Macam-macam Kinerja Guru Kinerja guru 1.

1. Guru berbakti membimbing peserta didik untuk membentuk manusia Indonesia seutuhnya yang berjiwa pancasila. 2. Guru memiliki dan melaksanakan kejujuran profesional 3. Guru berusaha memperoleh informasi tentang peserta didik sebagai bahan melakulan bimbingan dan pembinaan 4. Guru menciptakan suasana sekolah sebaik-baiknya yang menunjang berhasilnya profesi belajar-mengajar. 5. Guru memelihara hubungan baik dengan orang tua murid dan masyarakat sekitar untuk membina peran serta rasa tanggung jawab bersama terhadap pendidikan 6. Guru secara pribadi dan bersama-sama mengembangkan dan meningkatkan mutu dan martabat profesinya 7. Guru memelihara hubungan seprofesi, semangat kekeluargaan, dan kesetiakawanan sosial 8. Guru secara bersama-sama memelihara dan meningkantkan mutu organisasi PGRI sebagai sarana perjuangan dan pengabdian. 9. Guru melaksanakan segala kebijasanaan pemerintah dalam bidang pendidikan. 4 Dengan memedomani sembilan poin kode etik diharapkan seorang guru dalam melaksanakan tugas-tugasnya menjadikan lebih terarah sehingga terlihat prestasi pekerjaanya, dan tentunya pendidikan kita akan lebih bermutu ditengah-tengah gejolak perekonomian bangsa yang tidak dapat dielakan lagi berdampak bagi para guru sebagai garda terdepan yang menjadi ‘lokomotif’ dalam dunia pendidikan.

2. Macam-macam Kinerja Guru

Keberhasilan proses belajar mengajar yang dilakukan oleh guru tidak terlepas dari tingkat kompetensi atau kemampuan seorang guru dalam melaksanakan tugas yang diembannya. Kompetensi tersebut menurut beberapa sumber disebutkan mencakup empat macam, yaitu: 1. Pedagogik. Yakni mengenai kemampuan guru dalam mendidik 2. Sosial. Yakni bagaimana guru dalam bergaul 3. Pendalian, yakni mempu mengendalikan proses belajar 4. Propesional. Yakni mempu dalam menguasai materi secara luas dan mendalam untuk membimbing peserta didik. 5 Kompetensi guru dalam undang-undang Guru dan Dosen nomor 14 tahun 2005 Bab IV pasal 10 disebutkan bahwa “kompetensi guru meliputi kompetensi 4 Soejipto, Raflis kosasih, Profesi Keguruan,jakarta: PT Rineka Cipta,2007hal.34 5 http: www.riaugo.idindex .php ?,01,juli 2008 pedagogi, kompetesi kepribadian, kompetensi sosial, kompetensi propesional yang diperolah melalui pendidikan prifesi” 6 Untuk lebih jelas, berikut penulis mencoba mendeskripsikan secara singkat keempat macam kompetensi yang mutlak harus dikuasai oleh seorang guru : a. Kompetensi pedagogik Menurut Muchtar Buchori “ istilah pedagogik diterjemahkan dengan kata ‘ilmu mendidik’ dan yang dibahas ialah bagaimana mengasuh dan mambesarkan seorang anak”. 7 Pengetahuan dasar tentang pedagogik atau ilmu pendidikan bagi seorang guru merupakan sesuatu yang mutlak kerena pendidikan merupakan suatu bimbingan yang diberikan oleh orang dewasa guru kepada anak yang belum dewasa untuk mencapai tujuan, yakni kedewasaan. Dengan mengunakan istilah bimbingan secara filosofis kita dapat menghayati bahwa pendidikan merupakan suatu proses yang dilakukan dengan disadari untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan manusia yang dilaksanakan didalam maupun diluar sekolah dan berlangsung seumur hidup life long education. Menurut Drs.H. Burhanudin Salam, “pendidikan berisi tiga pengertian yaitu pendidikan, pengajaran, latihan.” 8 . Kalau kita lihat ketiga istilah tersebut pendidikan, pengajaran, latihan dalam konteks kata kerja menjadi mendidik, mengajar, melatih. Maka memiliki arti bahwa mendidik merupakan usaha yang lebih ditujukan kepada penegembangan budi pekerti, semangat, kecintaan, rasa kesusilaan, ketakwaan dan lain. Dan istilah mengajar lebih kepada usaha sadar memberi pelajaran tentang berbagai ilmu yang bermanfaat bagi perkembangan kemampuan intelektualnya. Sedangkan istilah melatih merupakan usaha pemberian sejumlah keterampilan tertentu, yang dilakukan secara berulang-ulang sehingga akan