga single family. Jenis bangunan rumah tinggal ini harus terletak diatas peruntukan wisma seperti wisma besar, wisma flat,
wisma taman, wisma sedang, wisma kecil. 2.
Bangunan non rumah tinggal adalah semua jenis bangunan umum dengan penggunaan tertentu, seperti hunian apartemen, condominium, rumah susun,
hotel, perdagangan, pertokoan, restoran, bioskop, pasar, kantor tunggal, perkantoran, industri, pergudangan, sekolah, rumah sakit, rumah ibadah,
masjid, gereja, vihara, gedung pertemuan, terminal, stasiun, bandara, dan lain sebagainya.
62
Ibid., hlm. 8
63
Ibid., hlm. 9
Dalam sistem perijinan terdapat berbagai sistem ijin dengan motif yang sejenis yang berdiri berdampingan yang diterapkan pada satu kegiatan usaha,
sebagai misal pada kegiatan usaha industri dalam skala besar yang pada pendiriannya ataupun pada pelaksanaanya dibutuhkan berbagai jenis ijin, mulai
dari izin mendirikan bangunan, izin usaha industri, izin tempat usaha, izin usaha kegiatan dagang, dan izin-izin lainnya yang menyertai. Hal tersebut terjadi
berhubungan dengan adanya perkembangan bahwa di dalam bidang-bidang kebijaksanaan penguasa telah terjadi pengkhususan dari tujuan-tujuan
kebijaksanaan. Oleh karena itu timbul berbagai bidang bagian dari kebijaksanaan penguasa yang masing-masing diharuskan melalui sistem perijinan.
64
Alas hak yang digunakan oleh pengembang Mall Centre Point Medan pada mulanya adalah hak pengelolaan berdasarkan permohonan hak pengelolaan
yang didaftarkan oleh Pemerintah Kota Medan di Kantor Pertanahan Kota Medan tertanggal 15 Februari 2004 dan Surat Keterangan Pendaftaran Tanah Nomor
20PKM2004. Setelah timbul persengketaan antara pengembang dengan PT. Kereta Api Indonesia terkait sengketa di atas lahan tersebut, maka berdasarkan
putusan pengadilan, dibatalkanlah permohonan hak pengelolaan tersebut, sebagamana dinyatakan dalam amar putusan sebagai berikut:
Pada dasarnya fasilitas perizinan yang didapatkan pemohon pada setiap jenis izin yang
diterbitkan oleh pemerintah dari setiap alas hak yang dimiliki adalah sama. Hanya saja persyaratan dalam medapatkan izin dari tiap-tiap alas hak berbeda,
dikarenakan aspek pembuktian dari masing-masing alas hak berbeda-beda.
64
Lutfi Effendi, Pokok ‐Pokok Hukum Administrasi, Bayumedia, Jawa Timur, 2003, hlm.
62
“Mengutip serta memperhatikan semua uraian-uraian tentang hal tersebut yang termuat dalam turunan resmi putusan Pengadilan Negeri Medan
tanggal 12 September 2011 No. 314Pdt.G2011PN-Mdn, yang amarnya berbunyi “menyatakan permohonan hak pengelolaan yang diajukan oleh
Pemerintah Kota Medan, tertanggal 15 Februari 2004 dan Surat Keterangan Pendaftaran Tanah Nomor 20PKM2004, tidak berkekuatan
hukum.”
65
Setelah putusan tersebut dikeluarkan maka pengembang Mall Centre Point Medan mengajukan permohonan kepada Dinas Tata Ruang Dan Tata Bangunan
Kota Medan untuk memohonkan Surat Izin Mendirikan Bangunan yang baru dengan alas hak berupa putusan pengadilan, namun permohonan ini ditolak
dikarenakan dalam Peraturan Walikota Medan Nomor 41 Tahun 2012 Tentang Petunjuk Teknis Atas Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 5 Tahun 2012
Tentang Retribusi Izin Mendirikan Bangunan mengenai syarat pemberian izin tidak tercantum bahwa putusan pengadilan merupakan alas hak yang benar dalam
memohonkan izin mendirikan bangunan. Kemudian pengembang Mall Centre Point Medan mengajukan
permohonan uji materil atas peraturan tersebut kepada Mahkamah Agung, dan dalam amar putusannya Mahkamah Agung menerima permohonan uji materil
peraturan tersebut dan menyatakan bahwa memerintahkan kepada Walikota Medan untuk mencabut Pasal 2 ayat 1 huruf a angka 3 Peraturan Walikota
Medan No. 41 Tahun 2012 Tentang Petunjuk Teknis Atas Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 5 Tahun 2012 Tentang Retribusi Izin Mendirikan Bangunan, dan
menggantinya dengan menambahkan satu persyaratan lagi dalam Pasal 2 ayat 1 huruf a angka 3 Peraturan Walikota Medan No. 41 Tahun 2012 Tentang Petunjuk
65
Point 9 Amar Putusan Pengadilan Negeri Medan No. 314Pdt.G2011PN-Mdn
Teknis Atas Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 5 Tahun 2012 Tentang Retribusi Izin Mendirikan Bangunan, sehingga menjadi tertulis dan terbaca surat-
surat kepemilikan tanah antara lain:
66
a. Foto copy sertifikat tanah yang dilegalisasi oleh Badan Pertanahan Nasional.
b. Foto copy akta kepemilikan tanah yang dikeluarkan oleh Camat yang
dilegalisasi oleh Camat bagi tanah yang belum bersertifikat. c.
Foto copy akta kepemilikan tanah yang dikeluarkan oleh Notaris yang dilegalisasi oleh Notaris.
d. Foto copy kepemilikan atas tanah berdasarkan putusan pengadilan yang telah
berkekuatan hukum tetap dan telah dilegalisasi pengadilan. e.
Surat tidak silang sengketa untuk keperluan mengurus IMB yang dikeluarkan oleh Lurah bagi surat tanah yang belum bersertifikat, dan rekomendasi dari
bank bagi surat tanah yang sedang di agunkan. Berdasarkan putusan pengadilan inilah pengembang Mall Centre Point
Medan memohonkan izin mendirikan bangunan kepada Dinas Tata Ruang Dan Tata Bangunan Kota Medan, dengan dimohonkannya dan dilengkapinya syarat
mendirikan bangunan, maka secara hukum pendirian Mall Centre Point Medan memiliki alas hak pendirian bangunan yang sah menurut undang-undang.
66
Amar Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 61 PHUM2013.
BAB IV
TINJAUAN YURIDIS PEMBERIAN IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN YANG BERALASKAN HAK PENGELOLAAN DARI PEMERINTAH
KOTA MEDAN KEPADA PENGUSAHA PENGEMBANG MALL CENTRE POINT MEDAN BERDASARKAN PUTUSAN MA RI NOMOR
1040KPDT2012
D. Alas Hak Atas Tanah Yang Digunakan Dalam Pendirian Bangunan Mall