25
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Pengambilan Sampel
Berdasarkan hasil survei, jumlah pedagang kurma curah di daerah pasar Tanah Abang ±31 pedagang. Dari jumlah tersebut, sampel kurma curah yang
diambil adalah 13 sampel dari pedagang yang berbeda. Kurma curah yang diambil berdasarkan teknik purposive sample di mana pengambilan sampel dilakukan
hanya atas dasar pertimbangan penelitian saja yang menganggap unsur-unsur yang dikehendaki telah ada dalam anggota sampel yang diambil.
3.2. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di laboratorium Bahan Pangan Pusat Laboratorium Terpadu UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Penelitian ini berlangsung dari bulan
April sampai Juli 2013.
3.3. Alat dan Bahan
3.3.1. Alat Instrument spektrofotometer UV-Vis perkin elmer, oven mammet,
tanurfurnance barnstead thermolyne, waterbath hitachi, hotplate Maspion, sentrifuge, blander Miyako, timbangan elektrik ohaus, kertas saring, dan alat
gelas yang umum terdapat di laboratorium. 3.3.2. Bahan
Boraks proanalisa Merck, kurkumin pa proanalisa Merck, metanol pa Merck, etanol absolute Merck, natrium karbonat, asam klorida pa Merck,
asam oksalat, asam asetat pa, NaOH 10, asam sulfat pekat Merck, asam nitrat pekat, kertas saring, kertas whatman No.40, aqua destilata, sampel kurma yang
diperoleh dari pasar Tanah Abang, dan sampel kurma yang dibeli di toko buah kurma khusus “thamra” yang bersertifikat sebagai kontrol negatif.
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
3.4. Prosedur penelitian
3.4.1. Penyiapan bahan baku dan pereaksi 1. Pembuatan kertas turmerik kunyit Vogel, 1985
Dilarutkan sebanyak 1,5 gram serbuk kurkumin ke dalam 100 mL etanol 80 dalam gelas beker dan diaduk perlahan. Kemudian larutan kurkumin tersebut
disaring dan dipindahkan ke dalam wadah yang lebih luas dan lebar. Pada larutan kurkumin tersebut dicelupkan beberapa kertas whatman No. 40, dan kertas
whatman tersebut dikeringkan dengan cara diangin-anginkan. 2. Pembuatan larutan kurkumin 0,125 FSSAI, 2012
Ditimbang dan dilarutkan kurkumin sebanyak 125 mg ke dalam labu ukur 100 mL dengan ±50 mL asam asetat Merck, setelah larut ditambahkan asam
asetat tersebut sampai garis batas. 3. Pembuatan larutan asam sulfat pekat:asam asetat 1:1
Diukur 50 mL larutan asam asetat pekat dan dimasukkan ke dalam labu ukur 100 mL. Kemudian diukur asam sulfat pekat sebanyak 50 mL dan
dicampurkan sedikit-sedikit pada asam asetat pekat yang ada dalam labu ukur sambil diaduk perlahan. Larutan dikocok sampai homogen.
4. Pembuatan larutan NaOH 10 Ditimbang NaOH 10 gram dimasukkan ke dalam labu ukur 100 mL dan
dilarutkan dengan air suling ±50 mL sampai larut. Setelah larut ditambahkan aquadest sampai garis batas.
