UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Pada keadaan normal, konsentrasi boraks di dalam serum sebesar 7 mgl, tetapi pada keracunan konsentrasinya 20-150 mgl. Sedangkan pada kasus
kematian dapat terjadi pada konsentrasi 200-15000 mgl Flanaga et al., 1995. b.
Ekskresi Boraks diekskresikan sebagian besar melalui ginjal. Lebih dari 50 dosis
oral diekskresikan tanpa perubahan melalui ginjal selama 24 jam dan 90 setelah 96 jam. Sebagian kecil dikeluarkan melaui kelenjar keringat. Waktu paruh
dilaporkan bervariasi, antara 5-21 jam Haddad et al., 1990. c.
Toksisitas Keracunan boraks terjadi absorpsi yang berlangsung dengan segera dari
saluran pencernaan makanan, kulit yang terluka, lecet, atau terbakar yang mendapat pengobatan secara berulang-ulang dengan serbuk atau larutan asam
borat. Selain itu, ekskresi boraks yang lambat juga memperbesar terjadinya akumulasi akibat penggunaan berulang. Pada bayi dan anak-anak keracunan lebih
mudah terjadi dibandingkan orang dewasa, dan kematian dapat terjadi setelah penggunaan topikal dari serbuk boraks untuk mengobati ruam. Keracunan dapat
bersifat akut maupun kronis dengan manifestasi yang utama adalah kulit mengelupas, demam, dan anuria. Gejala keracunan boraks akut meliputi rasa
mual, muntah-muntah, diare, kejang perut, bercak-bercak pada kulit, temperatur tubuh menurun, ruam eritema kulit yang menyerupai campak, kerusakan pada
ginjal, gelisah dan lemah juga dapat terjadi akibat kolap pernafasan. Sedangkan pada keracunan kronik dapat menyebabkan demam, anoreksia, kerusakan ginjal,
depresi, dan bingung Haddad et al., 1990; Dreisbach, 1974; Gosselin et al. Untuk boraks nilai LD
50
Letal Death 50 pada tikus melalui penggunaan oral adalah 3,0 gkg berat badan. Uji yang dilakukan terhadap 10 orang dewasa
menunjukkan bahwa dengan penyuntikan 20 g boraks tidak menimbulkan kematian, tetapi mengakibatkan mual, muntah-muntah, diare, atau gangguan
mental selama beberapa hari Winarno dan Titi, 1994.
2.5 Kurkumin FAO, 2004
Nama kimia :1,7- bis- 4- hidroksi- 3- metoksifenil- 1,6- heptadien-
3,5- dion
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Rumus molekul :C
21
H
20
O
6
Berat molekul :368, 67
Titik lebur :183
o
C Sifat
:kurang larut air dan eter tapi larut dalam pelarut organik seperti etanol dan asam asetat glasial
Rumus struktur
[Sumber: SEAFAST center. 2012. Pewarna Alami untuk Pangan
] Gambar 2.2. Rumus struktur kurkuminoid utama rimpang kunyit
2.6 Spektrofotometer UV- Vis
Spektrofotometer UV-Vis adalah alat yang digunakan untuk mengukur serapan yang dihasilkan dari interaksi kimia antara radiasi elektromagnetik
dengan molekul atau atom dari suatu zat kimia pada daerah UV-Vis FI edisi IV, 1995.
Jangkauan panjang gelombang yang tersedia untuk pengukuran membentang dari panjang gelombang pendek ultraviolet sampai ke garis
inframerah. Penggunaan utama spektroskopi ultraviolet-sinar tampak adalah dalam analisis kuantitatif. Penentuan kadar senyawa organik yang mempunyai
struktur kromofor atau mengandung gugus kromofor, serta mengabsorpsi radiasi ultraviolet-sinar tampak penggunaannya cukup luas. Penentuan kadar dilakukan
dengan mengukur absorbsi pada panjang gelombang maksimum puncak kurva, agar dapat memberikan absorbsi tertinggi untuk setiap konsentrasi Kokasih et al.,
2004 . Kromofor berasal dari kata Chromophorus, yang berarti pembawa warna.
Dalam pengertian yang dikembangkan, kromofor merupakan suatu gugus fungsi
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
yang menyerap radiasi elektromagnetik apakah gugus itu berwarna atau tidak. Kromofor digunakan untuk menyatakan gugus tidak jenuh kovalen yang dapat
menyerap radiasi dalam daerah-daerah ultraviolet dan sinar tampak.
Gambar 2.3 Berkas sinar melewati medium
Dimana : T
= Transmitansi P
= Intensitas sinar setelah melewati mediumlarutan Po = Intensitas sinar sebelum melewati mediumlarutan
B = Tebal medium
Tabel 2.1 Pembagian daerah spektrum secara garis besar
No. Daerah Spektrum
Panjang Gelombang
1. ultraviolet jauh
100nm- 190nm 2.
ultraviolet dekat 190nm- 380nm
3. cahaya tampak
380nm- 780nm 4.
inframerah dekat 780nm- 3000nm
5. inframerah
2,5µm- 40µm atau 4000 cm
-1
250cm
-1
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
[Sumber: wocono.wordpress.com]
Gambar 2.4 Skema kerja alat spektroskopi Spektrofotometer sederhana terdiri dari:
1. Sumber radiasi
Sumber radiasi monokromator kuvet detektor amplifier rekorder 21 Sumber cahaya berasal dari lampu Deutrium HO untuk UV dengan panjang gelombang
180- 400nm dan lampu Tungsten wolfran untuk Vis dengan panjang gelombang 400- 800nm.
2. Monokromator
Monokromator merupakan alat yang berfungsi sebagai penyeleksi cahaya dengan panjang gelombang tertentu. Monokromator akan memisahkan radiasi
cahaya putih yang polikromatis menjadi cahaya monokromatis mendekati monokromatis.
3. Kuvet
Pada umumnya spektrofotometer melibatkan larutan, dengan demikian diperlukan wadah cell untuk menempatkan larutan.
4. Detektor
Fungsinya mengubah energi radiasi yang jatuh mengenainya menjadi suatu besaran yang dapat diukur.
5. Amplifier
Fungsinya untuk memperkuat sinyal listrik. 6.
Recorder Alat untuk mencatat, dapat berupa gambar angka-angka.
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Tipe instrumentasi dari spektrofotometer UV-Vis Harmita, 2006: 1.
Spektrofotometer Single Beam Pada spektrofotometer UV- Vis tipe single beam absorbsi berdasarkan
pada sinar tunggal dimana sampel akan ditentukan jumlahnya pada satu panjang gelombang atau fix wave length. Hasil biasanya dibandingkan dengan blangko
biasanya pelarut.
Gambar 2.5. Skema Spektrofotometer tipe ingle beam Keterangan gambar skema spektrofotometer tipe single beam:
1 dari celah mengeluarkan satu sinar monokromatis
2 wadah atau kuvet yang dapat dilalui sinar hanya satu
3 setiap perubahan panjang gelombang, alat harus dinolkan
2. Spektrofotometer Double Beam
Pada Spektrofotometer UV-Vis tipe double beam absorbansinya biasanya mempunyai variable panjang gelombang atau “multi wave length”. Hasilnya bisa
langsung dibandingkan dengan blanko.
Gambar 2.6 Skema Spektrofotometer tipe double beam Keterangan gambar skema Spektrofotometer tipe double beam:
1 dari celah mengeluarkan dua sinar monokromatis
2 sinar melalui 2 wadah atau kuvet yang sekaligus
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
3 alat hanya di auto zero satu kali dengan cara mengisi kedua kuvet
dengan larutan blanko. Persyaratan suatu sampel dapat dianalisa menggunakan Spektrofotometer UV-
Vis adalah: 1.
bahan mempunyai gugus kromofor 2.
bahan tidak mempunyai gugus kromofor tapi berwarna 3.
bahan tidak mempunyai gugus kromofor dan tidak berwarna, maka ditambahkan pereaksi warna Vis
4. bahan tidak mempunyai gugus kromofor dibuat turunannya yang
mempunyai gugus kromofor UV Dasar dari metoda ini karena adanya perubahan sifat fisikokimia dari
bahan yang diperiksa dengan jalan mengamati sifat serapannya terhadap energi cahaya atau radiasi elektromagnetik. Spektrum UV-Vis merupakan hasil interaksi
antara radiasi elektromagnetik REM dengan molekul. REM merupakan bentuk energi radiasi yang mempunyai sifat gelombang dan partikel foton. Karena
bersifat sebagai gelombang maka beberapa parameter perlu diketahui, misalnya panjang gelombang λ, Frekuensi v, bilangan gelombang, dan serapan A.
Bila suatu cahaya monokromatis atau bukan monokromatis jatuh pada medium homogen, maka sebagian dari cahaya ini akan dipantulkan, sebagian akan
diabsorbsi dan sisanya akan diteruskan , sehingga dalam hal ini dapat dinyatakan sebagai berikut:
Gambar 2.7 Proses Penyerapan cahaya
Io = Ir + Ia +It ……………………………..…..……………………..2.1
Dimana, Io
= intensitas cahaya yang datang Ir
= intensitas cahaya yang dipantulkan Ia
= intensitas cahaya yang diserap It
= intensitas cahaya yang diteruskan Basset, 1994
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Pengaruh Ir dapat dihilangkan dengan menggunakan blankokontrol, sehingga: Io=Ia+Ir
…………………………………………..……....……………2.2 Gabungan dari hukum Lambert- Beer menurunkan secara empiris
hubungan antara intensitas cahaya yang ditransmisikan dengan tebalnya larutan, dan hubungan intensitas tadi dengan konsentrasi zat Depkes, 1995.
Rumus: A = log Io I1 = a b c
……………………………………………..2.γ Keterangan :
Io = Intensitas sinar datang I1 = Intensitas sinar yang diteruskan
a = Absorbsivitas b = Panjang selkuvet
c = konsentrasi gl Sampel yang sering dianalisis dengan metode spektrofotometer UV-Vis
adalah senyawa organik. Senyawa organik yang dapat memberikan serapan adalah senyawa yang memiliki gugus kromofor dan auksokrom. Gugus kromofor adalah
gugus fungsional tidak jenuh yang memberikan serapan pada daerah ultraviolet atau cahaya tampak. Hampir semua kromofor mempunyai ikatan rangkap seperti
alkena C=C, C=O, -NO
2
, benzene, dan lain-lain. Sedangkan auksokrom adalah gugus fungsional seperti
–OH, -NH
2
, -X, yaitu gugus yang mempunyai elektron nonbonding dan tidak mengabsorbsi radiasi
pada λ di atas 200nm, akan tetapi mengabsorbsi radiasi UV jauh Harmita, 2006.
2.7. Validasi Metode Analisis