terjadi suatu pembisaan dalam bertindak. Dalam ajaran Islam terdapat ayat-ayat Al Quran atau sabda-sabda Nabi yang secara jelas mengandung motivasi manusia untuk berpikir, mengembangkan potensi 6 Permendiknas tentang standar kepala sekolah,standar pengawas sekolah, standar kualifikasi akademik, kompetensi Guru, UU Guru dan Dosen UU RI NO.14 Tahun 2005,Jakarta: Asa mandiri,2008 cet 1,h.161 7 Muchtar Buchori, ilmu pendidikan praktek pendidikan dalam renungan,jakarta: PT. tiara wacana ikip muhammadiyah jakarta –press,1994 hlm.23 8 Burhanudin salam, pengantar pedagogik dasar-dasar ilmu mendidik,jakarta:PT Rineka Ci pta,2002, cet.1,h.5. diri melalui proses pendidikan, dan kemampuan berpikir inilah yang menjadi kriterium antara makhluk manusia sebagai ciptaan Allah SWT yang paling mulia dari makhluk lainya. Sebagaimana halnya firman Allah SWT yang menyatakan :                   36. “ Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya. Al-ISRAA 36” 9 Standar kompetensi guru mencakup kompetensi inti guru yang dikembangkan menjadi kompetensi guru PAUDTKRA, guru kelas SDMI, dan guru mata pelajaran pada SDMI, SMPMTs, SMAMA, dan SMKMAK. Kompetensi pedagogik dalam penjabaranya berbeda pada tiap tingkatan pendidikan namun kompetensi intinya tidak berbeda peda tingkatan pendidikan. Kompetensi Pedagogik 1. Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, sosial, kultural, emosional, dan intelektual. 2. Menguasai teori belajar dan prinsip pembelajaran yang mendidik. 3. Mengembangkan kurikulum yang terkait dengan bidang pengembangan yang diampu. 4. Menyelengarakan kegiatan pengembangan yang mendidik. 5. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan penyelengaraan kegiatan pengembangan yang mendidik. 6. Memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki. 7. Berkomunikasi secara efektif, empirik, dan santun dengan peserta didik. 8. Menyelengarakan penilaian dan evalusi proses dan hasil belajar. 9. Memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi untuk 9 Departemen agama republik Indonesia, Al-Quran dan Terjemah, surabaya: Mahkota, 1989, hlm 429 kepentingan pembelajaran. 10. Melakukan tindakan refleksi untuk meningkatkan kualitas pembelajran. 10 b. Kemampuan Pribadi Kemampuan pribadi adalah kemampuan pribadi guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar. Menurut Uzer Usman menerangkan bahwa kemampuan pribadi guru meliputi hal-hal berikut: 1 Mengembangkan kepribadian 2 Berinteraksi dan berkomunikasi 3 Melaksanakan bimbingan dan penyuluhan 4 Melaksanakan administrasi pendidikan 5 Melaksanakan penelitian sederhana untuk keperluan pengajaran. 11 Kompetensi kepribadian yang tertulis dalam standar kompetensi guru mengacu pada inti kompetensi keperibadian guru yang penerapannya disesuai dengan tingkatan dan jenjang pendidikan. Inti kompetensi kepribadian guru yakni : Kompetensi kepribadian 1. Bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, sosial, dan kebudayaan nasional Indonesia. 2. Menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur, berakhlak mulia, dan teladan bagi peserta didik dan masyarakat. 3. Menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa. 4. Menuntujan etos kerja, tanggung jawab yang tinggi, rasa bangga menjadi guru, dan rasa percaya diri. 5. Menjunjung tinggi kode etik profesi guru. 12 Kemampuan pribadi menjadikan guru dapat mengelola dan berinteraksi secara baik serta mengelola proses belajar mengajar, guru juga harus mempunyai kepribadian yang utuh karena bagaimanapun guru merupakan suri tauladan bagi anak didiknya. Sebagaimana Allah SWT berfirman:      10 Permendiknas tentang standar kepala sekolah,standar pengawas sekolah, standar kualifikasi akademik, kompetensi Guru, UU Guru dan Dosen UU RI NO.14 Tahun 2005. hlm. 39 11 Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional,Bandung: Remaja rosdakary,2008cet 2,h.16 12 Permendiknas tentang standar kepala sekolah,standar pengawas sekolah, standar kualifikasi akademik, kompetensi Guru, UU Guru dan Dosen UU RI NO.14 Tahun 2005. hlm. 44.             