5. Ekstraksi boraks dari sampel kurma a Sentrifugasi Panjaitan, 2010
Sebanyak 5 gram sampel kurma ditambahkan dengan 20 mL aqua destilata lalu diblender sampai halus. Kemudian larutan tersebut dimasukkan ke dalam
tabung sentrifugasi. Alat dihidupkan selama 2 menit dengan kecepatan 3000 rpm. Diambil bagian supernatannya, kemudian selanjutnya disaring dan kemudian diuji
untuk kualitatif dan kuantitatif. b Pengabuan Panjaitan, 2010
Sebanyak 5 gram sampel kurma ditambahkan dengan 1 gram kapur lalu di keringkan di dalam oven dengan suhu 100
C selama lebih kurang 1 jam. Lalu diabukan di dalam tanur dengan suhu 600
C selama lebih kurang 5 jam. Sampel
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
yang diabukan akan menjadi abu berwarna putih. Abu kemudian dikeluarkan dari tanur, setelah suhu turun dan ditunggu hingga dingin kemudian abu dilakukan uji
kualitatif. 3.4.2. Analisis sampel
3.4.2.1. Uji kualitatif Metoda analisa boraksasam borat secara kualitatif dapat dilakukan dengan
beberapa cara, antara lain sebagai berikut Vogel, 1985: a
Penambahan asam sulfat pekat dengan bantuan panas Supernatan sampel kurma yang sudah disentrifugasi diambil sebanyak 1
ml atau sampel yang telah diabukan diambil sebagian kemudian ditambahkan dengan 1 ml asam sulfat pekat. Kemudian dipanaskan dan apabila suatu sampel
mengandung boraks maka akan terbentuk endapan putih. Dalam buku Vogel dinyatakan bahwa tak terjadi sesuatu reaksi yang dapat dilihat dalam keadaan
dingin, meskipun asam ortoborat, H
3
BO
3,
dibebaskan. Ketika dipanaskan, asap putih asam borat dilepaskan. Jika asam klorida pekat ditambahkan kepada larutan
boraks yang pekat, asam borat akan mengendap. Berikut adalah reaksi yang terjadi:
Na
2
B
4
O
7
+ H
2
SO
4
+ 5 H
2
O 4 H
3
BO
3
+ 2 Na
+
+ SO
4 2-
b Uji nyala api
Uji nyala api dilakukan dengan penambahan 1 ml asam sulfat pekat dan 1 ml etanol pada supernatan sampel kurma yang telah disentrifugasi ataupun yang
diabukan. Etanol yang bereaksi dengan adanya boraks akan terbakar dengan nyala hijau yang disebabkan oleh pembentukan etil borat atau metal borat.
c Uji kertas kunyit Turmerik
Identifikasi boraks dengan menggunakan sehelai kertas kunyit yang dicelup ke dalam supernatan sampel kurma yang telah diasamkan dengan HCl 5N sebanyak
1 ml, kemudian kertas kunyit tersebut dikeringkan. Apabila suatu sampel mengandung boraks dan diidentifikasi menggunakan kertas kurkumin dilihat
melalui perubahan warna kertas dari kuning menjadi hijau biru gelap setelah ditambah ammonia encer.
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
3.4.2.2.Uji kuantitatif a
Optimasi metode ekstraksi Dilakukan optimasi metode ekstraksi dengan tujuan untuk memastikan
bahwa metode ekstraksi boraks pada kurma dengan cara blender dan menggunakan sentrifuge sudah optimal. Dibuat larutan induk boraks 500 µgml,
dengan menimbang 50 mg serbuk boraks dalam 100 mL aquadest. Dilakukan pengenceran dari larutan induk boraks 500 µgml tersebut menjadi larutan
standard boraks 10, 20, 30, 40, 50, 60, 80 µgml dengan mengambil sebanyak 0,2 ml untuk 10 µgml; 0,4 ml untuk 20 µgml; 0,6 ml untuk 30 µgml; 0,8 ml untuk
40 µgml; 1 ml untuk 50 µgml; 1,2 ml untuk 60 µgml; dan 1,6 ml untuk 80 µgml yang kemudian ditambahkan 10 ml aquadest dalam labu ukur ukuran 10
ml. Selanjutnya sebanyak 1 mL larutan boraks dari masing-masing konsentrasi yang sudah dibuat dimasukkan ke dalam cawan porselin, ditambahkan 1 mL
larutan NaOH 10 kemudian dipanaskan di atas penangas air sampai larutan kering. Kemudian pemanasan dilanjutkan dengan oven pada suhu 100
o
±5
o
C selama 5 menit, didinginkan. Ditambahkan 3 mL larutan kurkumin 0,125
