Validasi Metode Analisis TINJAUAN PUSTAKA

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Pengaruh Ir dapat dihilangkan dengan menggunakan blankokontrol, sehingga: Io=Ia+Ir …………………………………………..……....……………2.2 Gabungan dari hukum Lambert- Beer menurunkan secara empiris hubungan antara intensitas cahaya yang ditransmisikan dengan tebalnya larutan, dan hubungan intensitas tadi dengan konsentrasi zat Depkes, 1995. Rumus: A = log Io I1 = a b c ……………………………………………..2.γ Keterangan : Io = Intensitas sinar datang I1 = Intensitas sinar yang diteruskan a = Absorbsivitas b = Panjang selkuvet c = konsentrasi gl Sampel yang sering dianalisis dengan metode spektrofotometer UV-Vis adalah senyawa organik. Senyawa organik yang dapat memberikan serapan adalah senyawa yang memiliki gugus kromofor dan auksokrom. Gugus kromofor adalah gugus fungsional tidak jenuh yang memberikan serapan pada daerah ultraviolet atau cahaya tampak. Hampir semua kromofor mempunyai ikatan rangkap seperti alkena C=C, C=O, -NO 2 , benzene, dan lain-lain. Sedangkan auksokrom adalah gugus fungsional seperti –OH, -NH 2 , -X, yaitu gugus yang mempunyai elektron nonbonding dan tidak mengabsorbsi radiasi pada λ di atas 200nm, akan tetapi mengabsorbsi radiasi UV jauh Harmita, 2006.

