Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

menyatakan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara kesejahteraan guru dengan kinerja guru di SMP Al Amanah Setu Serpong Dapat disimpulkan bahwa Terdapat kontribusi hubungan kesejahteraan guru dengan kinerja guru di SMP Al Amanah Setu Serpong sebesar 41 . Faktor keterkaitan yang diberikan dalam kategori sedang dan masih terdapat 59 faktor-faktor lain yang memiliki keterkaitan dengan kinerja guru di SMP Al Amanah Setu Serpong

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pada tanggal 2 Mei, di hari pendidikan nasional Hardiknas lebih dari 5000 guru honorer mendatangi gedung DPRMPR, mereka menuntut segera diangkat sebagai pegawai negeri sipil PNS. Karena belasan tahun mereka mengajar hanya berstatus honorer. Dalam konteks ini, penulis sangat memberikan apresiasi. Karena selama ini mereka hanya menerima janji-janji yang tak kunjung ditepati, salahkah kalau guru mengelar aksi demo? Berdosakah seorang guru berorasi menyuarakan aspirasinya dimuka umum yang selama ini tak bisa bergaung lantaran tenggelam dalam hiruk pikuk politik dam ambisi para penguasa negeri kita mengejar daya saing bangsa? Pada era reformasi dan demokratisasi ini siapa pun boleh menyampaikan pendapat dimuka umum tentunya sesuai ketentuan yang berlaku. Demo para guru honorer yang sempat memacetkan arus lalu lintas didepan gedung DPRMPR hal itu perlu dimaknai sebagai efek dari risiko sosial yang mesti diterima sebagai imbas dari sebuah kehendak perubahan. Kita akui atau tidak, selama ini guru hanya dipandang sebagai pelengkap penderita dari sistem pendidikan nasional, mereka diangungkan dan dimulyakan derajatnya melalui sebuah hymne guru. Namun, hymne guru yang acap kali disenandungkan dengan khidmad dan sarat dengan irama penyanjungan itu justru berubah ketika kenyataan yang terjadi justru sebaliknya. Nasib guru tak pernah bergeser dalam ‘lumpur’ penderitaan. Sudah lama kita mendengar penderitaan dari berbagai media, untuk menjaga agar ‘periuk’ dapurnya tetap berasap, seorang guru honorer terpaksa nyambi jadi tukang ojek, penjual rokok ketengan. Kondisi guru honorer ‘Oemar Bakri’ semacam itu, disadari atau tidak, jelas ikut meruntuhkan martabat guru yang seharusnya bisa total menjalankan tugas profesinya, tanpa harus memikirkan lagi urusan perut dan dapur. Bagaimana mungkin seorang guru honorer sempat menyusun rencana pembelajaran yang baik, melaksanakan kegiatan pembelajaran, melakukan penilaian, menganalisis hasil penilaian, dan melakukan tindak lanjut, kalau mereka masih ditindih oleh berbagai beban sosial dan ekonomi? Guru masa kini memang berbeda dengan resi ketika intitusi pendidikan masih berbentuk pertapaan. Secara sosial seorang resi pada zaman dahulu benar-benar memiliki kharisma yang layak diacungi jempol. Mereka benar-benar menjadi sosok mumpuni bahkan cenderung perfect dalam segala hal. Tak heran jika segala kata-kata, tindakan dan prilakunya selalu menjadi referensi dan rujukan masyarakat sekitar. Tapi itu dulu, ketika zaman belum lagi digerus arus modernisasi dan globalisasi yang mengibarkan bendera materialisme, komsumtivisme, dan hedonisme. Kini, posisi guru ditengah masyarakat seringkali menimbulkan rasa iba secara sosial, akibat penghasilannya yang pas-pasan. Padahal, profesi guru selalu berada di garda terdepan dalam dunia pendidikan, merekalah yang menjadi ‘lokomotif’ yang akan menarik gerbong masa depan generasi anak bangsa menuju cita-cita. Sebagai mana yang tertera dalam Undang- Undang RI nomor 20 tahun 2003 tentang SISDIKNAS , Bab II pasal 3 bab II sebagai berikut: Pendidikan nasioanal berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. 1 Sekolah ataupun madrasah merupakan sebuah institusilembaga pendidikan, tempat guru mengajar dan murid belajar, tempat terjadinya proses kegiatan belajar mengajar sehingga tercipta suatu masyarakat belajar yang bertujuan rnembangun manusia seutuhnya. Dalam perkembangan madrasah ini pemerintah telah mengambil langkah- langkah untuk mengadakan penyempurnaan dan peningkatan mutu pendidikan madrasah sejalan dengan laju perkembangan dan aspirasi masyarakat. Penyempurnaan dan peningkatan mutu pendidikan madrasah itu meliputi: “ Penataan kelembagaan, peningkatan sarana dan prasarana, kurikulum dan tenaga guru”. 2 Pada perkembangan sekolah atau madrasah tenaga guru merupakan hal utama dalam meningkatkan mutu pendidikan siswa, namun demikian nampaknya perhatian sekolah terhadap guru masih kurang. Seharusnya sebagai lembaga pendidikan formal mampu untuk rneningkatkan kualitas gurunya baik dari kesejahteraannya maupun peningkatan kinerjanya. Sebagai salah satu komponen pendidikan. Guru menduduki titik yang paling strategis dalam pendidikan dan sebagai soko guru dalam pembangunan. Katakanlah guru sebagai ujung tombak dalam keberhasilan proses belajar mengajar oleh karena itu sebagai ujung tombak keberhasilan belajar murid kesejahteraannya perlu diperhatikan seperti dari peningkatan sumber daya manusianya, penghargaan terhadap pekerjaannya baik dari segi materi maupun non materi. Belakangan ini, ada semangat baru dalam dunia pendidikan nasional kita untuk lebih mengangkat citra dan martabat guru seperti: tunjangan fungsional, 1 UUD sisdiknas ,Bandung: Fokus media, 2006 H.5 2 H.M. Arifin, Kapita Selekta Pendidikan Islam dan Umum,Jakarta: Bumi Aksara, 2000 cet-4 160 pengangkatan guru honorer dan dicanangkannya dana bantuan khusus sekolah BOS setiap bulannya dari subsidi BBM. Dari berbagai perjumpaan, tatap muka dan kunjungan, saya mendapatkan kesan mendalam tentang para guru di SMP AL AMANAH. Walaupun ada beberapa guru yang memahami tentang ilmu pendidikan, tetapi mereka kurang bisa menerapkan konsep dan variasi dalam pengajaran, hal ini disebabkan kurangnya upaya sekolah dalam meningkatkan profesioanalisme guru. Namun demikian di bawah tekanan pekerjaan yang menumpuk yang tidak semuanya selalu berkaitan dengan upaya mendidik siswa, para guru tetap setia menjalankan tugas. Berdasarkan kenyataan inilah penulis merasa perlu mengangkat topik ini dengan melihat dari sudut pandang apakah benar guru yang kesejahteraannya terjamin maka kinerjanya meningkat atau sebaliknya guru yang kesejahteraannya tidak terjamin maka kinerjanya menurun atau tidak baik, dengan topik HUBUNGAN KESEJAHTERAAN DENGAN KINERJA GURU DI SMP AL AMANAH SETU SERPONG TANGERANG.

B. Identifikasi, Pembatasan Dan Perumusan Masalah