Artinya: Sesungguhnya telah ada pada diri Rusulullah itu suri tauladan yang baik bagimu. QS. Al-Ahzab: 21” 13 Ayat di atas, mengisyaratkan kepada kita bahwa tidak mudah untuk menjadi seorang guru. Karena guru adalah figur sentral bagi siswanya, baik budi dan tingkah laku guru, maka baik pula budi dan tutur sapa siswa dan sebaliknya. Oleh karena itu seorang guru harus mampu menguasai dan mengukur kemampuan yang dimilikinya ketika akan berhadapan dengan siswanya baik di kelas maupun di lingkungan dia berada. c. Kemampuan Profesional Berbicara tentang profesionalisme, maka akan lebih jelas diketahui terlebih dahulu maksud dari kata profesi itu sendiri. Menurut kamus besar bahasa Indonesia kata Profesi berarti “bidang pekerjaan yang dilandasi pendidikan keahlian keterampilan, kejuruan,dsbtertentu “ 14 Prof. Dr.H.Abubdin Nata,M.A. menyebutkan bahwa: Kata profesi masuk kedalam kosa kata bahasa indonesia melalui bahasa Inggris profession atau bahasa Belanda profescie kedua bahasa barat ini menerima kata dari bahasa Latin professio. Dalam bahasa Latin kata Professio berarti pengakuan atau pernyataan”. 15 Menurut Lutfi, sebagaimana dikutip oleh Ahmad Tafsir dalam bukunya Ilmu Pendidikan dalam perspektip Islam menyatakan bahwa seseorang dapat disebut memiliki profesi apabila ia: 1. Profesi yang harus mengandung keahlian, 2. Profesi dipilih karena panggilan hidup dan dijalani sepenuh hati, 3. Profesi memiliki teori-teori yang baku secara universal, 4. Profesi adalah untuk masyarakat bukan untuk diri sendiri, 13 DEPAG RI,Al-Qur’an dan Terjemah, hlm. 670 14 Departemen pendidikan dan kebudayaan, kamus besar bahasa indonesia, hlm. 897 15 Abubdin Nata, manejemen Pendidikan mengatasi kelemahan pendidikan Islam di Indonesia,jakarta: Prenada Media, 2003 hlm. 137 5. Profesi harus dilengkapi dengan kecakapan diagnostik, dan kompetensi aplikatif. 6. Pemegang profesi memiliki otonomi dalam melakukan tugas profesinya, 7. Profesi mempunyai kode etik dan 8. Profesi harus mempunyai klien yang jelas. 16 Dari penjelasan di atas, baik secara bahasa maupun istilah serta pendapat para ahli penulis dapat menarik kesimpulan bahwa profesionalisme guru adalah sikap dan tingkah laku nyata dalam bidang pekerjaan profesi keguruan yang memiliki dasar keterampilan dan kemampuan khusus. Sedangkan yang dimaksud dengan kemampuan profesional guru adalah kemampuan guru dalam penguasaan akademik mata pelajaran yang diajarkan dan terpadu dengan kemampuan mengajarnya sekaligus, sehingga guru tersebut memiliki kewibawaan akademis. Kemampuan profesionalisme guru dalam undang-undang guru dan dosen memiliki indikator-indikator yang sama namun untuk penerapannya dibedakan sesuai dengan tingkatan jenjang pendidikannya, kompetensi profesionalisme guru yang disebutkan yaitu Kompetensi profesional 1. Menguasai materi, sturktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampun. 2. Menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaranbidang pengembangan yang diampu. 3. Mengembangkan mata pelajaran yang diampu secara kreatif. 4. Mengembangkan keprofesional secara berkelanjutan dengan melakukan tindakan refleks. 5. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk berkomunikasi dan mengembangkan diri. 17 Menurut Kenneth D Moore untuk menciptakan kelas yang efektif diperlukan pengembangan tujuh langkah yakni dari mulai perencanaan pembelajaran, perumusan berbagai tujuan, pemaparan perencanaan pembelajaran pada siswa, proses pembelajaran dengan menggunakan berbagai strategi, penutupan proses pembelajaran dan evaluasi, yang akan memberikan feed back untuk perencanaan 16 Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam,Bandung:Remaja Rosdakarya,1994Cet2,H.107 17 Permendiknas tentang standar kepala sekolah,standar pengawas sekolah, standar kualifikasi akademik, kompetensi Guru, UU Guru dan Dosen UU RI NO.14 Tahun 2005. hlm. 46. berikutnya. 18 Secara mudah kita dapat mengukur tingkat propesional seorang guru dalam hal kegiatan belajar mengajar, ditinjau dari : 1. Pengetahuan seorang guru Kemampuan menguasai bahan pelajaran bagian integral dari proses belajar mengajar, jangan dianggap pelengkap bagi profesi guru. Guru yang bertaraf profesional mutlak harus menguasai bahan yang diajarkannya. Adanya buku pelajaran yang harus dibaca oleh siswa, tidak berarti guru tak perlu menguasai bahan. Sungguh ironis dan memalukan jika terjadi ada siswa yang lebih dahulu tahu tentang sesuatu dari para guru. Memang guru bukan maha tahu tapi guru dituntut pengetahuan umum yang luas dan mendalami keahliannya atau mata pelajaran yang menjadi tanggung jawabnya, disamping pengetahuan lain sebagai pelengkapnya. 2. Kemampuan dalam membuat perencanaan pengajaran Kemampuan merencanakan pengajaran bagi profesi guru sama dengan kemampuan mendesain bangunan bagi seorang arsitektur. Sebelum membuat perencanaan belajar mengajar, guru terlebih dahulu harus mengetahui arti dan tujuan perencanaan tersebut, dan menguasai secara teoritis dan praktis unsur- unsur yang terdapat dalam perencanaan pengajaran. Kemampuan merencanakan program belajar mengajar merupakan muara dari segala pengetahuan teori, keterampilan dasar, dan pemahaman yang mendalam tentang obyek belajar dan situasi pengajaran. arti pada perencanaan pengajaran tidak lain adalah suatu proyeksi guru dalam kegiatan yang harus dilakukan siswa selama pengajaran itu berlangsung. Dan kegiatan tersebut secara terinci harus jelas kemana siswa akan dibawa, apa yang harus siswa pelajari, bagaimana cara siswa mempelajarinya dan bagaimana kita mengetahui, bahwa siswa telah mencapainya. Tujuan, isi, metode dan teknik serta penilaian merupakan unsur utama yang secara minimal harus ada dalam setiap program pengajaran. 3. Kemampuan menggunakan media atau alat bantu pelajaran 18 Prof. Dr. Dede Rosyada, MA. Paradigma pendidikan demokratis,jakarta: kencana 2007, hlm 118 Alat peraga dalam mengajar memegang peranan penting sebagai alat Bantu untuk menciptakan proses pengajaran yang efektif. Setiap proses belajar dan mengajar ditandai dengan adanya beberapa unsur antara lain; tujuan, bahan, metode dan alat, serta evaluasi. Unsur metode dan alat merupakan unsur yang tidak bisa dilepaskan dari unsur lainnya. Yang berfungsi sebagai cara atau teknik untuk mengantarkan bahan pelajaran agar sampai kepada tujuan. Dalam pencapaian tujuan tersebut, peranan alat Bantu memegang peranan yang penting sebab dengan adanya alat peraga ini bahan dapat dengan mudah dipahami oleh siswa. Alat peraga sering juga disebut audio visual, dari pengertian alat yang dapat diserap oleh mata dan telinga. Alat tersebut berguna agar bahan pelajaran yang disampaikan guru lebih mudah dipahami siswa. 4. Kemampuan menggunakan metode Metode mengajar ialah cara yang dipergunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada saat berlangsungnya pengajaran. Oleh karena itu peranan metode mengajar sebagai alat untuk menciptakan proses mengajar dan belajar. Dengan metode ini diharapkan tumbuh berbagai kegiatan sehubungan dengan kegiatan mengajar guru. Dengan kata lain terciptalah edukatif. Dalam interaksi ini guru berperan sebagai penggerak atau pembimbing sedangkan siswa berperan sebagai penerima atau yang dibimbing. Proses interaksi ini akan berjalan baik kalau siswa banyak aktif dibandingkan dengan guru. Oleh karenanya metode mengajar yang baik adalah metode yang dapat menumbuhkan kegiatan belajar siswa aktif. 