2.7. Validasi Metode Analisis

Validasi Metode menurut United States Pharmacopeia USP yang dikemukakan pada buku Ibnu Gholib 2007 dilakukan untuk menjamin bahwa metode analisis akurat, spesifik, reprodusibel, dan tahan pada kisaran analit yang akan dianalisis. Suatu metode analisis harus divalidasi untuk verifikasi bahwa parameter-parameter kinerjanya cukup mampu untuk mangatasi problem analisis, karenanya suatu metode harus divalidasi, ketika: 1 metode baru dikembangkan untuk mengatasi problem analisis tertentu UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2 metode yang sudah baku direvisi untuk menyesuaikan perkembangan atau karena munculnya suatu problem yang mengarahkan bahwa metode baku tersebut harus direvisi 3 penjaminan mutu yang mengindikasikan bahwa metode baku telah berubah seiring dengan berjalannya waktu 4 metode baku digunakan di laboratorium yang berbeda, dikerjakan oleh analis yang berbeda, atau dikerjakan dengan alat yang berbeda 5 untuk mendemonstrasikan kesetaraan antar 2 metode, seperti antara metode baru dan metode baku Gandjar, 2007. Adapun parameter-parameter tersebut adalah: a Akurasi Accuracy b Presisi Precision c Selektivitas Specificity d Linearitas Linearity dan Rentang range e Batas kuantitas Limit of Detection dan Batas Deteksi Limit of Quantification Parameter tersebut adalah: a Akurasi Accuracy Akurasi adalah hasil penetapan yang diperoleh dengan hasil sebenarnya. Akurasi dinyatakan sebagai hasil perolehan kembali dari unit analit yang ditambahkan. Cara penentuan akurasi dapat dilakukan dengan cara absolut dan cara audisi. Syarat akurasi yang baik: 98-102, untuk sampel hayati biologis atau nabati: ± 10. Beberapa pendapat mengatakan antara 96-105 dan beberapa berpendapat antara 80-120. Hal ini dikarenakan semakin kompleks penyiapan sampel dan semakin sulit metode analisis yang digunakan, maka nilai perolehan kembali yang diperbolehkan semakin rendah atau kisarannya semakin lebar. Perhitungannya sebagai berikut: .................2.4 Dianjurkan untuk melakukan penentuan akurasi dengan 5 konsentrasi berbeda Harmita, 2006. b Presisi Precision UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Presisi adalah ukuran yang menunjukkan derajat kesesuaian antara hasil uji individual, diukur melalui penyebaran hasil individual dari rata-rata jika prosedur diterapkan secara berulang pada sampel-sampel yang diambil dari campuran yang homogen. Presisi diukur sebagai simpangan baku atau simpangan baku relative koefisien variasi. Presisi dapat dinyatakan sebagai keterulangan repeatablility atau ketertiruan reproducibility. Kriterian seksama diberikan jika metode memberikan simpangan baku relative atau koefisien variasi 2 atau kurang. Presisi dapat dihitung dengan cara sebagai berikut: a. Hasil analisis adalah x 1 , x 2 , x 3 , x 4 ,…….x n Maka simpangan bakunya adalah: ………………………………………2.5 b. Simpangan baku relative atau koefisien variasi KV adalah : ……………………………..………..2.6 dimana : SB = Simpangan baku KV = Koefisien variansi X = Konsentrasi rata-rata larutan standar terukur Harmita, 2006 c Selektivitas Specificity Selektivitas atau spesifisitas suatu metode adalah kemampuannya yang hanya mengukur zat tertentu saja secara cermat dan seksama dengan adanya komponen lain yang mungkin ada dalam matriks sampel. Selektivitas seringkali dapat dinyatakan sebagai derajat penyimpangan degree of bias metode yang dilakukan terhadap sampel yang mengandung bahan yang ditambahkan berupa cemaran, hasil urai, senyawa sejenis, senyawa asing lainnya, dan dibandingkan terhadap hasil analisis sampel yang tidak mengandung bahan lain yang ditambahkan. Pada metode analisa yang melibatkan kromatografi, selektivitas ditentukan melalui perhitungan daya resolusi Rs. Pemisahan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta kromatogram yang baik diperoleh bila nilai resolusinya lebih besar dari 1,5 Harmita, 2006. d Linearitas dan Rentang Linearitas adalah kemampuan metode analisis yang memberikan respon yang secara langsung atau dengan bantuan transformasi matematik yang baik, proporsional terhadap konsentrasi analit dalam sampel. Rentang metode adalah pernyataan batas rendah dan tinggi analit yang sudah ditunjukkan dapat ditetapkan dengan akurasi , presisi, dan linearitas yang dapat diterima. Penentuan linearitas dalam praktek, digunakan satu seri larutan yang berbeda konsentrasinya antara 50-150 kadar analit dalam sampel. Di dalam pustaka, sering ditemukan rentang konsentrasi yang digunakan antara 0-200. Jumlah sampel yang dianalisis sekurang- kurangnya delapan buah sampel blanko. Sebagai parameter adanya hubungan linier digunakan koefisien korelasi r pada analisis regresi linier Y = a + bx. Untuk memperoleh nilai a dan b digunakan metode kuadrat terkecil least square : ………………………………......…………2.7 ……………..……………………..…………..2.8 Linieritas ditentukan berdasarkan nilai koefisien r [ ] .......…………………..………..2.9 Hubungan linear yang ideal dicapai jika nilai b= 0 dan r = +1 atau – 1 bergantung pada arah garis. Sedangkan nilai a menunjukkan kepekaan analisis terutama instrument yang digunakan. Parameter lain yang harus dihitung adalah simpangan baku residual Sy. √ ………………………………………………..……..2.10 Dimana Y’ = a +bx……………….……………………..……………………2.11 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Sxo = ……………………………………………………...….......2.12 Vxo = Sxo x ……………………………………...…...……….2.1γ Sxo = standar deviasi dari fungsi Vxo = koefisien Variasi dari fungsi e Batas Deteksi dan Batas Kuantitasi Batas deteksi didefinisikan sebagai konsentrai analit terendah dalam kuantitasi. Batas deteksi merupakan batas uji yang secara spesifik menyatakan apakah analit di atas atau di bawah nilai tertentu. Batas kuantitasi merupakan parameter pada analisis renik dan diartikan sebagai kuantitas terkecil analit dalam sampel yang masih dapat memenuhi kriteria cermat dan seksama. Pada analisis instrument batas deteksi dapat dihitung dengan mengukur respon blanko beberapa kali lalu dihitung simpangan baku respon blanko dan formula Harmita, 2006.

2.8. Teknik Sampling