dipanaskan sambil diaduk selama 5 menit, didinginkan lagi. Kemudian ditambahkan 3 mL larutan asam sulfat-asetat 1:1 sambil diaduk sampai tidak ada
warna kuning baik pada cawan maupun pada pengaduk. Didiamkan selama 15 menit. Pada larutan ditambahkan sedikit etanol kemudian larutan disaring dengan
kertas penyaring lalu dimasukkan ke dalam labu ukur 50 mL, dan diencerkan dengan etanol sampai garis tanda. Adapun konsentrasi dari larutan standard
boraks tersebut setelah pengenceran dengan etanol sebanyak 50 ml konsentrasinya menjadi 0,2 µgml; 0,4 µgml; 0,6 µgml; 0,8 µgml; 1,0 µgml; 1,2 µgml; dan 1,6
µgml. b
Pembuatan simulasi kurma dengan penambahan boraks Sebanyak 5 gram kurma thamra tanpa biji ditimbang masing-masing untuk
ditambahkan sebanyak 0,5 mg, 2 mg, 4 mg, 5 mg, dan 8 mg serbuk boraks sehingga akan diperoleh konsentrasi 5 µgml, 20 µgml, 40 µgml, 50 µgml, dan
80 µgml. Tiap-tiap 5 gram kurma tersebut pertama-tama dilumuri dengan minyak kelapa secukupnya, lalu ditaburi dengan serbuk boraks sesuai perhitungan ke
seluruh permukaan kurma. Kemudian kurma diaduk hingga tercampur rata, lalu
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
didiamkan dan dikeringkan dengan cara diangin-anginkan pada suhu ruangan lebih kurang selama 24 jam. Setelah dikeringkan kurma diblender dengan
menambahkan 100 mL aquadestilata sampai halus. Kemudian dimasukkan ke dalam tabung sentrifugasi, alat dihidupkan selama 2 menit dengan kecepatan 3000
rpm. Lalu diambil bagian atas yaitu supernatannya selanjutnya disaring dan kemudian diuji untuk validasi metode analisis.
c Penentuan panjang gelombang maksimum
Dari larutan standar boraks 1,0 µgml pada preparasi simulasi kurma berboraks, dilakukan untuk menentukan panjang gelombang maksimum. Hasil
saringan larutan yang sudah dipreparasi tersebut dikumpulkan dan diamati serapannya pada panjang gelombang antara 400 sampai 600 nm pada alat
spektrofotometer UV- Vis. d
Uji validasi metode analisis i Akurasi Accuracy
ii Presisi Precision iii Linearitas Linearity dan rentang range
vi Batas kuantitas Limit of Detection dan batas deteksi Limit of Quantification
Dilakukan uji validasi metode analisis untuk kurva kalibrasi dari larutan hasil preparasi simulasi kurma berboraks, pada 5 titik yaitu 0,1 µgmL; 0,4
µgmL; 0,8 µgmL; 1 µgmL; dan 1,2 µgmL. Pada titik 0,4 µgmL; 1,0 µgmL; dan 1,6 µgmL dilakukan perhitungan nilai akurasi, presisi, nilai linearitas, LOD
dan LOQ. e
Identifikasi kuantitatif penetapan kadar sampel kurma curah Sebanyak 5 gram sampel kurma ditambahkan dengan 20 mL aqua destilata
lalu diblender sampai halus. Kemudian dimasukkan ke dalam tabung sentrifugasi, alat dihidupkan selama 2 menit dengan kecepatan 3000 rpm. Lalu diambil bagian
atas yaitu supernatannya. Dari hasil ekstraksi sampel kurma yang diperoleh dari pasar tanah abang
dengan ekstraksi cara sentrifugasi tersebut, dipipet sebanyak 1 mL kemudian dimasukkan ke dalam cawan porselin dan ditambahkan 1 mL larutan NaOH 10.
Cawan tersebut dipanaskan di atas penangas air sampai kering, kemudian
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
pemanasan dianjurkan dengan oven pada suhu 100
o
±5
o
C selama 5 menit, didinginkan.
Ditambahkan 3 mL larutan kurkumin 0,125 dipanaskan sambil diaduk selama 5 menit, lalu didinginkan kembali. Kemudian ditambahkan 3 mL larutan
asam sulfat pekat 1:1, sambil diaduk sampai tidak ada warna kuning baik pada cawan maupun pada pengaduk, didiamkan selama 15 menit.
Ditambahkan sedikit etanol kemudian disaring dengan kertas saring kemudian dimasukkan ke dalam labu ukur 50 mL, diencerkan dengan etanol
sampai tanda garis. Hasil saringan dikumpulkan untuk diamati serapannya pada panjang gelombang maksium yang telah diperoleh.
31
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN