Bahan Tambahan Makanan TINJAUAN PUSTAKA

5 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Bahan Tambahan Makanan

Pengertian atau definisi bahan tambahan makanan BTM cukup bervariasi. Secara umum yang dimaksud dengan bahan tambahan makanan adalah bahan-bahan yang ditambahkan ke dalam makanan selama produksi, pengolahan, pengemasan, atau penyimpanan untuk tujuan tertentu Depkes, 1999. Pemberian bahan tambahan pada makanan dan minuman sudah menjadi hal biasa dilakukan oleh masyarakat. Bahan tambahan makanan berarti bahan apapun yang biasanya tidak dimakan sendiri sebagai suatu makanan dan biasanya tidak digunakan sebagai bahan-bahan khas untuk makanan, baik mempunyai nilai gizi atau tidak, yang bila ditambahkan dengan sengaja pada makanan untuk teknologi termasuk organoleptik dalam pembuatan, pengolahan, penyiapan, perlakuan, pengepakan, pengemasan, pengangkutan atau penanganan makanan atau dapat diharapkan secara langsung atau tidak langsung terhadap makanan itu atau hasil sampingannya menjadi bagian komponen makanan itu atau mempengaruhi ciri-ciri makanan itu Depkes, 1999. Peranan BTM pada dasarnya sebagai senyawa yang ditambahkan dalam bahan pangan untuk memperbaiki penampilan, cita rasa, tekstur, atau sifat-sifat penyimpanannya serta untuk mempengaruhi kualitas yang dikehendaki. BTM digunakan di industri-industri makanan untuk meningkatkan mutu pangan olahan. Bahan tambahan makanan tersebut hanya dibenarkan jika ditujukan untuk keperluan berikut: 1. Mempertahankan nilai gizi makanan Sebagai contoh, penambahan bahan antioksidan seperti BHA butil hidroksianisol dalam pengolahan vitamin A akan mempertahankan potensi vitamin tersebut bila ditambahkan pada makanan. 2. Sebagai konsumsi segolongan orang tertentu yang memerlukan makanan diet. Misalnya penambahan bahan pemanis buatan seperti sakarin ke dalam makanan atau minuman, sehingga tidak menambahkan kalori ke dalam makanan tersebut. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 3. Mempertahankan mutu atau kestabilan makanan atau untuk memperbaiki sifat-sifat organoleptiknya sehingga tidak menyimpang dari sifat alamiahnya, dan dapat membantu mengurangi makanan yang dibuang. Bahan pengawet memegang peranan penting dalam memperpanjang daya simpan makanan, sehingga memungkinkan bagi makanan-makanan tersebut ditransportasikan dalam jarak yang jauh, disimpan untuk waktu yang lama, tetapi masih dapat dikonsumsi secara aman. 4. Sebagai keperluan pembuatan, pengolahan, penyediaan, perlakuan, pewadahan, pembungkusan, pemindahan, atau pengangkutan. Beberapa makanan dalam proses pengolahannya membutuhkan penggunaan bahan-bahan seperti bahan pengstabil bahan penjernih, dan bahan pengikat logam. Penggunaan bahan-bahan tersebut memungkinkan bagi industri dalam skala besar memproduksi makanan dengan komposisi dan mutu yang konstan sepanjang tahun. 5. Membuat makanan menjadi lebih menarik penggunaan bahan tambahan makanan, seperti pewarna dan bahan pemantap tekstur memperbaiki bahan baku yang bervariasi sehingga nantinya produk akhir mempunyai penampakan, rasa, serta penampilan yang selalu sama setiap waktu Winarno, Titi, 1994; Des Rosier, 1998.

2.2 Bahan Pengawet