5. Kemampuan Mengelola Kelas Kemampuan propesional guru dalam mengelola kelas harus dapat memperhatikan hal-hal sebagai berikut : a. Besarnya kelas, artinya banyak sedikitnya jumlah siswa yang belajar. Ukuran yang biasa digunakan adalah ratio guru dengan siswa pada umumnya dipakai ratio 1:40 artinya satu orang guru 40 siswa. b. Suasana belajar yang demokratis akan memberi peluang rnencapai hasil belajar yang optimal dibandingkan dengan suasana belajar yang kaku, disiplin yang ketat dengan otoritas ada pada guru. Dalam suasana belajar yang demokratis ada kebebasan siswa belajar, mengajukan pendapat, berdialog dengan teman sekelas dan lain-lain. c. Fasilitas dan sumber belajar yang tersedia di dalam kelas. Sering kita temukan bahwa guru merupakan satu-satunya sumber belajar di kelas. Situasi ini kurang menunjang kualitas pengajaran sehingga hasil belajar yang dicapai siswa tidak optimal harus diusahakan sebagai laboratorium belajar bagi siswa. d. Kelas diberi aneka macam pajangan untuk menghias ruang kelas sebagai tempat proses mengajar menjadi indah dan nyaman. e. Kemampuan Mengevaluasi Untuk dapat menentukan tercapai tidaknya tujuan pengajaran perlu dilakukan usaha atau tindakan penilaian atau evaluasi. Penilaian atau evaluasi pada dasarnya adalah memberikan pertimbangan atau harga berdasarkan kriteria tertentu proses belajar dari mengajar adalah proses yang bertujuan. Tujuan tersebut dinyatakan dalam rumusan tingkah laku yang diharapkan dimiliki siswa setelah menyelesaikan pengalaman belajarnya. Setiap guru harus dapat melakukan penilaian tentang kemajuan yang dicapai pada siswa, baik secara iluminatif observatif maupun secara struktural objektif. Penilaian secara iluminatif observatif dilakukan dengan pengamatan yang terus menerus tentang perubahan dan kemajuan yang dicapai siswa. Sedang penilaian secara struktural objektif berhubungan dengan pemberian skor atau nilai yang biasa dilakukan dalam rangka penilaian hasil belajar siswa. Sungguhpun masih banyak kekurangan dan kelemahan penilaian cara yang kedua telah biasa dilakukan oleh para guru. Namun penilaian cara yang pertama masih belum biasa digunakan guru disebabkan kemampuan dan kesadaran akan pentingnya penilaian tersebut belum membudaya. Kemampuan profesional guru penting dalam hubungannya dengan kegiatan belajar mengajar dan hasil belajar siswa karena proses belajar mengajar dan hasil belajar yang diperoleh siswa tidak hanya ditentukan oleh kepala sekolah, pola dan struktur serta isi kurikulumnya akan tetapi juga ditentukan oleh kemampuan guru yang mengajar dan membimbing siswanya. 6. Kemampuan Sosial Di antara nikmat besar yang Allah SWT anugrahkan kepada manusia adalah Allah SWT menjadikannya secara fitrah sebagai makhluk sosial. Karena itu manusia dinamakan insan, yang menurut Dr. M. Quraish Shihab,M.A.” kata insan diartikan dengan orang yang lembut, senang berkumpul, jinak, harmonis.” 19 Dengan dasar hal tersebut guru memiliki suatu kewajiban terlebih dalam hal partisipasi sosial seorang guru dalam kehidupan sehari-hari dimasyarakat tempat ia bekerja, baik secara formal maupun informal. Namun yang lebih singkat mengenai indikator kompetensi sosial guru dijelaskan dalam undang-undang sisdiknas yakni: Kompetensi sosil 1. Bersikap inklusif, bertindak objektif, serta tidak diskriminatif karena pertimbangan jenis kelamin, agama, ras, kondisi fisik, latar belakang keluarga, dan status sosial ekonomi. 2. Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua, dan masyrakat. 3. Beradaptasi di tempat bertugas diseluruh wilayah Republik Indonesia yang memiliki keragaman sosial budaya. 4. Berkomunikasi dengan komunitas profesi sendiri dan profesi lain secara lisan dan tulisan atau bentuk lain. 20 Jadi kesimpulannya, bahwa guru sebagai makhluk yang dibekali potensi kemampuan tertentu dan untuk mengaplikasikan dan mengembangkan kemampuan tersebut diperlukan suatu latihan dan pendidikan. Seorang guru agar la dapat menjadi guru yang mampu berkompeten dan profesional dalam bidangnya maka ia harus memiliki kriteria kemampuan dasar.

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Guru